JABARCENNA.COM | Portal Berita Jabar Katanya

Para pekerja mulai membongkar pipa yang bocor
JabarCeNNa.com, Banjar - Pipa utama SPAM pembawa saluran ari dari Balokang Patrol ke penampungan di Kelurahan Situ Batu kembali pecah saat di uji coba. 

Sebelumnya, pipa pernah pecah saat ujicoba beberapa waktu lalu, dan sekarang pecah di titik ke 7.

Pipa utama SPAM yang pecah tersebut berada di Lingkungan Bojong RT 11/03 Kelurahan Situbatu Kecamatan Banjar. 

Menurut Pian, Salah satu warga setempat yang melihat kejadian mengatakan, pecahnya pipa tersebut terjadi kemarin Senin (16/12/2019). Menurut Pian. Kejadian pecahnya pipa SPAM sudah terjadi 7 kali, dan ini yang kedua.

" kemaren pernah pecah, dan sekarang pecah lagi" ujarnya, Selasa (17/12/2019).

Menurut Informasi, pecahnya pipa dan bocor sudah ke 7 kali, dan yang terakhir terletak di perempatan. 

" Ini yang terakhir. Katanya ada enam titik yang bocor dan pecah," ungkap Pian. 

Sebelumnya, para pekerja membongkar Pipa yang pecah dengan membongkar saluran drainase yang sudah di bangun.

Saat dikonfirmasi mengenai pipa yang pecah, PPK air baku Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy Ridwan tidak memberikan jawaban.


.Ao

Salah satu office boy sedang membersihkan debu di kaca pintu masuk kantor DPRD kota Banjar yang terkunci Rabu (18/12/2019).
JabarCeNNa.com, Kota Banjar - Kantor DPRD Kota Banjar kosong dan tidak ada satupun pegawai baik ASN maupun honorer yang terlihat di dalam nya, hal itu di akibatkan Karena hampir semua pegawai di sekertariat DPRD Kota Banjar sedang ada kegiatan capacity building tahun 2019 Goes to Baturaden, 

Selain kosong pintu kantor wakil rakyat tersebut juga tertutup dan dikunci rapat. 

Salah satu security DPRD kota Banjar yang sedang bertugas mengatakan, para pegawai sekertariat sedang keluar kota ke Baturaden Jawa Tengah. Menurutnya, tidak semua pegawai sekertariat ikut kegiatan ke Baturaden. Diapun membenarkan soal pintu kantor DPRD yang terkunci. 

" Nuju kaluar kota. Tadi mah aya a Dani tapi ayeuna tos uwih," ungkapnya, Rabu (18/12/2019).

Hal itu mebuai tanggapan dari Aktivis pemuda kota Banjar Joko Nurhidayat. Menurut Joko, Dirinya sangat menyayangkan kondisi tersebut. Apalagi kegiatan yang diikuti para pegawai sekertariat DPRD kota Banjar ini di hari kerja sehingga kantor kosong tanpa penghuni dan tertutup pintunya rapat. 

" Ya, saya sangat menyayangkan apalagi sampai dikunci pintunya. Ini kan hari kerja," ujarnya.

Hal seperti ini menurutnya tidak terjadi dikemudian hari. Pasalnya anggaran yang dihabiskan banyak kemungkinan tidak sedikit. Selain itu dia juga mempertanyakan apa output dari kegiatan tersebut?. Dia menganggap kegiatan itu hanyalah penghamburan anggaran.

" Pasti anggarannya tidak sedikit. Kalau menurut saya itu penghamburan anggaran saja," cetus Joko.

Sekertariat DPRD kota Banjar Rachmawati tidak memberikan jawaban apapun Saat dikonfirmasi soal besarnya anggaran untuk kegiatan tersebut. Begitupun saat ditanya berapa pegawai yang ikut kegiatan tersebur diapun tidak memberikan jawaban. 


.AO

JabarCeNNa.com, Kota Banjar - Sungguh malang nasib Esih (60) warga lingkungan tanjungsukur Rt05/16 kelurahan Hegarsari, kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Jawa Barat rumah yang ia tinggali bersama empat cucunya semenjak di tinggal suami nya ambruk, Selasa malam (18/12/2019) pukul, 22.00 wib.

Menurut Esih Kejadian terjadi Selasa malam di saat turun hujan besar. Menurutnya, saat itu dirinya lagi asik nonton televisi bersama cucu nya. 

"Pas nuju hujan ngadadak tembok sisi ambruk, abi panik langsung ngajak incu kaluar,"jelasnya.

Sementara Rodi menerima laporan Esih langsung melaporkan ke ketua Rt 05 dan langsung mengecek ke rumah Esih yang sudah berantakan.

"Begitu menerima ambruk nya rumah mak Esih saya langsung melaporkan nya ke pak Rt," ujar Rodi, 

Kusdiana selaku ketua Rt.05/16 langsung melaporkan kejadian tersebut ke instansi terkait. Tak berselang lama pihak kelurahan, Polsek Pataruman ,Babinmas serta BPBD segera datang untuk melakukan pengecekan lokasi.

Menurut Kusdiana, kejadian ambruk nya rumah mak Esih di perkirakan menelan kerugian puluhan juta. Dan untuk sementara korban di ungsikan karena di khawatirkan sebagian rumah Esih yang masih utuh akan ambruk karena kondisi rumah Esih sudah lapuk dan tidak layak huni.

" kami tetap berkoordinasi dengan semua pihak yang terkait baik itu perintah kelurahan dan juga BPBD kota Banjar, dan untuk sementara Mak Esih kami ungsikan untuk mencegah hal hal yang tidak di inginkan,"Jela Dede Rosidi.

.Ao

JabarCeNNa.com, Kota Bandung -- Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum meminta 1.075 pondok pesantren yang tergabung dalam program One Pesantren One Product (OPOP) untuk membentuk forum yang akan mengikat seluruh anggotanya.

Selain bertujuan membangun jaringan bagi para pesantren OPOP, Uu menilai forum tersebut juga bisa menjadi wadah untuk memberikan referensi produk bagi setiap pelaku OPOP tersebut.

"Biar anggota OPOP bisa terus bersinggungan dan membangun jaringan, maka saya minta dibentuk forum yang mengikat mereka agar anggota OPOP ini tidak dibentuk kemudian bubar," ucap Uu saat menghadiri acara Temu Bisnis II OPOP di Ballroom The Trans Luxury Hotel, Kota Bandung, Minggu (15/12/19).

Uu pun mengimbau Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Provinsi Jabar sebagai leading sector program OPOP untuk menjadi koordinator pembentukan forum tersebut. Dalam forum itu, nantinya terdapat ketua, anggota, hingga koordinator wilayah.

"Saya minta kepada Dinas KUK sebagai koordinator pembentukan forum ini. lanjutnya.

Selain itu, Uu menuturkan bahwa 1.075 anggota OPOP adalah aset pemerintah dan pesantren sehingga harus ada sinergitas atau kebersamaan antar anggota OPOP. Uu berharap, 1.075 pesantren anggota OPOP bisa terus berkembang hingga mampu mengirim produknya ke luar negeri.

"Selain untuk kemandirian ekonomi pesantren, tak menutup kemungkinan produk yang dihasilkan juga bisa di ekspor ke luar negeri," kata Uu.

Program OPOP yang dibentuk Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar sendiri bertujuan mewujudkan pesantren yang mandiri secara ekonomi agar mampu bertahan lama sekaligus mengurangi gini rasio atau ketimpangan ekonomi antara kota dan desa karena mayoritas pesantren berada di pedesaan. 

Berikutnya, program OPOP diharapkan dapat melahirkan pelaku usaha sukses yang berlatar belakang santri.

"Artinya OPOP adalah sebagai daya dorong pemerataan ekonomi di Jabar yang kini sudah harus melek bisnis dan teknologi," tutur Uu.

Adapun, 1.075 pesantren se-Jabar anggota OPOP masih cukup kecil ketimbang total 10 ribu pesantren yang tercatat di Jabar. Pemda Provinsi Jabar pun menargetkan seluruh pesantren di Jabar bisa menjadi anggota OPOP.

"Target kami dalam lima tahun (kepemimpinan), program OPOP ini menyentuh seluruh pesantren," ujar Uu.

Pesantren yang mengikuti program OPOP juga diberikan pelatihan entrepreneurship, jaringan, hingga suntikan modal usaha. Di 2020, Pemda Provinsi Jabar kembali membuka program tersebut sehingga pondok pesantren se-Jabar yang belum bergabung bisa mendaftar.

.Asbud
Diberdayakan oleh Blogger.