Viralnya Jodi, Kepala Desa Margabakti Angkat Bicara
JabarCeNNa.com, Kuningan -- Adanya Video Jodi yang diunggah oleh seorang guru honorer di salah satu sekolah dasar di Kabupaten Kuningan tepatnya SDN 1 Margabakti Kecamatan Kadugede telah menjadi Viral bahkan tayang Live di salah satu stasiun televisi dalam acara Hitam Putih, dalam acara tersebut mengupas Kepedulian seoarang tenaga pendidik Honorer Atun Rohyatun terhadap salah satu warga desa Margabakti yang sudah memasuki usia mengenyam pendidikan sekolah Dasar namun belum juga bersekolah. Warga tersebut adalah jodi putra dari ibu ita keluarga yang mempunyai keterbelakangan mental.
Dengan viralnya Jodi, kepala Desa Margabakti Nono Mulyono, dirinya angkat Bicara.
"Sangat disayangkan kepada pihak yang menviralkan terutama kepada pihak sekolah karena mereka bukan warga Marga bakti yang tidak tahu permasalahan daripada keluarga jodi."ungkapnya
Sebetulnya keluarga jodi adalah menjadi perhatian prioritas pihak pemerintah desa karena termasuk katagori orang yang tidak mampu, bahkan beberapa bantuan dari desa seperti pembangunan rutilahu dan PKH telah dilakukan, sedangkan untuk jodi sendiri PEMDES berencana memasukan kesekolah dasar pada usia 7 tahun, karena asumsi masyarakat desa bahwa usia sekolah adalah 7 tahun sedangkan sampai saat ini usia jodi sendiri belum masuk."terang Nono
Lanjutnya, kalaupun pihak sekolah peduli terhadap warga kami terutama dalam hal pendidikan, kami apresiasi."tukanya
Namun sangat disayangkan, harusnya kordinasi dengan pihak desa dulu karena bagaimanapun juga ini merupakan tanggung jawab bersama, dengan kordinasi tidak akan terjadi simpang siur informasi yang di sampaikan. "lah ini tidak" keluh Nono
Masih menurutnya, sehingga pihak luar menilai bahwa pemerintah desa tidak ada kepedulian terhadap warganya, ini berdampak bukan saja pada desa kami tapi juga Pemerintah Kabupaten dan Dinas Pendidikan. padahal kami (pemdes) komitmen membangun di semua lini, bukan saja sektor pendidikan tetapi juga kesehatan, sumber daya manusia, infrastruktur dan lain sebagainya yang menyangkut kebutuhan dasar manusia, terbukti desa saya menjadi desa berkembang sejajar dengan desa yang ada di Kabupaten Kuningan.” demikian dikatakan Nono.
Hal senada di sampaikan tokoh Masyarakat setempat, ngabihi. Dirinya mengatakan "kami warga desa Margabakti merasa kecewa terhadap adanya video jodi yang viral, bukannya kami tidak setuju ataupun melarang namun ada beberapa informasi yang di sampaikan narasumber tidak sesuai dengan fakta sehingga kami menduga ada motif mempublish video tersebut untuk suatu keuntungan terutama kepada saudara Atun yang bukan asli warga desa Marga bakti."kata Bihi
Menurut keterangan Elo guru kelas 2 SDN 1 Margabakti menjelaskan pada Media ini sabtu (10/08/19), Atun Rohayatun adalah tenaga honorer yang mengajar di SDN 1 tersebut, awalnya Atun bersepakat dengan guru-guru yang ada di sekolah untuk mencari donatur guna membantu jodi dalam memenuhi kebutuhan sekolah terutama tas, buku dan sepatu, karena sebelumnya Sudri guru SD kelas 5 merasa prihatin adanya jodi yang sering main kesekolah dengan pakaian lusuh dan tidak bersandal namun seusia jodi belum juga bersekolah, kemudian berinisiatif mendatangi orang tua jodi, menyarankan untuk segera menyekolahkan jodi, namun sampai batas satu minggu tidak ada khabar dari keluarga jodi, akhirnya sudri membicarakannya dengan para guru yang ada di sekolah kemudian Atun pun berinisiatif menghubungi rekannya untuk memviralkan jodi sehinnga dengan viralnya video jodi banyak empati dari pihak luar, donatur terus mengalir baik ke keluarga jodi maupun kesekolah.
“Atas kejadian tersebut, kini warga desa margabakti terutama yang mengurus Jodi (sudah satu tahun jodi di urus oleh Jaja ngabihi) meminta kepada pihak sekolah untuk meminta maaf kepada masyarakat dan pemerintah desa melalui media baik cetak maupun elektronik, karena mereka telah menyebar berita yang tanpa didukung dengan bukti yang kuat, mereka bukan warga asli desa Margabakti yang tidak tahu keberadaan keluarga jodi sehingga seolah olah menyudutkan pemerintah desa yang telah berjuang keras mensejahterakan warganya pupus sudah oleh berita jodi, padahal antara kantor desa dengan sekolah berada dalam satu lingkungan, jangankan satu jodi, seratus jodipun kami sanggup membantu karena sudah menjadi kewajiaban pemerintah desa”,ujar kepala desa.
lanjutnya pihak desa lebih tahu akan kehidupan keluarga jodi yang sebenarnya, harusnya konfirmasi ke pemerintah desa agar seimbang, jangan kesannya pihak Pemdes tidak memperhatikan warganya, padahal kami sudah berusaha demi kesejahteraan warganya dan membangun desa sejajar dengan desa lain.”pungkas Nono.
(SURADI )