JABARCENNA.COM | Portal Berita Jabar Katanya


KUNINGAN | JABARCENNA.COM,- Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Persatuan Tuna Netra Indonesia (PERTUNI) Kabupaten Kuningan, Budi Hidayah, mengungkapkan kekecewaannya terhadap pasangan calon (paslon) nomor urut 1, Dirahmati, yang tidak hadir dalam acara podcast interaktif bertemakan Kuningan Pasti Mendesak Calon (Kupas Melon). Acara ini diselenggarakan di Aula Jehans Coffe Hotel, Kuningan, dan bertujuan sebagai wadah dialog antara komunitas disabilitas dengan para calon pemimpin. Pada Sabtu sore (12/10/24)

Budi menyampaikan bahwa ketidakhadiran paslon Dirahmati membuatnya kecewa, terutama karena acara tersebut penting untuk mendiskusikan program-program yang akan menyentuh penyandang disabilitas.

"Saya sangat kecewa karena paslon nomor urut 1 tidak menghadiri satu pun acara yang kami adakan, padahal setelah acara ini ada kegiatan lain di Hotel Horison," ujarnya.

Menurut Budi, sebagai komunitas disabilitas, mereka seharusnya mendapatkan perhatian dan prioritas lebih dari calon pemimpin yang akan mereka pilih.

"Kami merasa diabaikan. Seharusnya, kami sebagai penyandang disabilitas diprioritaskan dalam acara seperti ini, tetapi kenyataannya mereka memilih hadir di acara lain," tambahnya.

Paslon Dirahmati memang mengutus juru bicara, Abdul Jalil, untuk hadir dalam acara tersebut. Namun, Budi menyayangkan sikap tidak sopan yang ditunjukkan oleh juru bicara tersebut.

"Jubir tersebut datang terlambat dan memperlihatkan sikap yang tidak pantas dengan menunjuk-nunjuk moderator, Deni Panglong. Ini sangat tidak sopan, apalagi dilakukan di depan umum," tegas Budi.

Insiden ini terjadi ketika moderator menanyakan program-program apa yang akan disiapkan paslon Dirahmati untuk penyandang disabilitas. Abdul Jalil tampak tersinggung dengan pertanyaan tersebut, lalu bereaksi seakan marah dan sambil menunjuk-nunjuk ke arah moderator.

"Tindakan tersebut sangat merendahkan dan tidak menghargai. Sebagai juru bicara, seharusnya dia bersikap lebih sopan dan profesional," lanjut Budi.

Tindakan Abdul Jalil yang menunjuk-nunjuk dan memperlakukan moderator secara tidak hormat dianggap Budi sebagai bentuk pelecehan terhadap penyandang disabilitas. Tindakan tersebut, menurut Budi, melanggar Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, yang menjamin perlakuan yang setara dan penghormatan terhadap martabat penyandang disabilitas dalam kehidupan sosial dan publik.

Undang-undang tersebut melarang segala bentuk diskriminasi terhadap penyandang disabilitas, baik secara fisik, verbal, maupun sosial.

"Hak kami untuk dihormati sudah dilindungi oleh undang-undang, dan tindakan semacam ini seharusnya tidak boleh terjadi, terutama di ruang publik," jelas Budi.

Budi berharap, ke depannya, para calon pemimpin lebih memperhatikan hak-hak dan kebutuhan penyandang disabilitas.

"Kami berharap para calon pemimpin bisa lebih menghargai dan memahami kami, komunitas disabilitas, serta bersikap lebih inklusif dalam program dan kebijakan yang akan mereka buat," harapnya.

Acara yang dihadiri oleh komunitas disabilitas ini berlangsung selama dua jam dan diikuti oleh berbagai peserta dari Kabupaten Kuningan. (Angga)


KUNINGAN | JABARCENNA.COM,- Relawan Tempur Sajati yang dibina Adrian Purnama (anaknya H. Acep Purnama) melaksanakan sosialiasi ke masyarakat dengan cara unik. Yakni Jumat Berkah, dengan cara membagikan makanan kepada pengendara motor, pejalan kaki, dan mobil. Dalam program tersebut tidak ketinggalan mengajak untuk memilih pasangan M. RIdho Suganda dan H. Kamdan.

Selain berupa ajakan juga memberikan stiker bergambar Paslon M. RIdho Suganda – H. Kamdan. Tujuannya selain merasakan manfaat juga untuk mudah diingat dan memberikan kebanggaan. Kegiatan pertama kali ini dilaksanakan di empat lokasi yakni Jalan Pramuka Lembur Sukun Kel. Purwawinangun.

Disambung ke Martadinata sampai ke Ancaran. Sedangkan ke arah barat jalan Cigugur, Sukamulya. Kegiatan ini cukup mengundang banyak massa yang antusias. Selain menerima makanan, juga ada yang mengungkapkan bahwa kegiatan “Jumat Berkah” jarang sekali dilaksanakan di Kab. Kuningan dan ini mendapatkan dukungan agar dilaksanakan secara rutin.

“Saya pendukung Ridho, karena dulu pernah bertemu dan pendukung bapak-nya Aang Hamid Suganda. Dan sampaikan salam saya ke Pa Ridho yah,” ucap seorang Kakek setelah menerima sebungkus nasi.

Asep Safari, Panglima Tempur Sajati mengungkapkan bahwa program ini akan berlanjut setiap minggu sekali setiap hari Jum’at. Tempatnya pun tidak hanya di wilayah perkotaan saja namun akan merembes sampai ke wilayah lain, seperti CIlimus, Luragung, Ciawigebang, Kadugede bahkan mungkin di luar itu.

“Program kami cukup sederhana, dan mudah-mudahan tidak ditiru oleh pihak lain. Sebab meniru itu mudah. Namun gagasan awal merupakan hasil jerih payah pemikiran siang malam dan berdiskusi dengan tim relawan. Sehingga menghasilkan keputusan seperti ini. Mungkin di tempat lain banyak yang melaksanakan, tapi di Kuningan baru tim Tempur Sajati,” paparnya.

Adrian Purnama, mengungkapkan bahwa setiap program itu tidak hanya dalam kata-kata. Tapi harus sesuai dengan praktek di lapangan. Mungkin teori banyak, namun jarang sekali antara rencana dengan praktek berjalan beriringan. Selain memperkenalkan M. RIdho Suganda yang mungkin saja belum tersentuh oleh relawan lainnya.

Pihaknya melaksanakan sosialisasi dengan setiap orang yang bertemu di jalan. Sebab dasar pemikirannya sederhana sekali. Jalan itu muara aktifitas orang dari pelbagai arah. Karakternya pun berbeda-beda, ada yang skeptis, ada yang peduli. Bahkan tidak jarang di jalan tidak saling berkomunikasi.

“Nah, ketika tidak saling berkomunikasi di jalan. Kita berusaha menyapa. Dan Alhamdulillah ternyata mendapat respon yang baik,” ucapnya. (Dedi J)


KUNINGAN | JABARCENNA.COM,- Relawan Sadulur Acep Purnama yang bertempat di Kel. Winduherang Kec. Cigugur melaksanakan pertemuan dengan Yoan RIdho Suganda, istri dari M. RIdho Suganda Calon Bupati Kuningan periode 2024 – 2029. Pertemuan mereka didesain dialog tatap muka. Sekaligus menyerap aspirasi yang berkembang di masyarakat.

Kendati kegiatan Yoan, jarang terekam di media masa aktifitasnya selama ini. Namun ia tetap melaksanakan kunjungan atau pertemuan dari kampung ke kampung, dari desa ke desa untuk memastikan arah dukungan masyarakat kepada suaminya yang tengah berkempetisi dalam Pilkada yang dihelat tanggal 27 Nopember mendatang.

“Saya harus blusukan ke setiap desa, sehari minimal 12 titik,” ucap Yoan.

Pertemuan dengan warga, sambungnya, bervariasi ada dengan cara tatap muka dan menyerap aspirasi. Ada melalui pengajian bankan olahraga. Namun kegiatan pengajiannya tidak bertempat di masjid tapi pengjiannya di rumahan. “Saya kan taat aturan. Kita menghormati aturan yang dibuat KPU, makanya selalu menolak kalau dilaksanakan di tempat-tempat yang dilarang,” tegasnya.

Berdasarkan pantauan di lapangan, Yoan melaksanakan kegiatannya memanfaatkan rumah atau halaman rumah masyarakat dengan tenda. Hal ini menunjukan fatsun politiknya yang baik. Tidak memaksakan di aula kantor milik pemerintah. Seperti baru-baru ini masyarakat dapil dua mendeklarasikan dukungannya dilaksanakan di sebuah rumah makan yang memiliki aula berdaya tampung banyak orang.

Handy Ramadhan, salah seorang Relawan Sadulur Acep Purnama mengungkapkan bahwa masyarakat di Kelurahan Winduherang merupakan basis PDIP. Dirinya berharap, dapat menjaga dan memelihara konstituen dengan baik. Apalagi dirinya berpengalaman bekerja dengan H. Acep Purnama pada Pilkada Tahun 2019.

“Meski pa RIdho pernah ke sini (Winduherang-red) namun rasanya belum afdol. Sebab di sini banyak relawan yang berasal dari ema-ema. Apalagi punya hubungan emosional yang baik dengan Pa Acep maupun Bu Ika (istrinya Pa Acep) jadi tidak mudah untuk pindah ke lain hati. Jika ada yang tergoda mendukung pihak lain. Sepertinya sekarang kembali lagi ke jalur yang benar,” paparnya. (Dedi J)***

 

KUNINGAN | JABARCENNA.COM,- Kang Ridho Menyapa (Karim) masyarakat mendapatkan perhatian masyarakat di wilayah Kecamatan Darma. Mereka begitu antusias meski yang dilewati M. RIdho Suganda Kampung Pasir Jati, CIborelang Desa Bakom. Namun karena keluarnya di Pasar Darma, otomatis mengundang perhatian masyarakat yang berada di pasar.
Hal ini mengundang pembicaran dari mulut ke mulut dan menyebar di smartpone melalui aplikasi wacht App (WA). Sebab kedatangan Ridho selain mengajak bersalaman dan ramah tamah, juga mereka meminta foto bersama. Terutama kaum ibu. Ada yang dibuat status WA, ada pula yang dikirim kepada sanak sodaranya.

Iwan, salah seorang warga Desa Gunung Sirah Kec. Darma yang sekarang tengah bekerja di Bandung tiba-tiba menerima kiriman foto kerabatnya yang tengah berada di Pasar Darma. Ia pun merasa bangga mendapatkan foto itu meski tidak bersama dirinya. Sekarang dirinya sudah bulat mendukung pasangan Ridho-Kamdan.

“Saya sebelumnya masih ragu memilih pasangan Ridho-Kamdan. Gara-gara, dikirim foto pa Ridho saat di pasar Darma. Keraguan itu hilang. Ya ikut simpati dan bangga kepada sodara yang sudah berfoto bersama Pa Ridho. Kan masyarakat bisa salaman, bisa ngobrol meski sebentar juga istilahnya ngarasa diaku,” paparnya melalui pesan WA.

Pada kesempatan sama, M. Ridho Suganda menerima dukungan dari Komunitas Sundawani. Sebulan yang lalu, sinyal dukungan Sundawani menyala. Hal itu pernah diungkap Bisri Relawan dari Daerah Pemilihan (Dapil) V Kab. Kuningan yang kerap soan ke tokoh masyarakat tanpa lelah. Ia jalani siang dan malam bersama rekannya Yus.

Deklarasi Sundawani pun terjadi, hal ini semakin mengokohkan M. Ridho Suganda dan H. Kamdan di Dapil V semakin kuat. Pernyataan dukungan pun disampaikan Kang Mara sang Ketua Sundawani bersama para anggotanya.

“Sundawani siap bersinergi dan bekerja penuh untuk keberhasilan pasangan Ridho Suganda, H. Kamdan meraih suara terbanyak dalam Pilkada,” tegasnya.

Sundawani bekerja, sambung Kang Mara, akan mengenalkan M. Ridho Suganda dan H. Kamdan kepada masyarakat tidak hanya melalui pesan politik verbal. Namun lebih mergarah pada cara-cara Sunda yang handap asor, someah, silih rojong, silih deudeul jeung satuhu, gugon, panceg dina kayakinan.

“Urang Sunda, pan Kuningan ge Sunda. Tara kasoro ku kokoro manggih mulud. Punya idealisme kokoh sehingga tidak mudah diombang-ambing dengan rayuan yang sifatnya instan. Jati diri Kuningan ulah ka silih ku junti. Saya pun menemukan di jiwa Kang Ridho, memiliki idealisme mumpuni untuk membangun masyarakat Kuningan,” tuturnya.

M. Ridho Suganda, mengungkapkan bahwa dirinya berterima kasih atas dukungan Sundawani. Ia pun mengakui bahwa masalah kebudayaan, kesenian belum sepenuhnya menjadi priorItas dalam pembangunan. Padahal kebudayaan selayaknya menjadi pondasi dalam membangun sebuah kultur daerah.

“Dalam Undang-undang ’45 disebutkan bahwa puncak kebudayaan nasional adalah puncak kebudayaan daerah. Nah gagasan ngamumule jeung nyumebarkeun budaya, kasenian, kasajarahan sawadina meunang prioritas mangsa kahareupna. Kita harus punya patokan, Kuningan Bihari, Kuningan Kiwari,” pungkasnya. (Dedi J)


Diberdayakan oleh Blogger.