JABARCENNA.COM | Portal Berita Jabar Katanya

JABARCENNA.COM | JAKARTA – Polri masih memberikan himbauan kepada masyarakat apabila diketemukan tetap nekat untuk mudik ke kampung halaman di tengah pandemi Covid-19. Polri baru akan memberlakulan sanksi penegakan hukum pada 7 Mei 2020.

Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Asep Adi Saputra menjelaskan kurun waktu 24 April sampai 7 Mei, Polri beserta stakholder terkait terus memberikan imbauan kepada masyarakat yang kedapatan tetap nekat untuk mudik. Masyarakat akan diputarbalikan untuk pulang ke rumah masing-masing.

“Apabila ada indikasi masyarakat yang masih melanggar ketentuan khususnya yang ingin mudik maka pada kesempatan ini diberikan peringatan terlebih dahulu kemudian disuruh kembali ke rumahnya masing-masing dengan pola secara persuasif dan humanis yang diberlakukan mulai hari ini Jum’at, 24 April 2020 sampai dengan Kamis, 7 Mei 2020,” jelas Kombes Asep Adi Saputra, Jumat (24/4/2020).

Namun, pada 7 Mei nanti, Polri akan memberlakulan sanksi penegakan hukum bila masih menemukan masyarakat yang nekat tetap mudik. Sanksi tersebut disesuaikan dengan aturan yang berlaku.

“Kemudian pada Kamis, 7 Mei 2020 sampai dengan Minggu, 31 Mei 2020 akan diberlakukan penegakan hukum kepada masyarakat yang melanggar ketentuan yang diminta untuk berbalik kanan sesuai dengan sanksi yang berlaku,” terang dia.

Presiden Joko Widodo telah resmi melarang mudik masyarakat. Pelarangan mudik ini dimaksudkan guna mencegah penularan Covid-19 semakin meluas. Pelarangan mudik efektif mulai 24 April dan berakhir 31 Mei 2020.

.Sumber : Divhumas Polri

JABARCENNA.COM | JAKARTA - Setiap orang bisa menjadi carrier virus corona dan tidak diketahui tanda secara fisik bila tanpa gejala. Karena karakter virus seperti itu, pemerintah membagikan tips untuk mencegah penularan Covid-19 salah satu nya dengan menghindari penularan.

Jubir Pemerintah untuk Covid-19 dr. Achmad Yurianto mengatakan langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19 adalah hindari kerumunan. Karena dalam kerumunan tersebut tidak diketahui siapa yang tertular Covid-19, apalagi tanpa gejala.

''Hindari kerumunan karena kita tidak pernah tahu siapa orang di luar rumah yang membawa virus. Bahaya sekali orang yang dalam tubuh nya ada virus Corona tapi tidak ada keluhan sama sekali, kita tidak bisa membedakan orang tersebut,'' katanya pada Konferensi Pers di Gedung BNPB, Sabtu (25/4).

Dengan menghindari kerumunan, tambah dr. Achmad, sama dengan melindungi orang rentan seperti Lansia dan orang dengan penyakit kronis. Sebab jika orang rentan tersebut tertular virus corona akan berakibat fatal.

Tak hanya itu, menghindari kerumunan harus diiringi dengan jaga jarak dengan orang lain, memakai masker jika keluar rumah, dan rajin mencuci tangan pakai sabun.

Karena itu peran dari semua kalangan diperlukan dalam mengakhiri masalah Covid-19 di Indonesia. Hingga hari ini pemerintah telah mengaktifkan lebih dari 45 laboratorium untuk pemeriksaan spesimen.

Spesimen yang telah diperiksa hingga hari ini sebanyak 67 ribu lebih dari 52 ribu lebih kasus. Hasilnya sebanyak 8.607 pasien konfirmasi positif Covid-19, 1.042 pasien sembuh, dan 720 pasien meninggal.

''Secara rinci sebaran pasien sembuh terbanyak di DKI Jakarta 334 pasien, 133 di Jatim, 93 di Jabar, 82 di Sulawesi Selatan, 70 di Bali dan sisanya di 29 provinsi. Pasien konfirmasi positif Covid-19 bertambah 396 total 8.607, pasien sembuh bertambah 40 total 1.042, pasien meninggal bertambah 31 total 72,'' ujarnya.

Sementara itu, tim penanggulangan Covid-19 di daerah telah berhasil mendapatkan 206.911 ODP, 19.084 PDP di semua provinsi dan 280 kabupaten/kota.

''Ini yang perlu kita pahami bukan berarti kabupaten/kota terdampak Covid-19 itu seluruh wilayahnya terdampak, tidak seperti itu, mungkin hanya di beberapa kecamatan yang terdampaknya. Begitu juga tidak seluruh wilayah di 34 provinsi, namun hanya beberapa kabupaten dalam 1 provinsi,'' kata dr. Achmad.

Segala upaya penanggulangan Covid-19 yang dilakukan harus diiringi dengan menjaga diri sendiri dengan meningkatkan imunitas tubuh, istirahat cukup dan tidak panik, jaga jarak, pakai masker, dan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir.

.sumber : Kemenkes

JABARCENNA.COM | JAKARTA - Presiden Joko Widodo memahami keputusan pengunduran diri yang disampaikan oleh Adamas Belva Syah Devara dan Andi Taufan Garuda Putra dari jabatannya sebagai Staf Khusus Presiden.

"Saya memahami kenapa mereka mundur, Saudara Belva Devara dan Andi Taufan. Mereka anak-anak muda yang brilian, yang cerdas, dan memiliki reputasi serta prestasi yang sangat baik," kata Presiden dalam keterangan pada Jumat, 24 April 2020, di Istana Merdeka, Jakarta.

Keduanya merupakan bagian dari tujuh staf khusus baru dari kalangan milenial yang ditunjuk pada 21 November 2019 lalu dan memiliki sejumlah prestasi di bidangnya.

Sejak awal, Presiden Joko Widodo menginginkan adanya anak-anak muda seperti keduanya untuk berkesempatan belajar dan berperan serta dalam pemerintahan dan tata kelola.

"Sebetulnya saya ingin mereka tahu mengenai pemerintahan dan kebijakan publik," kata Presiden.

Presiden menyebut bahwa selama menjalankan tugasnya, mereka telah banyak membantu memberikan gagasan inovasi di berbagai sistem pelayanan publik agar menjadi lebih cepat dan efektif.

"Mereka telah banyak membantu saya bersama-sama dengan staf khusus lainnya dalam membuat inovasi di berbagai sistem pelayanan publik sehingga lebih cepat dan efektif," kata Presiden.

Selain itu, Kepala Negara turut mendoakan keduanya agar dapat terus meniti kesuksesan di bidang masing-masing yang selama ini mereka geluti.

"Saya meyakini, insyallah, mereka akan sukses di bidang masing-masing. Belva di bidang pendidikan dan Andi Taufan di bidang tekfin keuangan mikro dan usaha kecil," kata Presiden.


.Hms/IY

Bahas Distribusi Bantuan, Tim Siaga Covid-19 Kemenag Jabar Gelar Pertemuan Daring
JABARCENNA.COM | Kota Bandung - Plt. Kakanwil lakukan koordinasi daring dengan seluruh anggota Tim Siaga Pencegahan Penyebaran Covid-19 Kementerian Agama Jawa Barat. Sabtu (25/4/2020)

Pertemuan Daring tersebut guna membahas  pendistribusian bantuan yang akan diberikan ke seluruh provinsi di Indonesia termasuk Kementerian agama Jawa Barat.

Dilansir dari portal Kanwil Kemenag Jabar, Tim Siaga Pencegahan Penyebaran Covid-19 Kementerian Agama Jawa Barat, dalam pertemuan melalui daring tersebut, yang mana Haidar Yamin Mustafa, Kasubbag Hukum dan KUB selaku Ketua Tim Siaga menuturkan bahwa bantuan yang akan diberikan berbentuk paket sembako dan dibagikan untuk mitra kerja Kementerian Agama.

"Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya oleh Pak Plt Kakanwil bahwa yang termasuk mitra kerja Kementerian Agama adalah pegawai honorer, guru non PNS, penyuluh non PNS, guru mengaji, marbot masjid, dan khatib masjid. Bantuan yang terbatas ini harus dibagikan secara berimbang dengan skala prioritas," jelasnya.

Pandemi Covid-19 tidak hanya mempengaruhi kesehatan bangsa, tetapi pengaruhnya sudah melibatkan berbagai sektor kehidupan masyarakat terutama perekonomian. 

Plt. Kakanwil Kemenag Jawa Barat, H. A. Handiman Romdony, menerangkan bahwa bantuan ini berasal dari donasi yang sudah terkumpul di Gugus Tugas Covid-19 Kementerian Agama RI dan harus didistribusikan ke seluruh Kab/kota di Jawa Barat.

Mengenai jumlah bantuan paket sembako, Romdony menekankan bahwa jumlahnya terbatas sesuai kuota yang diberikan oleh Tim Gugus Covid-19, maka dari itu Ia meminta pendapat dalam merumuskan mitra kerja Kementerian Agama yang akan diberikan bantuan.

Direncanakan pemberian bantuan paket sembako ini akan dilaksanakan dalam waktu dekat dan dikoordinasikan ke Kankemenag Kab/kota untuk pembagiannya.



.Iwan
Diberdayakan oleh Blogger.