JABARCENNA.COM | Portal Berita Jabar Katanya

JABARCENNA.COM | KUNINGAN - Pandemi Covid-19 membuat proses belajar mengajar beradaptasi dilakukan secara jarak jauh dengan mengandalkan teknologi serta jaringan internet. 

Demikian halnya era kenormalan baru (new normal) di tengah pandemi Covid-19 membuat berbagai aspek kehidupan mengalami perubahan, termasuk kegiatan belajar mengajar dalam sistem pendidikan. 

Guna menghadapi permasalahan tersebut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan adakan pertemuan dengan para wartawan Kabupaten Kuningan, Jumat (24/7/2020). 

Acara yang di gelar di Ruang Aula Rapat Dinas Pendidikan tersebut di hadiri Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Uca Sumantri, Kepala Bidang PNFI Elon Carlan, Kasi Paud Danu dan para wartawan Kabupaten Kuningan. 

Kabid PNFI, Elon Carlan, Kadisdik Uca Sumantri (tengah), Kasi Paud Danu. Foto :Ist

Dikatakan Elon Carlan, Kami mengundang para wartawan ini terkait dengan ingin sharing pendapat secara formal pendidikan dalam berbicara kesekolahan ditengah massa pandemi covid -19 yang mana ada Sekolah Formal dan Non Formal. 

Terkait SKB 4 Menteri yang mana diantaranya adalah Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri sebagai panduan pelaksanaan pendidikan di daerah. 

Elon menerangkan terkait memulainya tahun ajaran pada bulan Juli 2020 dimana adanya perbedaan dalam memulainya pelaksanaan KBM. 

"antara Regulasi, Kenyataan dan Sikap yang harus kita selesaikan secara formal di pemerintah juga kami mengajak diskusi bersama media yang akhirnya harus ada kesimpulan, apa yang harus kita ambil dengan regulasi yang saat ini. Karena, pada kenyataannya itu berbeda, melihat kondisi di lapangan saat ini" ucap Elon 

Sementara dikatakan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kuningan, Uca Sumantri dirinya mengatakan, sejak tanggal 17 Maret metode pembelajaran tatap muka menjadi di rumah. Hal ini yang mengagetkan kita bersama yang pertama dengan wabah Covid-19 ini yang tidak ada batas waktu. Bahkan Tren nya pasca lebaran itu bukan turun, bahkan meningkat. 

PSBB juga tidak menjasi solusi terbaik sehingga ekonomi goyang, sekarang AKB yang susah adalah kedisiplinan masyarakat, rekan-rekan bisa melihat bagaimana masyarakat bisa patuh tidaknya memakai masker, ungkap Uca 

Kita di dunia pendidikan tidak bisa diam diri harus mencari formulasi dan alhamdulilah SKB 4 Menteri itu dilaksanakan sejak kemarin tanggal 13 Juli, dengan mekanisme pembelajaran jarak jauh dengan catatan zona hijau, ujar Uca 

Berdasarkan keputusan SKB 4 Menteri tersebut nyatanya dilapangan ada sesuatu yang tidak sepadan. 

Dalam kaitan pembelajaran jarak jauh kita tidak bisa dipukul rata formulasinya karena sarana dan prasarananya sudah memadai tidak, Seperti halnya juga kuota dan Hp nya dan jaringannya memadai tidak, Tanya Uca 

Sejak awal kami menegaskan kepada satuan pendidikan untuk melakukan pemetaan dalam satuan pendidikan. 

Berdasarkan informasi 71 percen pelajar di seluruh wilayah bisa melaksanakan kegiatan belajar secara Daring. Kaitan dengan wabah covid kita melakukan pembelajaran dengan bisa kerjasama dengan LPPL dalam formulasi pembelajaran, ungkapnya

Hasil evaluasi dilapangan juga, orang tua tidak sanggup lagi, dan ada ke khawatiran dari para guru yang tidak tercapai dari pola pembelajaran sehingga berdampak kepada sertifikasi nantinya. 

Pendidikan yang diselenggarakan di bawah kemendikbud dan kemenag juga menjadi permasalahan juga. 

"Saya miminta sumbang saran dari media yang notabenenya bapak/ibu orang lapangan dan seperti apa kondisi dilapangan" kata Uca 

Apakah kita mempormulasikan SKB 4 Menteri yang sudah ada atau kita memformulasikan dari data dilapangan. Tanyanya. 

Dalam kesempatan tersebut beberapa wartawan memberikan saran dan arahan kepada dinas pendidikan. Dan dari hasil pertemuan jajaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan bersama para wartawan tersebut menyepakati adanya kegiatan proses pembelajaran seperti biasanya yang mana kembali kepada proses pembelajaran tatap muka di sekolah dengan tidak meninggalkan konteks protokol kesehatan dan pengawasan.


.Iwan Y

JABARCENNA.COM | BANJAR - Beberapa bulan terakhir ini masyarakat Kota Banjar banyak yang mengeluhkan sulitnya mendapatkan air PDAM.

Tidak hanya sulit mendapatkan air, masyarakat Kota Banjar juga mengeluhkan kualitas air yang keruh dan tidak layak untuk di konsumsi, mereka mengeluhkan hal tersebut di media sosial.

Sementara itu menurut keterangan yang dihimpun dari E Fitrah Nurkamilah, ST Direktur PDAM Tirta Anom mengatakan ada beberapa hal yang menjadikan pelayanan perusahaan tersebut menjadi kurang terhadap masyarakat, Kamis (23/7/2020)

"Ada beberapa faktor yang menimbulkan keluhan di masyarakat kota Banjar mengenai air PDAM", Faktor tersebut juga ada yang di timbulkan dari masyarakat, salah satunya banyak masyarakat yang menunggak atau menunda pembayaran hingga berbulan-bulan, ungkap Dirut 

Dari 10215 pelanggan PDAM Tirta Anom, ada sekitar 35 persen yang menunda pembayaran pemakaian air PDAM, sebetulnya kami juga mengalami kerugian dalam penyetoran data dan keuangan, ujarnya

Sebetulnya pihak PDAM Tirta Anom sudah memberikan keringanan kepada masyarakat dengan adanya program penghapusan denda bagi yang menunggak pembayaran diatas 4 bulan dan Kami sudah memberikan kebijakan dengan adanya program penghapusan denda, program tersebut di luncurkan saat kemarin Ulang Tahun PDAM" tuturnya

Tidak hanya itu, PDAM juga mengalami kerugian dengan adanya masyarakat nakal yang nekat mengambil air melalui jalur ilegal, Terang Dirut tersebut.


.Tema

JABARCENNA.COM | KOTA CIREBON -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Sultan Kasepuhan Cirebon, Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat dan melakukan takziah ke rumah duka di kompleks Keraton Kasepuhan, Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Rabu (22/7/20).

"Hari ini ada berita duka di Jawa Barat, berpulangnya Pangeran Arief tadi pagi di Bandung," ujar Kang Emil --sapaan Ridwan Kamil.

"Atas nama pribadi dan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, kami mengucapkan belasungkawa atas berpulangnya almarhum. Dan kepada keluarga besar Sultan Kasepuhan di Cirebon, kami turut berduka," tambahnya.

Diberitakan sebelumnya, Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat yang mengisi takhta Keraton Kasepuhan sejak 2010 ini meninggal dunia usai menjalani perawatan di Ruang ICCU Rumah Sakit Santosa Kota Bandung akibat penyakit kanker usus buntu yang dideritanya.

Sultan Arief dirawat sejak Senin (20/7) dan meninggal pada Rabu (22/7) pukul 05:20 WIB. Jenazah sudah diberangkatkan dari Bandung menuju Cirebon pada Rabu (22/7) sekitar pukul 08:00 WIB.

Sesuai adat dan tradisi keraton, Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat dimakamkan di kompleks Pemakaman Astana Gunung Sembung, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, berdekatan dengan sang ayah, Sultan Sepuh XIII PRA Maulana Pakuningrat.

Sultan Arief meninggalkan seorang istri, Raden Ayu Isye Natadiningrat, dan tiga orang anak yakni PRA Luqman Zulkaedin, Ratu Raja Siti Fatimah Nurhayani, dan Pangeran Raja Muhamad Nusantara.

"Mudah-mudahan keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran," harap Kang Emil.

Adapun Kang Emil melakukan takziah sekaligus menjadi imam salat jenazah, bersama di antaranya Wali Kota Cirebon Nasrudin Azis, usai melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Majalengka.

Di mata Kang Emil, Sultan Arief adalah sosok yang teladan dan sangat berjasa bagi kemajuan Cirebon dan Jawa Barat.

"Almarhum adalah individu yang teladan. Selain menjadi pemimpin kepada masyarakatnya, beliau pernah mewakili Jawa Barat di DPR, di DPD, untuk menyuarakan kemajuan rakyat Cirebon, rakyat Jawa Barat, agar bisa maju seperti yang kita saksikan hari ini," tutur Kang Emil.

Kang Emil juga memandang Sultan Arief sebagai figur kakak yang senantiasa mengajarinya tentang keikhlasan serta bagaimana menjadi pemimpin yang memegang teguh syariat Islam.

"Dari beliau saya belajar tentang keikhlasan. Beliau menasihati saya (seperti) adiknya, supaya selalu ingat syariat dalam memimpin masyarakat. Beliau menasihati juga agar selalu menjadi pimpinan dan individu yang bermanfaat," tutup Kang Emil.


.HumasJabar

JABARCENNA.COM | KUNINGAN -  Pemerintah Kabupaten Kuningan melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan menggelar acara Pertemuan Rembuk Stunting Dalam Penanggulangan Stunting di Kabupaten Kuningan Tahun 2020, bertempat di Hotel Horison Tirta Sanita Sangkanurip, Rabu (22/07/2020). Hadir dalam acara Bupati Kuningan, Sekretaris Daerah Kabupaten Kuningan, Anggota DPRD Kabupaten Kuningan Tresnadi, Sejumlah Kepala SKPD Kabupaten Kuningan, Ketua DWP Kabupaten Kuningan, dan undangan lainnya.

Dalam sambutannya Bupati Kuningan H. Acep Purnama, SH., MH menuturkan acara kali ini merupakan percepatan pencegahan stunting, selaras dengan program nasional yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo. Hal tersebut wajib dilakukan oleh seluruh masyarakat yg ada di Indonesia. Meskipun sedang dalam lingkup pandemi Covid-19, pemerintah Kabupaten Kuningan masih tetap bekerja semaksimal mungkin dan tetap menyelesaikan persoalan lainnya terutama di bidang kesehatan.

"Hal yang paling normatif penyebab adanya stunting ini bisa melalui perilaku , gaya hidup, faktor ekonomi dan sosial. Ekonomi menjadi salah satunya karena, keterpurukan ekonomi dapat membuat kesulitan dalam segala hal. Maka dari itu kita harus memikirkan bagaimana caranya untuk recovery dari keterpurukan ekonomi tersebut, kemudian faktor lingkungan yang baik dan sehat serta peningkatan gizi di masyarakat. Ciptakan lingkungan yang sehat dan baik guna mencegah stunting, lingkungan yang sudah baik tingkatkan lagi" tuturnya. Bupati berharap melalui rembuk stunting ini diharapkan akan melahirkan kebijakan-kebijakan yang dapat berpengaruh baik bagi masyarakat kedepannya. Dan sama-sama berkomitmen untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Kuningan

Sementara itu Sekretaris Daerah Kabupaten Kuningan DR. H. Dian Rachmat Yanuar, M. Si dalam paparan materinya menyampaikan mengenai "Kebijakan Penurunan Stunting Dalam Peningkatan Kapasitas SDM". Stunting merupakan salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita di dunia saat ini. Dan menjadi ancaman serius bagi anak Indonesia saat ini. Penyebab utama dari permasalahan ini antara lain kemiskinan, pendidikan rendah, dan ketersediaan Pangan seperti kurangnya asupan gizi yang diterima oleh janin/bayi. Lebih lanjut Sekda mengatakan, stunting dapat dicegah dengan memberikan ASI dan MPASI pada bayi sejak lahir, lingkungan yang sehat(akses air bersih dan fasilitas sanitasi yang baik), pemenuhan kebutuhan gizi bagi ibu hamil serta memantau pertumbuhan balita di posyandu.

"10 Desa prioritas stunting di Kabupaten Kuningan Tahun 2019 : Sagaranten, Citundun, Pakembangan, Kadurama, Ciputat, Sukaraja, Cikeusik, Cisantana, Ciasih dan Bunigeulis" tutur Sekda. Dalam penurunan angka stunting, Sekda menjelaskan perlunya 8 aksi konvergensi dan implikasi peran Pemerintah Daerah seperti analisi situasi, rencana kegiatan, rembuk stunting, Perbup/Perwali tentang Peran Desa, Pembinaan kader pembangunan manusia, sistem manajemen data, pengukuran dan publikasi data stunting serta reviu kinerja tahunan.

"Upaya pencegahan penurunan angka stunting menjadi tanggung jawab bersama, mulai dari peran Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa dalam mensosialisasikan kebijakan nasional kepada seluruh lapisan masyarakat, memformukasikan kebijakan lokal, advokasi vertikal, koordinasi perencanaan, supervisi pelaksanaan program dan peran lainnya yang dapat menunjang dalam upaya percepatan pencegahan stunting"pungkasnya.
.Angga/Hms
Diberdayakan oleh Blogger.