JABARCENNA.COM | Portal Berita Jabar Katanya


KUNINGAN | JABARCENNA.COM,- Sejumlah puluhan perempuan yang tergabung dalam Relawan Emak-emak Dapil 2 wilayah pemilahan Kab. Kuningan. Melaksanakan aksi sederhana dengan penyisiran baliho pasangan M. Ridho Suganda – H. Kamdan. Mulai dari jalur Jalan Nasional Jalaksana, Kecamatan Cigugur, Kadugede, Nusaherang dan Darma.

Hal ini merupakan reaksi atas baliho yang dicoreti oleh pihak tidak bertanggungjawab kepada calon wakil bupatinya yakni H. Kamdan. Relawan Emak-emak, merasa ikut tersulut alam kebatinannya dan berupaya turut serta menjaga dari tangan-tangan jahil. Ini semacam patroli yang digagas oleh Panglima Perangnya Laksamana Ibrohim dari Desa Padamenak Kec. Jalaksana.

“Patroli baliho itu merupakan dampak dari aksi curat coret oleh pihak yang takut kalah dalam Pilkada. Jadi berusaha mendeskriditkan Paslon yang mendapat dukungan kuat dari arus masyarakat. Khususnya Emak-emak di Kab. Kuningan. Mereka terus bergerak secara senyap berkunjung dari satu pintu ke pintu lain,” ungkap Ibrohim.

Alat peraga kampanye (APK), sambung Ibrohim, merupakan identitas yang tidak boleh diganggu atau didzalimi. Sebab jika diganggu, sama saja membangunkan harimau tidur. Pihaknya selama ini merasa nyaman. Sehingga pergerakannya lebih cenderung door to door. Bukan memanfaatkan fasilitas pemerintah.

Setelah ada kejadian, masih kata Ibrohim, relawan emak-emak tersadarkan. Ternyata ada identitas atau harga diri yang dikoyak. Mereka pun berembug melakukan kegiatan untuk menjaga marwah itu. Akhirnya, ada kesepakatan untuk patroli. Patroli ini salain untuk menjaga marwah, juga melaksanakan perbaikan.

Ibrahim pun memberikan contoh, “Baliho yang disobek diganti dengan baliho baru. Jika ada yang roboh dibetulkan pemasangannya. Sehingga keadaannya lebih baik dan tidak ada pihak yang melakukan tindakan tidak terpuji.”

Yoan Ridho Suganda, di tempat terpisah menyampaikan bahwa kewenangan relawan membantu melancarkan apa yang sudah digariskan dalam program kerja pasangan M. Ridho Suganda dengan H. Kamdan. Memang diakui dirinya, tugas relawan cukup berat. Namun mereka bekerja secara sukarela tanpa pamrih.

“Relawan itu dahsyat. Kami berada di posisi sekarang, selain peran partai juga dibantu relawan yang bekerja siang malam. Saya sekarang bekerja melebihi aparatur sipil negara, jam kerjanya. Bayangkan saja, 10 titik minimal kadang lebih dari itu, berangkat pagi pulang tengah malam. Itu pun masih menerima tamu di rumah,” paparnya.

Ketika relawan ikut bekerja keras, masih kata Yoan, terus yang didukungnya mendapat gangguan dari pihak lain. Baik berupa perusakan APK, pemberitaan yang menyudutkan, wajar mereka tersentuh mata batinnya.

“Pilkada seharusnya dilaksanakan dengan riang gembira, bukan saling menyudutkan dan memprovokasi tidak benar. Fair fair saja, namanya juga berkompetisi. Jika saling memprovokasi maka akan terjadi gesekan di arus bawah. Hal ini harus dicegah sebelum terjadi,” tegasnya. (Dedi J)***


KUNINGAN | JABARCENNA.COM,- Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Persatuan Tuna Netra Indonesia (PERTUNI) Kabupaten Kuningan, Budi Hidayah, mengungkapkan kekecewaannya terhadap pasangan calon (paslon) nomor urut 1, Dirahmati, yang tidak hadir dalam acara podcast interaktif bertemakan Kuningan Pasti Mendesak Calon (Kupas Melon). Acara ini diselenggarakan di Aula Jehans Coffe Hotel, Kuningan, dan bertujuan sebagai wadah dialog antara komunitas disabilitas dengan para calon pemimpin. Pada Sabtu sore (12/10/24)

Budi menyampaikan bahwa ketidakhadiran paslon Dirahmati membuatnya kecewa, terutama karena acara tersebut penting untuk mendiskusikan program-program yang akan menyentuh penyandang disabilitas.

"Saya sangat kecewa karena paslon nomor urut 1 tidak menghadiri satu pun acara yang kami adakan, padahal setelah acara ini ada kegiatan lain di Hotel Horison," ujarnya.

Menurut Budi, sebagai komunitas disabilitas, mereka seharusnya mendapatkan perhatian dan prioritas lebih dari calon pemimpin yang akan mereka pilih.

"Kami merasa diabaikan. Seharusnya, kami sebagai penyandang disabilitas diprioritaskan dalam acara seperti ini, tetapi kenyataannya mereka memilih hadir di acara lain," tambahnya.

Paslon Dirahmati memang mengutus juru bicara, Abdul Jalil, untuk hadir dalam acara tersebut. Namun, Budi menyayangkan sikap tidak sopan yang ditunjukkan oleh juru bicara tersebut.

"Jubir tersebut datang terlambat dan memperlihatkan sikap yang tidak pantas dengan menunjuk-nunjuk moderator, Deni Panglong. Ini sangat tidak sopan, apalagi dilakukan di depan umum," tegas Budi.

Insiden ini terjadi ketika moderator menanyakan program-program apa yang akan disiapkan paslon Dirahmati untuk penyandang disabilitas. Abdul Jalil tampak tersinggung dengan pertanyaan tersebut, lalu bereaksi seakan marah dan sambil menunjuk-nunjuk ke arah moderator.

"Tindakan tersebut sangat merendahkan dan tidak menghargai. Sebagai juru bicara, seharusnya dia bersikap lebih sopan dan profesional," lanjut Budi.

Tindakan Abdul Jalil yang menunjuk-nunjuk dan memperlakukan moderator secara tidak hormat dianggap Budi sebagai bentuk pelecehan terhadap penyandang disabilitas. Tindakan tersebut, menurut Budi, melanggar Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, yang menjamin perlakuan yang setara dan penghormatan terhadap martabat penyandang disabilitas dalam kehidupan sosial dan publik.

Undang-undang tersebut melarang segala bentuk diskriminasi terhadap penyandang disabilitas, baik secara fisik, verbal, maupun sosial.

"Hak kami untuk dihormati sudah dilindungi oleh undang-undang, dan tindakan semacam ini seharusnya tidak boleh terjadi, terutama di ruang publik," jelas Budi.

Budi berharap, ke depannya, para calon pemimpin lebih memperhatikan hak-hak dan kebutuhan penyandang disabilitas.

"Kami berharap para calon pemimpin bisa lebih menghargai dan memahami kami, komunitas disabilitas, serta bersikap lebih inklusif dalam program dan kebijakan yang akan mereka buat," harapnya.

Acara yang dihadiri oleh komunitas disabilitas ini berlangsung selama dua jam dan diikuti oleh berbagai peserta dari Kabupaten Kuningan. (Angga)


KUNINGAN | JABARCENNA.COM,- Relawan Tempur Sajati yang dibina Adrian Purnama (anaknya H. Acep Purnama) melaksanakan sosialiasi ke masyarakat dengan cara unik. Yakni Jumat Berkah, dengan cara membagikan makanan kepada pengendara motor, pejalan kaki, dan mobil. Dalam program tersebut tidak ketinggalan mengajak untuk memilih pasangan M. RIdho Suganda dan H. Kamdan.

Selain berupa ajakan juga memberikan stiker bergambar Paslon M. RIdho Suganda – H. Kamdan. Tujuannya selain merasakan manfaat juga untuk mudah diingat dan memberikan kebanggaan. Kegiatan pertama kali ini dilaksanakan di empat lokasi yakni Jalan Pramuka Lembur Sukun Kel. Purwawinangun.

Disambung ke Martadinata sampai ke Ancaran. Sedangkan ke arah barat jalan Cigugur, Sukamulya. Kegiatan ini cukup mengundang banyak massa yang antusias. Selain menerima makanan, juga ada yang mengungkapkan bahwa kegiatan “Jumat Berkah” jarang sekali dilaksanakan di Kab. Kuningan dan ini mendapatkan dukungan agar dilaksanakan secara rutin.

“Saya pendukung Ridho, karena dulu pernah bertemu dan pendukung bapak-nya Aang Hamid Suganda. Dan sampaikan salam saya ke Pa Ridho yah,” ucap seorang Kakek setelah menerima sebungkus nasi.

Asep Safari, Panglima Tempur Sajati mengungkapkan bahwa program ini akan berlanjut setiap minggu sekali setiap hari Jum’at. Tempatnya pun tidak hanya di wilayah perkotaan saja namun akan merembes sampai ke wilayah lain, seperti CIlimus, Luragung, Ciawigebang, Kadugede bahkan mungkin di luar itu.

“Program kami cukup sederhana, dan mudah-mudahan tidak ditiru oleh pihak lain. Sebab meniru itu mudah. Namun gagasan awal merupakan hasil jerih payah pemikiran siang malam dan berdiskusi dengan tim relawan. Sehingga menghasilkan keputusan seperti ini. Mungkin di tempat lain banyak yang melaksanakan, tapi di Kuningan baru tim Tempur Sajati,” paparnya.

Adrian Purnama, mengungkapkan bahwa setiap program itu tidak hanya dalam kata-kata. Tapi harus sesuai dengan praktek di lapangan. Mungkin teori banyak, namun jarang sekali antara rencana dengan praktek berjalan beriringan. Selain memperkenalkan M. RIdho Suganda yang mungkin saja belum tersentuh oleh relawan lainnya.

Pihaknya melaksanakan sosialisasi dengan setiap orang yang bertemu di jalan. Sebab dasar pemikirannya sederhana sekali. Jalan itu muara aktifitas orang dari pelbagai arah. Karakternya pun berbeda-beda, ada yang skeptis, ada yang peduli. Bahkan tidak jarang di jalan tidak saling berkomunikasi.

“Nah, ketika tidak saling berkomunikasi di jalan. Kita berusaha menyapa. Dan Alhamdulillah ternyata mendapat respon yang baik,” ucapnya. (Dedi J)


KUNINGAN | JABARCENNA.COM,- Relawan Sadulur Acep Purnama yang bertempat di Kel. Winduherang Kec. Cigugur melaksanakan pertemuan dengan Yoan RIdho Suganda, istri dari M. RIdho Suganda Calon Bupati Kuningan periode 2024 – 2029. Pertemuan mereka didesain dialog tatap muka. Sekaligus menyerap aspirasi yang berkembang di masyarakat.

Kendati kegiatan Yoan, jarang terekam di media masa aktifitasnya selama ini. Namun ia tetap melaksanakan kunjungan atau pertemuan dari kampung ke kampung, dari desa ke desa untuk memastikan arah dukungan masyarakat kepada suaminya yang tengah berkempetisi dalam Pilkada yang dihelat tanggal 27 Nopember mendatang.

“Saya harus blusukan ke setiap desa, sehari minimal 12 titik,” ucap Yoan.

Pertemuan dengan warga, sambungnya, bervariasi ada dengan cara tatap muka dan menyerap aspirasi. Ada melalui pengajian bankan olahraga. Namun kegiatan pengajiannya tidak bertempat di masjid tapi pengjiannya di rumahan. “Saya kan taat aturan. Kita menghormati aturan yang dibuat KPU, makanya selalu menolak kalau dilaksanakan di tempat-tempat yang dilarang,” tegasnya.

Berdasarkan pantauan di lapangan, Yoan melaksanakan kegiatannya memanfaatkan rumah atau halaman rumah masyarakat dengan tenda. Hal ini menunjukan fatsun politiknya yang baik. Tidak memaksakan di aula kantor milik pemerintah. Seperti baru-baru ini masyarakat dapil dua mendeklarasikan dukungannya dilaksanakan di sebuah rumah makan yang memiliki aula berdaya tampung banyak orang.

Handy Ramadhan, salah seorang Relawan Sadulur Acep Purnama mengungkapkan bahwa masyarakat di Kelurahan Winduherang merupakan basis PDIP. Dirinya berharap, dapat menjaga dan memelihara konstituen dengan baik. Apalagi dirinya berpengalaman bekerja dengan H. Acep Purnama pada Pilkada Tahun 2019.

“Meski pa RIdho pernah ke sini (Winduherang-red) namun rasanya belum afdol. Sebab di sini banyak relawan yang berasal dari ema-ema. Apalagi punya hubungan emosional yang baik dengan Pa Acep maupun Bu Ika (istrinya Pa Acep) jadi tidak mudah untuk pindah ke lain hati. Jika ada yang tergoda mendukung pihak lain. Sepertinya sekarang kembali lagi ke jalur yang benar,” paparnya. (Dedi J)***
Diberdayakan oleh Blogger.