JABARCENNA.COM | Portal Berita Jabar Katanya


JABARCENNA.COM | KUNINGAN,- Putra-Putri Atlet asal Kuningan yang telah mengukir sejarah pada PON XX Papua 2021 salah satu bukti bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) Kabupaten Kuningan bisa meraih prestasi dan mengolah Sumber Daya Alam (SDA) untuk Kuningan MAJU (Makmur, Agamis dan Pinunjul) Berbasis Desa Tahun 2023.

Hal ini disampaikan oleh, Bupati Kuningan H. Acep Purnama, SH., MH. pada saat Penerimaan Atlet asal Kabupaten Kuningan yang telah mengikuti PON XX Papua 2021, Senin, (18/10/2021) di Pendopo Kuningan.

Sebelumnya, Bupati bersama rombongan mengkirab para putra-putri atlet asal Kuningan yang sudah mengukir sejarah dan prestasi di PON XX Papua, sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Kuningan.

Diketahui, Kuningan mengirimkan 17 atlet yakni, Cabang Atletik Sebanyak 7 (tujuh) Orang Eki Febri Ekawati, Ika Puspa Dewi, Umar Wira, Ulfa Silviana, Alif M. Baskar, Trespa Puspita G.A., Fahri Suryansah, Fahri Suryansah, Cabang Angkat Berat Sebanyak 4 (empat) Orang Fitria Martiningsih, Susi Susanti, Maria Magdalena S , Asep Nurdin, Cabang Wushu Sebanyak 1 (satu) Orang Mutia Azzela, Cabang Loncat Indah Sebanyak 1 (satu) Orang Aryanto, Cabang Tinju Sebanyak 2 (dua) Orang Walmer Pasiale, Ajeng Syifa Silvia G , dan Cabang Sepakbola Sebanyak 2 (dua) Orang Supriyatna, Rio Hardianto

Dari ke 17 atlet asal Kuningan tersebut, berhasil menyumbangkan 9 medali emas yang diraih oleh Tresna Puspita Gusti Ayu sebanyak dua medali emas di Cabang Atletik Lontar Martil Puteri dan Lempar Cakram Puteri, Ulfa Silviana di Cabang Atletik Lari Estafet 4 X 100M Beregu Puteri, Eki Febri Ekawati di Cabang Atletik Tolak Peluru Puteri, Umar Wira di Cabang Atletik Lari Estafet 4 X 400M Beregu Putera, Susi Susanti di Cabang Angkat Berat Kelas 52Kg Puteri, Maria Magdalena di Cabang Angkat Berat Kelas 84Kg Puteri, Fitria Martiningsih di Cabang Angkat Berat Kelas 84kg Puteri, Asep Nurdin di Cabang Angkat Berat Kelas 120Kg Putera. dan tiga medali perak yang diraih oleh Ika Puspa Dewi di Cabang Atletik Lompat Tinggi Puteri, Walmer Pasiale di Cabang Tinju Kelas 56-60Kg Putera, Ulfa Silviana di Cabang Atletik Lari Estafet 4 X 400M Beregu Puteri.

“Allamdulillah Jawa Barat mengukir juara umum dengan perolehan mendali emas sebanyak 133, perak 105, dan perunggu 188 dengan total keseluruhan 356 mendali. Kabupaten Kuningan sendiri menyumbangkan 9 mendali emas dan 3 mendali perak, terima kasih kepada putra-putri terbaik yang sudah mengukir prestasi untuk kabupaten Kuningan khususnya dan Jabar umumnya, dengan begitu konsep Kuningan Maju Jabar Juara bisa kita raih,” tuturnya.

Sehingga, Kata Bupati, torehan prestasi atlet asal Kuningan pada PON XX Papua 2021 ini menjadi suatu kebanggaan masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Kuningan.

"Atas nama pemerintah Kabupaten Kuningan kami sangat bangga atas pencapaiannya. Terima kasih juga kepada KONI, Pelatih, Orang tua dan seluruh pihak yang telah mendukung dan membimbing putra-putri atlet Kuningan yang telah berjuang di PON XX Papua 2021," tuturnya.

Atas prestasi yang berhasil diraih atlet asal Kuningan tersebut, Bupati memberikan apresiasi berupa uang kadedeuh kepada putra-putri atlet asal Kuningan yang telah mengukir sejarah pada PON XX Papua 2021.

Sejumlah prestasi melalui peraihan medali yang diraih putra-putri atlet Kuningan, kata Wakil Bupati Kuningan, H. M Ridho Suganda, SH., M. Si. menyebut Kuningan akan dilengkapi sejumlah fasilitas olahraga untuk meningkatkan semangat dan prestasi.

“Selamat dan terima kasih kepada putra-putri terbaik yang sudah mengukir prestasi untuk Kabupaten Kuningan khususnya dan Jabar umumnya, semoga ini bisa menjadi motivasi Pemerintah Daerah dan para atlet untuk meraih juara,” ujarnya.

Sementara, Kepala Disporapar Kabupaten Kuningan Dr. H. Toto Toharudin, mengucapkan, “Selamat datang pahlawan olah raga, hari ini warga Kuningan pasti bangga tahun ini awal kebangkitan Kuningan dengan 9 emas dan 3 perak. Terus semangat menggelorakan kejuaraan melangkah strategis untuk putra-putri Kuningan menuju kejuaraan olahraga. Semoga kedepan atlet terbaik Kuningan terus bermunculan,” ujarnya. /DEDI J





Yuyun Suminah, A. Md

Oleh: Yuyun Suminah, A. Md
(Seorang guru di Karawang dan Pegiat Literasi)


Kemiskinan adalah kondisi dimana suatu keluarga memiliki keterbatasan dalam hal ekonomi. Penghasilan yang diperolehnya di bawah standar yang ditetapkan oleh pemerintah.

Masalah kemiskinan ini bukan masalah baru, namun seperti gunung es terlihat kecil namun bongkahannya besar.

Ditambah dengan kondisi pandemi angka kemiskinan justru bertambah dari tahun sebelumnya, salah satu Kota di Jawa barat yaitu Kota Bandung sebanyak 3.000 ribu orang masuk golongan warga miskin baru di tahun 2021. (Detiknews.com 07/10/21). Itu baru di satu Kota saja, bagaimana di kota lainnya?

Berbagai program pun terus diluncurkan untuk mengentas kemiskinan diantaranya SDGs ( Sustainable Development Goals ) program tersebut adalah sebuah program berbasis global yang berbentuk aplikasi yang nantinya akan terhubung antara desa, kecamatan, kabupaten, provinsi sampai pusat. Dengan tujuan mengentaskan kemiskinan dan menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan dari satu generasi ke generasi berikutnya

Dengan memperkuat data berbasis SDGs tersebut berharap daerah yang ada di Jabar bisa mengentaskan angka kemiskinan.

Hal itu senada yang disampikan oleh Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar yang terus blusukan ke berbagai kabupaten di Jawa Barat untuk menuntaskan data SDGs Desa. Data SDGs Desa ini sangat vital dalam upaya mempercepat penuntasan kemiskinan ekstrem di seluruh pelosok tanah air. (Liputan6.com 01/10/21)

Sementara itu, akan nanpak kontras jika kita bandingkan antara kemajuan pembangunan infrastruktur di Jabar dengan kemiskinan yang justru meningkat bahkan terkategori ekstrem. Maka, disinyalir pengentasan kemiskinan melalui SDGs, bukanlah solusi yang tepat. Namun justru akan semakin menambah kesenjangan saja.

Dalam kondisi saat ini yang serba kapitalistik standar miskin pun nampak tidak manusiawi, diketahui bahwa dikatakan miskin jika penghasilan dibawah Rp. 500.000, jadi jika ada masyarakat yang berpenghasilan lebih dari itu, maka tidak dikategorikan miskin. Padahal harga bahan pokok dan nonpokok makin melambung tinggi, dan akan jauh melampaui jumlah yang terkategori miskin.

Dalam sistem saat ini yaitu kapitalisme menghitung miskin tidaknya dengan penghasilan rata-rata dalam satu keluarga, bagaimana jika dalam satu keluarga tersebut ada lebih dari 5 anggota belum lagi ada anggota keluarga lain.

Jika kita telisik lebih jauh masalah kemiskinan ini karena tidak tercukupinya kebutuhan masyarakat, baik pangan, papan dan sandang. Semua kebutuhan pokok tidak terjangkau oleh rakyat yang berpenghasilan kecil. Jika hanya sekedar program SDGs tanpa dibarengi dengan tercukupinya kebutuhan rakyat pengentasan kemiskinan tidak akan tercapai.

Lain sistem lain juga pandangannya terhadap kriteria rakyat miskin, dalam sistem Islam kriteria rakyat miskin bukan dihitung penghasilan dalam satu keluarga, melainkan dihitung tercukupi tidak kebutuhan tiap kepala seperti sandang, pangan dan papannya.

Jauh sebelum terjadinya masalah kemiskinan yang terjadi saat ini, Islam sudah memberikan solusi untuk mengentaskan kemiskinan yang pernah diterapkan dan tertulis dalam sejarah. Lantas, bagaimana caranya

Kemudahan bagi para pencari nafkah di sini yaitu kepala keluarga (suami/Ayah), mereka akan diberikan peluang usaha seluas-luasnya demi menjalankan kewajibannya, jika ia tidak punya modal usaha maka negara akan memberikan bantuan modal. Namun jika Ia tidak mampu karena keterbatasan fisik misal karena cacat atau sakit yang menyebabkan tidak bisa bekerja maka kewajibannya akan diambil alih oleh saudaranya yang mampu atau langsung diambil alih oleh negara.

Dari mana negara membiayai kebutuhan rakyat yang tidak mampu baik secara ekonomi maupun secara fisik, negara mempunyai konsep keuangan berbasis baitulmal dimana negara akan mendapatkan sumber pemasukan dari harta zakat, jizyah dan lainnya termasuk sumber daya alam. Berupa hasil lautan, daratan dan lainnya. Semua itu akan dikelola langsung oleh negara

Berkaitan dengan data, negara dengan orang-orang yang amanah dan kompeten dibidangnya akan mendata semua masyarakat dengan valid, akurat dan cepat tanggap sehingga pendistribusian bahan pangan atau bantuan akan cepat dirasakan manfaatnya oleh rakyat yang membutuhkan.

Semua itu akan berjalan jika negaranya memakai aturan syariat Islam yang panduannya langsung dari Sang Pencipta yaitu Allah SWT lewat perantara Alquran dan Assunnah. Jika menerapkan aturanNya maka kemiskinan bisa berkurang bahkan bisa dihilangkan. Tidak hanya itu keberkahan pun akan dirasakan oleh seluruh penduduk bumi, muslim maupun nonmuslim termasuk hewan dan tumbuhan.

“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.” (TQS. Al-A’raf: 96). Wallahua'lam.


JABARCENNA.COM | KUNINGAN,- Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XX di Papua telah berakhir. Jawa Barat dinobatkan sebagai juara umum pada ajang tersebut.

Sebagai bentuk penghargaan kepada sejumlah atlet asal Kabupaten Kuningan yang memperkuat kontingen Jawa Barat, akan digelar KIRAB ATLET, pada hari Senin 18 Oktober 2021 jam 12 siang. KIRAB ATLET, akan dimulai dari Tugu Ikan Sampora Sampai Pendopo Kuningan.

Dikatakan Bupati Kuningan, H Acep Purnama, atlet yang juga turut menghantarkan Jawa Barat sebagai Juara Umum tersebut, akan disambut meriah dengan menggunakan kendaraan dari Tugu Ikan Sampora (perbatasan Kuningan – Cirebon) hingga Pendopo Kuningan.

Sebelumnya diberitakan, ada 10 atlet asal Kabupaten Kuningan Jawa Barat yang berhasil menyumbangkan medali untuk Kontingen Jawa Barat pada PON XX Papua.

Mereka adalah Tresna Puspita Gusti Ayu penyumbang medali emas di cabang Atletik Nomor Lontar Martil Puteri dan Lempar Cakram Puteri, Ulfa Silviana (Cabang Atletik Nomor Lari Estafet 4 x 100m (beregu) Puteri), Eki Febri Ekawati (Atletik nomor Tolak Peluru Puteri), Umar Wira (Atletik nomor Lari Estafet 4 x 400m (beregu) Putera), Susi Susanti (Angkat Berat Kelas 52Kg Puteri), Maria Magdalena (Angkat Berat Kelas 84Kg Puteri), Fitria Martiningsih (Angkat Berat kelas +84Kg Puteri) dan Asep Nurdin (Angkat Berat kelas +120Kg Putera).

Kemudian untuk peraih medali perak ada 3 atlet, yakni Ika Puspa Dewi (Atletik No. Lompat Tinggi Puteri), Walmer Pasiale (Tinju kelas 56-60Kg Putera) dan Ulfa Silviana di cabang Atletik nomor Lari Estafet 4 x 400m (beregu) Puteri. 

./Dedi J


JABARCENNA.COM | KUNINGAN,- Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan, ikut serta dalam Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) yang merupakan program dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Dengan mengambil judul “ Pemberdayaan Petani Aren Pembudidayaan Aren (Arenga pinnata) Dalam Menunjang Produksi Gula Aren di Desa Legokherang Kecamatan Cilebak Kabupaten Kuningan ”, mahasiswa berharap dapat mengembangkan potensi desa terutama potensi pohon aren bersama masyarakat setempat.

Pada Senin, 2 Agustus 2021 Wakil Rektor IV bidang Kemahasiswaan Universitas Kuningan membuka secara resmi dan menyerahkan 15 anggota Tim PHP2D kepada Pemerintahan Desa Legokherang untuk melaksanakan tugasnya. Acara yang dilaksanakan di Gedung Serbaguna Desa Legokherang ini dihadiri juga oleh Wakil Rektor II Universitas Kuningan, Kepala LPPM Universitas Kuningan, Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan, Petani Aren juga Aparat Desa Legokherang.

Kegiatan yang berlangsung dalam kurun waktu lima bulan diharapkan mampu memberikan manfaat umumnya kepada masyarakat khususnya bagi para petani aren. Potensi aren di Desa Legokherang sangat bagus untuk dikembangkan, hal ini terlihat dari sumberdaya alamnya yang melimpah. Upaya pengelolaan sumberdaya alam khususnya pemanfaatan pohon aren harus ditunjang dengan pengetahuan yang lebih luas agar maksimal dalam pelaksanaannya.

“ selain dari pengolahan gula aren, kami juga berharap kegiatan ini bisa menjadi tempat berbagi pengalaman dan bertukar informasi antara mahasiswa dengan petani aren mengenai pembudidayaan aren. Disamping sumberdaya yang melimpah masyarakat juga perlu melestarikan sumberdaya yang dibutuhkan kedepannya. “ ujar Dede selaku ketua Tim PHP2D.


Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) ini mendapat dukungan penuh dari para civitas akademika Universitas Kuningan, terutama dari dosen dan staff Fakultas Kehutanan. Program ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam bermasyarakat. Selain itu, mahasiswa diharapkan mampu membangun kerjasama yang baik dengan Pemerintah Desa juga masyarakat setempat.

“ Dengan mengambil tema mengenai Pemberdayaan Petani Aren dalam menunjang produksi gula aren di Desa Legokherang, kami berharap gula aren asli Legokherang ini dapat terus diproduksi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan keasliannya, juga kami berharap gula aren ini dapat bersaing di pasaran yang lebih luas.“ jelas Egi selaku ketua BEM Fakultas Kehutanan Uniku.

Dalam pelaksanaan kegiatan selama 5 bulan dari Juli hingga November, akan dilaksanakan monitoring dan evaluasi secara daring oleh Tim Monev dari Kemenristekdikti. Dalam Monev, Tim PHP2D akan diberikan arahan oleh pendamping. Selain itu Tim juga diberikan pertanyaan mengenai perkembangan dari kegiatan-kegiatan yang telah terlaksana. (DEDI J)
Diberdayakan oleh Blogger.