JABARCENNA.COM | Portal Berita Jabar Katanya


KUNINGAN | JABARCENNA.COM,- DPC Partai Demokrat Kuningan Peringati Hari Lahir Partai Demokrat ke-23. Dalam kegiatan Harlah yang digelar di sekretariat Kantor DPC PD Demokrat, Selasa 17/9/2024) tersebut dihadiri langsung Pasangan bakal calon bupati-wakil bupati Kuningan, Jawa Barat, HM Ridho Suganda-H Kamdan, (Ridhokan).

Dalam acara tersebut selain dihadiri bakal pasangan calon Ridho-Kamdan, para pengurus DPC Partai Demokrat Kabupaten Kuningan yang dikomandoi ketuanya, H Lili Suherli, dan perwakilan dari pengurus PAC Partai Demokrat kecamatan, nampak dihadiri pula para ketua partai politik pengusung dari bakal calon bupati-wakil bupati di antaranya, Nuzul Rachdy (PDIP), dr Toto Taufikurohman (PPP), dan undangan lainnya.

Selain memperingati harlah partai ke-23, sebagai masyarakat beragama Islam, momen itu juga sekaligus diisi dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Pada kesempatan itu, H Kamdan menyampaikan ucapan selamat harlah ke-23 untuk Partai Demokrat. “Semoga dengan semakin bertambah usia, partai ini (Demokrat-red) tetap jaya dan semakin sukses,” ucapnya.

Kamdan mengharapkan, partai ini senantiasa terus memperlihatkan kesolidan dan kerja bersama dalam menjalankan program dan tujuan dari partai ini. “Semoga apa yang sedang diperjuangkan Partai Demokrat ini mulai dari tingkat pusat, provinsi, sampai ke tingkat kabupaten dapat tercapai serta mendapat keridaan dari Allah Swt, dan jangan ragukan (Ridhokan) ayo kita semua bergerak untuk menangkan pasangan kita," kata bakal calon wakil bupati ini mendoakan.

Sementara itu, Ketua DPC Partai Demokrat Kuningan H Lili Suherli menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang sudah berkenan hadir memenuhi undangan peringatan Harlah Ke-23 Partai Demokrat. “Momen harlah Partai Demokrat dan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini, semoga menjadi sarana semakin mempererat tali silaturahmi di antara kita semua,” ungkapnya.

Partai Demokrat khususnya DPC Kabupaten Kuningan, lanjut Lili, pada kesempatan ini turut mendoakan agar pasangan bakal calon bupati-wakil bupati Kuningan (Ridho-Kamdan-red), yang telah diusung partainya itu, menjadi pemenang dalam pemilihan kepala daerah, yang akan dilaksanakan pada 27 November 2024 mendatang. (Iwn)


KUNINGAN | JABARCENNA.COM,- M. RIdho Suganda, calon Bupati Kuningan dari partai PDIP melaksanakan serius pencalonannya dijawab dengan blusukan sehari 12 titik. Kegiatan blusukan sama dengan yang pernah dilakukan Bupati Acep Purnama, sehari bisa mencapai 15 titik kunjungan dalam sehari. Bisa dari pagi sampai jam 00.00 WIB atau tengah malam baru pulang.

Tidak jarang pula pulang jam 3 pagi jika jarak tempuhnya jauh seperti Subang, Cilebak, Cibingbin dan seterusnya. Kadang pula satu desa dikunjungi berkali-kali. Misalnya tiga dusun maka ketigadusun di desa tersebut dikunjungi dengan baik. Tidak heran jika H. Acep Purnama bisa meraih kesuksesan dalam Pilkada.

Hal ini sepertinya menular ke M. RIdho Suganda, dengan tanpa letih berkunjung ke setiap pelosok desa. “Sehari ini saja, hampir dua belas titik, masih ada dua titik lagi belum dikunjungi. Berarti sehari bisa sampai 14 titik” terang Yanto Sugyanto Tim Pemenangan pasangan Ridho - Kamdan dengan visi, misinya “Jembar” di Desa Tinggar Kecamatan Kadugede.

Udin, salah seorang tokoh masyarakat di Desa Tinggar mengungkapkan, dalam waktu sebulan ini ke tempatnya sudah didatangi Bu Yoan RIdho Suganda pada pertemuan awal. Sekarang datang pula Pa Ridhonya. Ini semata-mata permintaan warga masyarakat Tinggar yang menghendaki kedatangan Pa Ridho.

“Di Desa Tinggar, selain ada Relawan Ema-ema, ada pula Relawan Bapak-bapaknya, para pemuda juga tokoh masyarakat lainnya. Sebab pada pertemuan pertama tidak semuanya bisa hadir. Namun sekarang meski tidak hadir semua, namun perwakilan setiap dusun ada. Baik bapak-bapaknya, ema-emanya maupun pemudanya,” papar Udin.

Selain itu, sambung Udin, kami juga memperkenalkan kepada Pa Ridho Suganda, koordinator desa (Kordes), koordinator wilayah (Korwil) dan koordinator kecamatan (Korcam) yang sudah terbentuk sebagai pemenangan pasangan Ridho – Kamdan.

M. Ridho Suganda pada kesempatan itu mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada warga masyarakat Tinggar yang sudah setia menunggu kehadran dirinya. “Saya tidak mengabaikan aspirasi bapak dan ibu yang hadir. Namun acaranya padat dari pagi hingga sore. Baru bisa hadir menjelang magrib,” ucapnya.

Sambungnya, “untungnya saya pernah kuliah di Universitas Pemerintah Kabupaten Kuningan hampir selama lima tahun untuk mencapai gelar sarajananya. Alahmadulillah sekarang sudah tamat, dan ingin mengulang kembali sekolah di tempat yang sama. Untuk menimba ilmu yang bermanfaat bagi masyarakat Kabupaten Kuningan,” ujarnya setengah berkelakar.

Ridho mengakui, bahwa bersekolah di Pemkab Kuningan itu godaannya besar. Lahan-lahan yang bisa dikorupsi ada di depan mata. Namun dirinya tidak tergiur untuk melakukan hal itu. Sehingga ijasah pun dapat diraih. “Begitu pun kedepannya, Insya Allah saya akan melaksanakan amanah bapak dan ibu semua. Bahwa jadi pemimpin itu harus dirasakan manfaatnya oleh semua lapisan masyarakat tanpa kecuali,” pungkasnya. (Dedi J)


KUNINGAN | JABARCENNA.COM.– Bakal Pasangan Calon Bupati Wakil Bupati Kuningan Periode 2024 - 2029, HM. Ridho Suganda dan H. Kamdan (Ridhokan) memiliki greget untuk memajukan Kuningan melalui tagline nya JEMBAR.

"Jembar" dalam bahasa Sunda berarti berlimpah atau kaya, dan juga merupakan singkatan dari “Jadi EMas Jawa BARat.” Visi ini mencerminkan tekad pasangan H. M. Ridho Suganda dan H. Kamdan untuk menjadikan Kabupaten Kuningan sebagai contoh unggul di Jawa Barat. Pasangan ini berkomitmen untuk mewujudkan Kuningan sebagai pusat perkembangan yang cemerlang dan berdaya saing tinggi.

Juru Bicara pasangan Ridhokan Imam M. Agung Fauzy, memaparkan, Ridhokan memiliki visi misi, diantaranya, Menata dan Memperkuat Kemampuan Fisik Daerah. Memperkuat dan menata anggaran daerah (APBD) untuk mendukung pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dan meningkatkan kualitas layanan publik.

Lalu Percepatan Reformasi Birokrasi_. Menerapkan reformasi birokrasi yang berintegritas dan amanah, dengan pemanfaatan teknologi untuk pelayanan yang lebih baik dan efektif bagi masyarakat.

Membangun Kehidupan Sosial Ekonomi Berkualitas_. Fokus pada peningkatan mutu kesehatan dan pendidikan serta meningkatkan produktivitas ekonomi rakyat untuk menciptakan kehidupan sosial ekonomi yang berkualitas tinggi.

Peningkatan Produktivitas Berbasis Agropolitan dan Pariwisata Alam_. Mengoptimalkan potensi agropolitan dan pariwisata alam untuk meningkatkan produktivitas daerah serta menarik investasi yang mendukung pertumbuhan ekonomi.

Mencapai 10 Besar Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jawa Barat_. Mewujudkan target untuk masuk dalam 10 besar IPM di Jawa Barat, dengan upaya nyata untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat Kuningan.

"Kami siap berkomitmen untuk menjadikan Kuningan sebagai daerah yang tidak hanya berkembang tetapi juga menjadi kebanggaan Provinsi Jawa Barat. Bersama Ridhokan, Kami yakin membawa visi JEMBAR 2028 sebagai panduan kami untuk mewujudkan Kuningan yang lebih baik,” ujarnya, Jumat (13/4/2024).

Sedangkan visi Ridhokan adalah transformasi Kuningan menjadi kawasan yang berlimpah dengan peluang dan kemajuan, demikian lanjutnya. Ia percaya bahwa dengan kerja keras dan kolaborasi yang solid antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, dapat mencapai semua target ambisius ini.

“Kami mengajak kepada seluruh masyarakat Kuningan untuk bergabung dalam perjalanan menuju masa depan yang lebih gemilang. Karena kami percaya bahwa partisipasi aktif masyarakat adalah kunci untuk mencapai visi JEMBAR 2028 dan mewujudkan Kuningan sebagai “emas-nya” Jawa Barat,” pungkasnya.
(Dedi J) ***


KUNINGAN| JABARCENNA.COM,- Puluhan Ketua Kelompok Peternak (Poktan) Sapi perah yang tersebar dibeberapa desa di Kecamatan Cigugur yang tergabung dalam Koperasi Produsen Susu Karya Nugraja Jaya (KPSKNJ) Cipari melaksanakan pertemuan dengan calon Bupati Kuningan Periode 2024-2029 M. RIdho Suganda yang berpasangan dengan H. Kamdan.

Iding Karnadi, S.Pd., Ketua KPSKNJ Cipari dalam pertemuan itu menyebutkan bahwa pihaknya sudah melaksanakan kerja maksimal dalam pengelolaan peternakan yang ada di bawah binaannya. Seperti pembuatan ipal komunal maupun ipal perorangan yang diperuntukan untuk mengelola kotoran hewan (Kohe) menjadi biogas atau pupuk organik.

Guna melaksanakan pengembangan peternak sapi perah sekarang mengalami kesulitan dikarenakan beberapa hal. Diantaranya serangan penyakit mulut dan kuku (PMK) beberapa waktu silam mempengaruhi produksi susu yang dihasilkan peternak. Dampak lainnya jumlah sapi berkurang signifikan.

“Sementara pengadaan sapi terlalu mahal mencapai 50 juta perekor. Tentu ini memberartkan perlu ada solusi efektif meskipun dilaksanakan dengan pembelian tunai maupun kredit dari perbank-kan,” tuturnya.

Selain itu sambungnya, persoalan Kohe dari peternak yang volumenya cukup signifikan tidak bisa diangkut dari kandang ke tempat pembataran di lahan 4.000 M2 hasil sewa dari Pemkab Kuningan. Dikarenakan kendaraan pengangkut yang dulu diberi pinjam pakai sudah diambil lagi oleh Pemkab.

“Ini juga perlu solusi yang baik agar peternak lebih nyaman,” pungkasnya.

M. RIdho Suganda menanggapi aspirasi dari pelaku usaha peternakan mengungkapkan. Prinsip dasar dalam berusaha itu adanya kenyamanan yang diberikan oleh pemimpin daerah. Dengan segala kebijakan yang dapat mempermudah kegiatan pelaku usaha.

“Perlu digarisbawahi, kenyamanan di sini bukan berarti ketika presidennya dari partai A maka ke bawahnya harus partai A. tidak. Pemimpin daerah tidak ada kaitannya dengan presiden yang berasal dari partai A. Sebab pemerintah pusat dan daerah siapapun yang memimpin harus sinergi. Kepala daerah harus melaksanakan program pemerintah pusat,” tegasnya.

Ridho pun memberikan contoh, “Program pemerintah pusat ke depan memberikan makan siang gratis, mungkin susu gratis, mungkin ikan gratis. Kalau Allah berkenan Kab. Kuningan dipimpin oleh kader PDIP, apakah akan menghilangkan program itu karena tidak separtai? Jawabannya tidak. Kabupaten Kuningan juga harus melaksanakan program itu.”

Sambungnya, “Jadi siapapun yang berbicara kalau presidennya dari partai A maka ke bawahnya harus partai A juga. Itu tidak nyambung bisa dikatakan sebuah bentuk pembodohan kepada masyarakat. Sekali lagi saya tegaskan, program pusat harus dijalankan oleh pimpinan daerah, meski pemenangnya bukan partai presiden,” pungkasnya. (Tim Red)
Diberdayakan oleh Blogger.