JABARCENNA.COM | Portal Berita Jabar Katanya


KUNINGAN | JABARCENNA. COM,-
Demi menjalankan roda kepengurusan organisasi, adanya sarana dan prasarana sangat diperlukan guna menjalankan AD/ART yang ada. Berjalannya sistem dalam hal kepengurusan badan ataupun lembaga sangat berpengaruh terhadap semua aspek yang ada. Namun lain hal berbeda dengan salah satu kepengurusan BPD Desa Susukan. Mengingat keinginan untuk mempunyai sarana prasarana seperti halnya kantor kesekretariatan hal tersebut belum juga terwujud.

Riuh dan keresahan pun terjadi di tubuh Badan Permuswarata Desa (BPD) Desa Susukan Kecamatan Cipicung Kuningan. Sesuai informasi yang didapat bahwa keinginan adanya hal tersebut belum juga didengar atau direalisasikan oleh pihak Desa.

"Kami mengharapkan adanya kantor BPD, dan sudah berapa kali kita sampaikan kepada pihak desa dan itu hanya di dengar saja" ucap A Jatrawan SH Selaku Wakil Ketua BPD

Kami merasa pihak desa mengesampingkan hal yang sudah selayaknya itu ada. Jadi kami merasa kepala desa itu tidak respon dengan permasalahan yang ada, lanjutnya

"Padahal permasalahan terkait kebutuhan kantor ini sudah sering di bahas dan disampaikan oleh pihak BPD, tapi kenapa sampai dengan sekarang ini masih belum juga di realisasikan keinginan tersebut. Kami sangat kecewa dengan sistem yang ada di desa" pungkasnya. /WN


KUNINGAN | JABARCENNA.COM,-Permasalahan Organisasi Korp Pegawai Republik Indonesia (Korpri), belum berhenti. Sepertinya terus berkembang. Banyak pernyataan dan pertanyaan yang begulir di masyarakat tapi belum tuntas jawabannya. Seolah-olah kekisruhan pengelolaan keuangan Korpri umpama gunung es yang dibiarkan runtuh sendiri.

Hal ini mengundang semakin komplek persoalannya baik di kalangan anggota Korpri di dinas intansi, maupun kalangan pensiunan ASN Kab. Kuningan. Hal ini pun membuat trus semakin menurun terhadap kemampuan manajerial organisasi itu. Dipandang adanya ketidakbermanfaatan setiap pengurus yang menjabat. Keuntungan pun hanya diperoleh segelintir pengurus.

Manap Suharnap, Ketua Gibas Resrot Kuningan membuat pernyataan keprihatinan atas pengelolaan keuangan Korpri yang berasal dari iuran anggotanya perbulan. Terlebih persoalan dana usaha kesejahteraan abdi negara (Ukan) sebesar 5 ribu rupiah perbulan. Jika dihitung sejak tahun 2020 – 2025 saja jumlahnya tidak sedikit.

“Saya prihatian, seprihatin-prihatinnya atas polemik dana Ukan yang tidak jelas. Apalagi sampai saat ini belum ada laporan pertanggungjawaban Saudara Dian Rahmat Yanuar sebagai Ketua Korpri. Minimal pelaporan periode 2020-2025, sebelum memutuskan mundur dan mencalonkan dirinya sebagai Calon Bupati Kuningan,” ucapnya.

Sambungnya, bukankah pelaporan pertanggungjawaban keuangan itu disampaikan oleh Ketua Korpri? Karena belum ada pertanggungjawaban maka dengan sendirinya menuai konflik di kemudian hari. Ini harus clear and clean, jangan menuai persoalan yang membuat para abdi negara bertanya-tanya dan tak ada jawabannya.

“Selain itu, pernyataan Beni Priharyanto Plt. Ketua Korpri selepas Dian Rahmat Yanuar hanya menjelaskan secara normatif. Tidak menjelaskan keingin tahuan publik juga para abdi negara terhadap penggunaan Ukan secara spesifik. Bukan hanya menjelaskan tentang pengembalian dana iuran sebesar 5 ribu rupiah kepada ASN yang pensiun,” paparnya.

Anehnya, masih kata Manaf, Beni tidak menjelaskan bagaimana warung serba ada (Waserda) Korpri dan Kopi Buku yang terbengkalai dan ambruk pengelolaannya. Bagaimana pertanggungjawaban atas kebangkrutan dua jenis usaha Korpri tersebut? Dan bagaimana menjelaskan isyu dana Korpri yang dipinjamkan kepada pihak ketiga?

“Sumber permodalan dari Waserda, Kopi Buku dan pinjaman ke pihak ketiga tentu ada laba yang diperoleh. Berapa modal yang digunakan dan sampai kapan kembali? Apabila terjadi pailit siapa yang bertanggung jawab? Apakah semua PNS yang dipungut iurannya atau pihak pengurus Korpri itu sendiri yang mengganti. Apabila ada keuntungan, apakah keuntungan itu diberikan kepada para ASN di Kabupaten Kuningan?” ucapnya penuh tanya.

Manap pun berharap, “Pihak penegak hukum ambil bagian dalam pelurusan uang Korpri yang tidak jelas penggunaannya. Kasian kepada 11.457 ASN yang sudah menyisihkan pendapatannya. Namun hasil keringatnya jika terjadi penyalahgunaan dalam manajerialnya,” pungkasnya. (TM)


KUNINGAN | JABARCENNA. COM,-
Adanya pelarangan liputan sebagian wartawan dalam debat publik calon bupati dan wakil bupati Kuningan di hotel horizon Minggu (3/11/2024) menjadi kekecewaan bagi pemegang kartu liputan daerah ( KARLIPDA ).

Padahal sudah jelas dengan dikeluarkannya KARLIPDA oleh Pemda Kuningan melalui diskominfo agar wartawan bisa mengakses sebuah informasi. Namun nyatanya tetap saja pemegang KARLIPDA tidak berlaku bagi KPU .

Hal ini seperti dialami wartawan Bokor dan wartawan koran intijaya ketika hendak meliput pada debat publik calon bupati dan wakil bupati Kuningan di Hotel horizon pada Minggu malam tidak diberi akses dengan alasan sudah di atur KPU.

Dengan adanya pelarangan liputan bagi pemegang KARLIPDA di KPU membuat sebagian wartawan khususnya wartawan yang tergabung dalam Forwades dan Aliansi wartawan Indonesia mempertanyakan fungsi dan peran Diskominfo .

" Apakah diskominfo terkoneksi dengan KPU Kuningan , itulah pertanyaan besar kami " ujar bule,

Sambungnya, kami Forwades akan membakar Kartu KARLIPDA didepan kantor diskominfo, percuma tiada arti ini , atau KPU sangat sakti sehingga tidak menghiraukan himbauan pemda soal keterbukaan informasi publik./Iwan


KUNINGAN | JABARCENNA.COM,- Gawagis Kuningan, merupakan kumpulan putra kiai muda dari berbagai pondok pesantren di Kabupaten Kuningan paska deklarasi. Tidak tinggal diam. Justru memperlihatkan ekistensinya di lapangan. Bekerja keras menyosialisasikan pasangan M. Ridho Suganda – H. Kamdan ke masyarakat. Bentuk sosialisasinya beragam, tidak monoton.

Hal ini memberikan motivasi bagi Kiai Muda sebab mereka diterima di masyarakat. Sebab M. RIdho Suganda, sebelumnya sudah dikenal warga masyarakat sebagai Wakil Bupati. Sehingga ketika disampaikan maka mereka langsung megnetahuinya. Kendati demikian, kendala di lapangan tetap ada sebab Paslon yang nyalon ada tiga.

Menurut Uus Syihabuddin Ketua Gawagis mengungkapkan bahwa Gawagis sangat kompak. Mereka bahu membahu mendatangi rumah-rumah penduduk. Menyapa dan meperkenalkan M. Ridho Suganda dan H. Kamdan supaya lebih yakin dalam menentukan sikap pilihannya tanggal 27 Nopmber mendatang. Jadi tidak datang ke TPS bertanya-tanya kepada pihak yang akan menyesatkan.

“Pencoblosan kan sebantar lagi, tinggal menghitung hari. Namun masyarakat harus dimantapkan memilih pasangan M. RIdho Suganda dan H. Kamdan. Dan jangan salah mencoblos. Kertas suara yang didapat dari KPPS itu satu dibuka, dua dicoblos, ketiga dilipat dan masukan ke dalam kotak. Kita praktekan cara itu supaya diingat,” paparnya.

Supaya ketetapan hati masyarakat terjaga, sambung Uus, pihaknya menempelkan stiker di setiap jendela atau rumah warga. Tujuannya apa, ketika mereka membuka pintu yang dilihat adalah gambar Ridho – Kamdan. Begitu pula ketika membuka jendela, pasti Ridho Kamdan Nomor 2. Jadi mereka tidak akan keliru menyoblosnya pada saatnya nanti.

Selain melakukan hal tersebut, kata Uus, pihaknya juga melaksanakan pengajian, dzikir bersama, supaya M. RIdho Suganda mendapatkan pertolongan Allah SWT. Ketika berjihad di jalan Allah dalam menegakan Amarmuf Naihi Munkar dengan cara mengalonkan sebagai pemimpin umat. Setiap pesantren tentunya mendukungnya.

“Pemimpin yang amanah adalah pemimpin yang mengedepankan keteladanan yang akan membawa umat tenang bukan gelisah dalam menjalani hidup kehidupannya. Serta menjalankan ibadahnya,” pungkasnya. (Dedi J)

Diberdayakan oleh Blogger.