JABARCENNA.COM | Portal Berita Jabar Katanya


KUNINGAN | JABARCENNA.COM,- Ratusan warga, khususnya kaum perempuan di Desa Parung dan Karanganyar Kecamatan Darma dan Pasar Ciwaru Kec. Ciwaru tumpah ke jalan. Menyambut antusias M. Ridho Suganda Calon Bupati Kuningan dari PDIP yang datang tanpa sepengetahuan warga setempat. Apalagi menuju tempat itu dalam rangka Karim menggunakan kendaraan motor, merupakan cara nyeleneh.

Kenyelenehan lainnya, M. RIdho Suganda melakukan foto bersama dengan simpatisannya di Posko pemenangan Paslon Nomor 1 Dirahmatin juga baliho mereka. Bukan di posko atau baliho dirinya sendiri. Meski sedikiti provokatif, gayanya itu mengundang simpati masyarakat pendukung paslon lain dan menyatakan beralih dukungan ke Paslon Nomor 2.

Bah Surip salah seorang tokoh di Desa Karanganyar Kec. Darma mengungkapkan kegeramannya. Dirinya tidak terima, jika hasil survei di Kecamatan Darma dianggap pendukung Nomor 1 (Dirahmatin). Ia mengaku kecewa dan marah atas info itu, sehingga dia mengundang M. RIdho Suganda datang ke tempatnya.

“Saya ingin membuktikan bahwa Kecamatan Darma, bukan pendukung Paslon tetangga. Saya dari dulu sampai sekarang tetap Banteng. Masyarakat pun tetap banteng. Kenapa ada tudingan kami pendukung lain. Betul-betul mengecewakan semua survey. Seolah-olah dukungan kami ke Pa Ridho tidak dianggap alias dilecehkan,” ucapnya dengan nada tinggi.

Bentuk kejengkelan pendukung RIdho, sambung Bah Surip, dirinya memberikan pemahaman kepada relawan pendukung sebelah untuk kembali ke jalan yang benar. Sebab mereka pada dasarnya memiliki idiologi partai yang sama. Namun entah gara-gara rayuan gombal berbalik arah.

“Sekarang Alhamdulillah mereka telah bertobat dan kembali ke jalan yang di-Ridhoi,” paparnya.

Sementara di tempat terpisah, masyarakat Pasar Ciwaru dikejutkan kedatangan M. Ridho Suganda secara mendadak. Membuat mereka terkesima dan terkaget-kaget. Namun kejadian itu tidak berlangsung lama. Entah siapa yang memulai atau memberitahu kepada masyarakat lain bahwa ada calon bupati datang.

Dalam waktu sekejap, ratusan emak-emak datang dan mengajak salaman bahkan tidak sungkan meminta foto bersama. Kerumunan emak-emak mengundang pula puluhan kaum lelaki yang secara spontan datang dan basa basi sebentar.

Mereka pun mengucapkan terima kasih kepada M. Ridho Suganda yang berkenan hadir di tengah masyarakat sedang istirahat paska melakukan aktifitasnya sehari-hari. Kendati tanpa persiapan matang. Pertemuan di rumah salah satu warga dapat berlangsung secara meriah. Tanya jawab tanpa protokoler berlangsung secara alamiah.

Banyak pertanyaan tentang misi, visi dirinya ketika amanah itu diberikan kepada M. Ridho Suganda. Apa yang akan dikerjakan dengan persoalan kemiskinan ekstrem, stanting, bahkan lesunya perekonomian sekarang. Bahkan ada anggapan di masyarakat Kuningan gagal bayar dan menanggung hutang yang besar.

“Saya ingin mengajak Bapak dan Ibu, hayu kita bersatu padu untuk bekerja keras di masa depan. Kita ingin program pemerintah mendatang lebih fokus pada peningkatan produk domestik brutto (PDB). Artinya pendapatan masyarakat meningkat baik sektor pertanian, perdagangan, jasa keuangan maupun jasa konstruksinya,” ucap M. Ridho Suganda. (Dedi J) ***


KUNINGAN | JABARCENNA.COM,- Sejumlah puluhan perempuan yang tergabung dalam Relawan Emak-emak Dapil 2 wilayah pemilahan Kab. Kuningan. Melaksanakan aksi sederhana dengan penyisiran baliho pasangan M. Ridho Suganda – H. Kamdan. Mulai dari jalur Jalan Nasional Jalaksana, Kecamatan Cigugur, Kadugede, Nusaherang dan Darma.

Hal ini merupakan reaksi atas baliho yang dicoreti oleh pihak tidak bertanggungjawab kepada calon wakil bupatinya yakni H. Kamdan. Relawan Emak-emak, merasa ikut tersulut alam kebatinannya dan berupaya turut serta menjaga dari tangan-tangan jahil. Ini semacam patroli yang digagas oleh Panglima Perangnya Laksamana Ibrohim dari Desa Padamenak Kec. Jalaksana.

“Patroli baliho itu merupakan dampak dari aksi curat coret oleh pihak yang takut kalah dalam Pilkada. Jadi berusaha mendeskriditkan Paslon yang mendapat dukungan kuat dari arus masyarakat. Khususnya Emak-emak di Kab. Kuningan. Mereka terus bergerak secara senyap berkunjung dari satu pintu ke pintu lain,” ungkap Ibrohim.

Alat peraga kampanye (APK), sambung Ibrohim, merupakan identitas yang tidak boleh diganggu atau didzalimi. Sebab jika diganggu, sama saja membangunkan harimau tidur. Pihaknya selama ini merasa nyaman. Sehingga pergerakannya lebih cenderung door to door. Bukan memanfaatkan fasilitas pemerintah.

Setelah ada kejadian, masih kata Ibrohim, relawan emak-emak tersadarkan. Ternyata ada identitas atau harga diri yang dikoyak. Mereka pun berembug melakukan kegiatan untuk menjaga marwah itu. Akhirnya, ada kesepakatan untuk patroli. Patroli ini salain untuk menjaga marwah, juga melaksanakan perbaikan.

Ibrahim pun memberikan contoh, “Baliho yang disobek diganti dengan baliho baru. Jika ada yang roboh dibetulkan pemasangannya. Sehingga keadaannya lebih baik dan tidak ada pihak yang melakukan tindakan tidak terpuji.”

Yoan Ridho Suganda, di tempat terpisah menyampaikan bahwa kewenangan relawan membantu melancarkan apa yang sudah digariskan dalam program kerja pasangan M. Ridho Suganda dengan H. Kamdan. Memang diakui dirinya, tugas relawan cukup berat. Namun mereka bekerja secara sukarela tanpa pamrih.

“Relawan itu dahsyat. Kami berada di posisi sekarang, selain peran partai juga dibantu relawan yang bekerja siang malam. Saya sekarang bekerja melebihi aparatur sipil negara, jam kerjanya. Bayangkan saja, 10 titik minimal kadang lebih dari itu, berangkat pagi pulang tengah malam. Itu pun masih menerima tamu di rumah,” paparnya.

Ketika relawan ikut bekerja keras, masih kata Yoan, terus yang didukungnya mendapat gangguan dari pihak lain. Baik berupa perusakan APK, pemberitaan yang menyudutkan, wajar mereka tersentuh mata batinnya.

“Pilkada seharusnya dilaksanakan dengan riang gembira, bukan saling menyudutkan dan memprovokasi tidak benar. Fair fair saja, namanya juga berkompetisi. Jika saling memprovokasi maka akan terjadi gesekan di arus bawah. Hal ini harus dicegah sebelum terjadi,” tegasnya. (Dedi J)***


KUNINGAN | JABARCENNA.COM,- Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Persatuan Tuna Netra Indonesia (PERTUNI) Kabupaten Kuningan, Budi Hidayah, mengungkapkan kekecewaannya terhadap pasangan calon (paslon) nomor urut 1, Dirahmati, yang tidak hadir dalam acara podcast interaktif bertemakan Kuningan Pasti Mendesak Calon (Kupas Melon). Acara ini diselenggarakan di Aula Jehans Coffe Hotel, Kuningan, dan bertujuan sebagai wadah dialog antara komunitas disabilitas dengan para calon pemimpin. Pada Sabtu sore (12/10/24)

Budi menyampaikan bahwa ketidakhadiran paslon Dirahmati membuatnya kecewa, terutama karena acara tersebut penting untuk mendiskusikan program-program yang akan menyentuh penyandang disabilitas.

"Saya sangat kecewa karena paslon nomor urut 1 tidak menghadiri satu pun acara yang kami adakan, padahal setelah acara ini ada kegiatan lain di Hotel Horison," ujarnya.

Menurut Budi, sebagai komunitas disabilitas, mereka seharusnya mendapatkan perhatian dan prioritas lebih dari calon pemimpin yang akan mereka pilih.

"Kami merasa diabaikan. Seharusnya, kami sebagai penyandang disabilitas diprioritaskan dalam acara seperti ini, tetapi kenyataannya mereka memilih hadir di acara lain," tambahnya.

Paslon Dirahmati memang mengutus juru bicara, Abdul Jalil, untuk hadir dalam acara tersebut. Namun, Budi menyayangkan sikap tidak sopan yang ditunjukkan oleh juru bicara tersebut.

"Jubir tersebut datang terlambat dan memperlihatkan sikap yang tidak pantas dengan menunjuk-nunjuk moderator, Deni Panglong. Ini sangat tidak sopan, apalagi dilakukan di depan umum," tegas Budi.

Insiden ini terjadi ketika moderator menanyakan program-program apa yang akan disiapkan paslon Dirahmati untuk penyandang disabilitas. Abdul Jalil tampak tersinggung dengan pertanyaan tersebut, lalu bereaksi seakan marah dan sambil menunjuk-nunjuk ke arah moderator.

"Tindakan tersebut sangat merendahkan dan tidak menghargai. Sebagai juru bicara, seharusnya dia bersikap lebih sopan dan profesional," lanjut Budi.

Tindakan Abdul Jalil yang menunjuk-nunjuk dan memperlakukan moderator secara tidak hormat dianggap Budi sebagai bentuk pelecehan terhadap penyandang disabilitas. Tindakan tersebut, menurut Budi, melanggar Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, yang menjamin perlakuan yang setara dan penghormatan terhadap martabat penyandang disabilitas dalam kehidupan sosial dan publik.

Undang-undang tersebut melarang segala bentuk diskriminasi terhadap penyandang disabilitas, baik secara fisik, verbal, maupun sosial.

"Hak kami untuk dihormati sudah dilindungi oleh undang-undang, dan tindakan semacam ini seharusnya tidak boleh terjadi, terutama di ruang publik," jelas Budi.

Budi berharap, ke depannya, para calon pemimpin lebih memperhatikan hak-hak dan kebutuhan penyandang disabilitas.

"Kami berharap para calon pemimpin bisa lebih menghargai dan memahami kami, komunitas disabilitas, serta bersikap lebih inklusif dalam program dan kebijakan yang akan mereka buat," harapnya.

Acara yang dihadiri oleh komunitas disabilitas ini berlangsung selama dua jam dan diikuti oleh berbagai peserta dari Kabupaten Kuningan. (Angga)


KUNINGAN | JABARCENNA.COM,- Relawan Tempur Sajati yang dibina Adrian Purnama (anaknya H. Acep Purnama) melaksanakan sosialiasi ke masyarakat dengan cara unik. Yakni Jumat Berkah, dengan cara membagikan makanan kepada pengendara motor, pejalan kaki, dan mobil. Dalam program tersebut tidak ketinggalan mengajak untuk memilih pasangan M. RIdho Suganda dan H. Kamdan.

Selain berupa ajakan juga memberikan stiker bergambar Paslon M. RIdho Suganda – H. Kamdan. Tujuannya selain merasakan manfaat juga untuk mudah diingat dan memberikan kebanggaan. Kegiatan pertama kali ini dilaksanakan di empat lokasi yakni Jalan Pramuka Lembur Sukun Kel. Purwawinangun.

Disambung ke Martadinata sampai ke Ancaran. Sedangkan ke arah barat jalan Cigugur, Sukamulya. Kegiatan ini cukup mengundang banyak massa yang antusias. Selain menerima makanan, juga ada yang mengungkapkan bahwa kegiatan “Jumat Berkah” jarang sekali dilaksanakan di Kab. Kuningan dan ini mendapatkan dukungan agar dilaksanakan secara rutin.

“Saya pendukung Ridho, karena dulu pernah bertemu dan pendukung bapak-nya Aang Hamid Suganda. Dan sampaikan salam saya ke Pa Ridho yah,” ucap seorang Kakek setelah menerima sebungkus nasi.

Asep Safari, Panglima Tempur Sajati mengungkapkan bahwa program ini akan berlanjut setiap minggu sekali setiap hari Jum’at. Tempatnya pun tidak hanya di wilayah perkotaan saja namun akan merembes sampai ke wilayah lain, seperti CIlimus, Luragung, Ciawigebang, Kadugede bahkan mungkin di luar itu.

“Program kami cukup sederhana, dan mudah-mudahan tidak ditiru oleh pihak lain. Sebab meniru itu mudah. Namun gagasan awal merupakan hasil jerih payah pemikiran siang malam dan berdiskusi dengan tim relawan. Sehingga menghasilkan keputusan seperti ini. Mungkin di tempat lain banyak yang melaksanakan, tapi di Kuningan baru tim Tempur Sajati,” paparnya.

Adrian Purnama, mengungkapkan bahwa setiap program itu tidak hanya dalam kata-kata. Tapi harus sesuai dengan praktek di lapangan. Mungkin teori banyak, namun jarang sekali antara rencana dengan praktek berjalan beriringan. Selain memperkenalkan M. RIdho Suganda yang mungkin saja belum tersentuh oleh relawan lainnya.

Pihaknya melaksanakan sosialisasi dengan setiap orang yang bertemu di jalan. Sebab dasar pemikirannya sederhana sekali. Jalan itu muara aktifitas orang dari pelbagai arah. Karakternya pun berbeda-beda, ada yang skeptis, ada yang peduli. Bahkan tidak jarang di jalan tidak saling berkomunikasi.

“Nah, ketika tidak saling berkomunikasi di jalan. Kita berusaha menyapa. Dan Alhamdulillah ternyata mendapat respon yang baik,” ucapnya. (Dedi J)
Diberdayakan oleh Blogger.