JABARCENNA.COM | Portal Berita Jabar Katanya


BANJAR | JABARCENNA.COM,- Wakil Wali Kota Banjar, H. Nana Suryana,S.Pd.,M.H., membuka kegiatan Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) tahun 2023 tingkat Kota Banjar yang bertempat di Aula Widya Pustaka Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Banjar, Rabu (22/11).

Kegiatan yang mengusung tema 'Sinergi Berantas Korupsi Untuk Indonesia Maju' ini dirangkaikan dengan Sosialisasi Antikorupsi yang menghadirkan narasumber dari Tim Pengendalian Gratifikasi dan Pelayanan Publik KPK RI yang diwakili oleh Ibu Prawitra Kusumastuti (Fungsional Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi) serta Ibu Yuanda Angelia Setiawati (Fungsional Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi).

Inspektur Kota Banjar, Agus Muslih, MM. Kes, QGIA., dalam laporannya mengatakan bahwa Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka menindaklanjuti Surat Edaran Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2023 tanggal 23 Oktober 2023 tentang Imbauan Penyelenggaraan Kegiatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) Tahun 2023.

"Kegiatan ini dilaksanakan guna Memberikan gambaran bentuk dukungan dan perkembangan atas peran serta upaya peberantasan korupsi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Banjar, Memperluas keterlibatan masyarakat dalam menyebarkan dan mengimplementasikan nilai-nilai antikorupsi sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan mendorong keterlibatan masyarakat dalam melakukan pemberantasan korupsi serta Menginternalisasi budaya antikorupsi pada seluruh pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Banjar."ujarnya.


Sementara itu, Wakil Wali Kota Banjar dalam sambutanya mengatakan bahwa peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia diperingati setiap tanggal 9 Desember. Peringatan Hakordia Tingkat Kota Banjar tahun 2023 dipercepat pelaksanaanya mengingat karena karena saya memasuki masa akhir jabatan sebagai Kepala Daerah pada tanggal 4 Desember 2023.

"Pada kesempatan ini saya berpesan kepada seluruh ASN di Kota Banjar untuk selalu menanamkan integritasnya dan selalu membudayakan anti korupsi pada pekerjaan yang kita laksanakan. Kita tidak hanya mengenang betapa pentingnya memerangi korupsi, tetapi juga mengukuhkan tekad kita untuk menciptakan masyarakat yang bersih, transparan, dan berkeadilan."jelas Wakil Wali Kota.

Korupsi, tambah Wakil Wali Kota, tidak hanya merugikan keuangan daerah, tetapi juga merugikan hak-hak masyarakat dan menciptakan ketidaksetaraan. Dikatanya, Berbagai upaya dilaksanakan oleh Pemerintah dalam rangka pencegahan dan pengukuran tingkat pencegahan korupsi dimana kita ketahui bahwa adanya Program Pencegahan Korupsi Terintegrasi pada 8 area intervensi.

"Pada tahun 2022, capaian Program Pencegahan Korupsi Terintegrasi atau MCP KPK, Pemerintah Kota Banjar memperoleh nilai 91,77 % (urutan ke 8 se Provinsi Jawa Barat) serta untuk Survey Penilaian Integritas (SPI) yang dilaksanakan oleh KPK, Pemerintah Kota Banjar memperoleh indeks 75,18 diatas rata-rata Indeks SPI K/L/PD yaitu 71,94. Semua capaian tersebut atas Kerjasama semua pihak dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di Kota Banjar. Mari kita jadikan Hari Anti Korupsi Sedunia ini dengan tema “ Sinergi Berantas Korupsi untuk Indonesia Maju “ sebagai momentum untuk merefleksikan komitmen kita dalam memerangi korupsi."pungkas Wakil Wali Kota.

Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penyerahan penghargaan kepada Perangkat Daerah yang telah membuat video edukasi tentang Anti Korupsi dengan tema “Kenali Gratifikasi Hindari Korupsi”. Juara Pertama diraih oleh Dinas Tenaga Kerja, Juara Kedua Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Banjar serta Juara serta juara ketiga diraih oleh Kecamatan Purwaharja. Sementara itu, Juara Favorit di raih oleh Sekretariat Daerah Kota Banjar.tm



BANJAR | JABARCENNA.COM,- Wali Kota Banjar Dr. Hj Ade Uu Sukaesih,M.Si, Menerima penghargaan dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim,B.A.M.B.A., sebagai Bunda PAUD Kota Banjar (Kategori Kelompok Kota, Daerah Non Tertinggal) Atas Kinerja dan Kepedulian yang tinggi dalam mendukung Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan Tahun 2023 bertempat di Mercure Convention Hall Jakarta Rabu (08/11/2023).

Menteri Pendidikan kebudayaan Nadiem Anwar Makarim mengatakan, Bahwa apresiasi Bunda PAUD tersebut diberikan dengan merujuk pada inovasi serta aksi yang nyata dilakukan dalam melakukan advokasi Bunda Paud mengawal tiga target perubahan pada Gerakan Transisi PAUD ke SD masing-masing.

Sejak diluncurkan pada Maret lalu, banyak cerita dukungan yang inspiratif dan inovatif dari pemerintah daerah, khususnya Bunda PAUD.

"Kami memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih sebesar-besarnya atas kepedulian para Bunda PAUD untuk bergerak bersama dalam kegiatan meningkatkan kualitas pembelajaran di satuan pendidikan yang ada di Indonesia," ujarnya.

"Mari terus bergerak dan selalu berkolaborasi bersama dalam memenuhi hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas sejak usia dini, ucapnya.


Pemerintah Kota Banjar, melalui Dinas Pendidikan Kota Banjar mempunyai inovasi untuk program yang mendukung Gerakan Transisi PAUD ke Sekolah Dasar yang Menyenangkan melalui inovasi Tapas Berseri.

Tapas Berseri merupakan inovasi dari Dinas Pendidikan Kota Banjar guna mempersiapkan anak sejak Usia Dini masuk ke tingkat Sekolah Dasar.

Program ini berisi tentang Gerakan Transisi PAUD ke SD yang di dalamnya terdapat Kolaborasi, Sinergi, Elaborasi, Refleksi dan Implementasi dalam Pembangunan 6 pondasi Awal Kesiapan Belajar Anak Usia Dini.

Satuan Pendidikan memiliki tanggung jawab untuk membangun enam fondasi pendidikan yang terdiri dari:

1.Mengenal nilai agama dan budi pekerti;

2.Keterampilan sosial dan bahasa untuk berinteraksi;

3.Kematangan emosi untuk berkegiatan di lingkungan belajar;

4.Kematangan kognitif untuk melakukan kegiatan belajar;

5.Pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri untuk berpartisipasi di lingkungan belajar secara mandiri;

6. Pemaknaan belajar adalah suatu hal yang menyenangkan dan positif;

Enam fondasi pendidikan ini perlu dikuasai oleh anak dan tentunya diajarkan oleh satuan pendidikan serta dibangun secara berkelanjutan mulai dari PAUD hingga SD, agar anak tidak memiliki persepsi bahwa sekolah hanyalah belajar mengenai calistung atau baca, menulis dan berhitung.

Kepala Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banjar H. Kaswad mengatakan, Kota Banjar alhamdulilah saat ini sudah meraih APK (angka partisipasi khusus) tertinggi se-Jawa Barat dalam melaksanakan transisi PAUD ke SD.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banjar sudah melakukan transisi PAUD ke SD dengan program pembelajaran yang menyenangkan untuk kelas 1 dan 2 dalam pembelajarannya, dan tidak lagi melaksanakan tes calistung pada calon peserta didik baru Tahun ajaran 2023/2024 ketika masuk ke SD.

Penghargaan Bunda PAUD ini, sebagai motivasi bagi seluruh Bunda Paud dan Himpaudi untuk kedepanya lebih bisa meningkatkan prestasi dibidang pendidikan PAUD dan bisa mensukseskan APK dengan nilai melebihi tahun ini,.

"Paling tidak diangka 90 persen untuk APK kedepannya anak usia dini bisa masuk di PAUD dan TK,"pungkasnya./Tm


BANJAR | JABARCENNA.COM,- Sungguh tragis melihat kisah kekerasan dalam rumah tangga yang menimpa seorang anak berusia 11 tahun di lingkungan Sumanding Kulon, RT 4/18, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat.

Di tubuh bocah laki-laki berinisial A tersebut, terdapat luka parah di sekujur tubuhnya. Kemudian, A dilarikan ke RSUD Kota Banjar untuk mendapat perawatan medis. Selain luka di tangan, juga terdapat luka di bagian leher anak lelaki itu.

A menuturkan kepada petugas medis bahwa dirinya kerap disiksa oleh kedua orang tua kandungnya.

Lantaran terus mendapat siksaan, A memilih kabur hingga akhirnya ditemukan warga. Selama 4 hari A mendapat perawatan medis di ruang rawat anak RSUD Kota Banjar.

Hasil pemeriksaan medis, A mengalami berbagai luka akibat benda tumpul hingga kulitnya melepuh akibat terkena air panas. Tidak hanya itu, dokter juga mendiagnosa bahwa A mengalami gizi buruk.

Korban Kerap Disiksa oleh Ibu dan Ayah Kandung Menurut relawan kemanusiaan yang turut merawat A tersebut, korban mengaku kerap disiksa oleh ayah dan ibu kandung. Selain dipukul dan ditendang, A juga kerap disiram air panas hingga kepalanya dibenturkan ke tembok.

Luka di bagian leher A akibat hantaman kayu oleh ibu kandungnya sendiri. Telapak tangan A juga tampak luka akibat dicelupkan ke air panas oleh ayah kandungnya.

“A sudah tidak tahan dan kabur dari rumahnya. Warga setempat menemukan A dalam kondisi lemah dan langsung dibawa ke RSUD Kota Banjar untuk mendapat perawatan. Kepada kami A mengaku kerap disiksa oleh kedua orang tuanya,” tutur Yeni Astuti, relawan kemanusiaan, Selasa (21/211/2023).

Menurut kerabat korban, Titin Khotimah (45), keponakannya itu kerap disiksa oleh kedua orang tua kandungnya lantaran A disebut nakal. A diketahui sejak lahir tidak tinggal dengan kedua orang tuanya.

A diasuh oleh kakeknya di Ciamis. Namun, 6 bulan lalu kakek A wafat hingga akhirnya A kembali kepada orang tua termasuk dengan saudara kembarnya di Kota Banjar.

“A dibawa pulang ke rumahnya di Banjar karena kakeknya di Ciamis meninggal. A sempat diasuh oleh saudaranya di Padaherang, Kabupaten Pangandaran, tapi hanya dua minggu dan kembali lagi ke Banjar,” ucap Titin.

Setelah dirawat selama 4 hari, A akhirnya diizinkan pulang oleh pihak RSUD Kota Banjar. Namun, kepulangan A tidak kembali ke rumah orang tuanya. A kini diasuh oleh Titin di wilayah desa Neglasari, Kota Banjar.

Titin mengaku meski hidupnya memiliki keterbatasan ekonomi, namun Titin iba kepada A dan bersama suaminya memutuskan untuk merawat A.

Sementara itu Kapolres Banjar AKBP Bayu Catur Prabiwo, S.H., S.I.K.,M.M. melalui Kasat Reskrim Polres Banjar Iptu Usep Sudirman, S.H. mengatakan pihaknya hari ini menerima laporan dugaan penganiayaan terhadap anak di bawah umur.

"Betul baru hari ini Kami menerima laporan dari korban dengan didampingi saudaranya ke SPKT Polres Banjar." Ucap Kasat Reskrim.tm


KUNINGAN | JABARCENNA.COM,- Perbedaan pandangan pasca bergulirnya Kongres IV Aliansi Wartawan Indonesia (AWI) terhadap hasil yang diputuskan dalam majelis tertinggi itu, tidak perlu ditendensikan serta menjadi pemantik adanya sebuah perpecahan. Tetapi haruslah dilihat dengan lebih arif, jika keberagaman pendapat merupakan pengejawantahan dari nilai-nilai kecerdasan yang dimiliki sebuah organisasi.

Disetujui atau tidak, setiap pengurus atau anggota sebuah organisasi pada semua tingkatan, dari pusat (DPP) hingga ke daerah (DPD / DPC) tidak terkecuali dengan AWI ini, harus mampu menyikapi lebih dewasa ketika ditemukan adanya konflik pertentangan pendapat, melalui cara-cara yang lebih sehat dan lebih baik. Sebab kepentingan organisasi harus diletakkan lebih didepan di atas kepentingan pribadi atau juga kelompok tertentu.

Demikian ungkapan itu disampaikan, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Aliansi Wartawan Indonesia (AWI) Kabupaten Kuningan Jawa Barat, Nacep Suryaman, ketika dimintai komentarnya oleh awak media ini, mengenai polemik pertentangan pendapat pasca Kongres IV AWI di Jakarta, antara pihak DPP AWI dengan sejumlah DPD provinsi maupun DPC kabupaten/kota.

Menurutnya, pendapat yang berbeda dan berkembang dalam tubuh organisasi terutama terhadap hasil Kongres IV AWI tersebut, sejatinya harus dapat ditempatkan dan didorong masuk ke dalam ruang penyehatan organisasi.

"Memang tidak ada sebuah organisasi yang sempurna, namun kekurangan serta kelemahan organisasi adalah patut untuk terus diperbaiki bersama,"ucapnya.

Sehubungan itu dirinya berharap, khususnya kepada pengurus DPP AWI jika kritik dan masukan konstruktif dari DPD maupun dari elemen lain dalam organisasi AWI, hendaknya dapat diakomodir serta diterjemahkan dengan penafsiran positif.

"Masukan atau pendapat berbeda tidak juga harus dilihat sebagai bentuk dari sebuah perlawanan,"ujarnya.

Pada sisi lain, sebagai komponen AWI pada tingkat akar, DPC Kuningan mengajak kepada rekan pengurus DPC maupun DPD di wilayah kota lain untuk memilih lintasan yang lebih ideal dalam menyuarakan perbedaan pendapat khususnya kepada pihak DPP yang saat ini sedang bergulir.

"Kami ingin hal ini dapat dirumuskan kembali secara bersama-sama dengan pihak DPP,"ucapnya.

Secara pribadi dirinya berkeinginan, penyebarluasan informasi dalam bentuk ekspos pemberitaan pada sejumlah media yang notabene merupakan media awak AWI, mengenai dugaan hasil kongres yang tidak memenuhi harapan, sebaiknya tidak perlu terus digelorakan.

"Kejadian ini berlangsung di rumah kita sendiri, seandainya merupakan sebuah preseden kurang baik, rasanya menjadi tidak elok juga jika menjadi konsumsi publik,"harapnya setengah mengajak.

Sebelum mengakhiri pembicaraan, Dia memperjelas cara yang patut ditempuh dalam mengurai persoalan ini.

"Menurut kami, untuk mengurai persoalan ini dengan cara kembali duduk bersama antar pihak, harus digagas dan berangkat dari inisiatif pihak DPP, bukan dari DPD, sebab induk organisasi berada pada tatanan pusat yang lebih memiliki kewenangan untuk membuat agenda itu,"saran pria yang pernah menjadi Ketua BEM Fakultas Hukum Universitas Kuningan ini. (WN)
Diberdayakan oleh Blogger.