JABARCENNA.COM | Portal Berita Jabar Katanya

JabarCeNNa.com, Banjar -- Bripka Handri yang sehari hari bertugas di Sat Lantas Polres Banjar mendapatkan Penghargaan atas dedikasinya menghibahkan tanah untuk dijadikan Pos Kamling oleh Kapolres Banjar, Rabu 10 Juli 2019.

Atas jasa dan jiwa sosialnya itu, Kapolres Banjar AKBP Yulian Perdana,SIK dalam Acara Puncak Hari Bhayangkara Ke 73 menyerahkan penghargaan kepada Bripka Handri. 

Ia mendapatkan penghargaan berupa Pin Emas, Piagam, dan tali asih di depan ratusan anggota saat pelaksanaan hari Bhayangkara ke 73 di Taman Kota Banjar.

AKBP Yulian Perdana,SIK menegaskan, apa yang dilakukan Bripka Handri ini diharapkan bisa meneladani anggota kepolisian lainnya untuk tetap bisa menjunjung tinggi jiwa sosial di masyarakat dan menciptakan kondusifitas lingkungan.ungkapnya.


.Tema

JabarCeNNa.com, Banjar -- Selesai melaksanakan kegiatan Upacara hari Bhayangkara Polres Banjar bersama Walikota Banjar memberikan hadiah dan Piagam Penghargaan kepada Halena Nuraeni Polwan cilik yang baru duduk di kelas 4 SD, Rabu 10 Juli 2019.

Halena mengikuti perlombaan Foto dan Vlog tingkat kota Banjar dalam rangka hari Bhayangkara ke 73. Menurut Kapolres Banjar AKBP Yulian Perdana,SIK menerangkan bahwa lomba Foto dan Vlog mengusung tema Soliditas TNI- Polri serta Pengabdian Polri kepada Masyarakat Bangsa dan Negara yang digelar sejak bulan Juni 2019

Tentunya ada yang menarik dari beberapa yang tampil menjadi juara yaitu Polwan Cilik yang baru menginjak kelas 4 SD ia adalah Halena Nuraeni yang meraih juara 3 dari lomba Vlog yang ia buat bersama dengan pamannya.ungkap Kapolres.

Brigadir Didik sebagai panitia lomba Foro atau juri menjelaskan bahwa lomba Foto juara 1 diraih oleh Ahmad Muhafid, juara 2 diraih oleh Didik Garnika dan Rizky Firdaus dan Juara 3 diraih oleh Cecep Herdi.

Untuk lomba Vlog juara 1 diraih oleh Dikdik Garnika dan Rizky Firdaus kemudian juara 2 diraih oleh Riswanto dan juara 3 oleh Polwan cilik Halena.

Lebih lanjut Walikota Banjar Dr HJ Ade UU Sukaesih Msi memberi apresiasi terhadap kegiatan yang digagas Polres Banjar dalam rangkaian kegiatan Hari Bhayangkara ke 73 Lomba ini dinilainya bisa membangkitkan rasa cinta terhadap kepolisian dan mengerti tentang pentingnya tugas dan pengabdian Polri kepada masyarakat.terangnya.

"Terimakasih kepada jajaran kepolisian sehingga anak-anak kita bisa tumbuh dan berprestasi dengan baik. Tentunya dapat memperkuat negara dengan generasi muda yang berkualitas," pungkasnya.

.Tema

JabarCeNNa.com, Banjar -- Polres Banjar melaksanakan Upacara hari Bhayangkara ke 73 yang di laksanakan di halaman Taman kota Banjar, Rabu 10 Juli 2019.

Hadir Walikota Banjar Hj Ade Uu Sukaesih Msi selaku Inspektur Upacara, Kapolres Banjar AKBP Yulian Perdana,SIK bersama para PJU Polres Banjar kemudian Wakil Walikota, Dandim 0613 Ciamis, Danlanud Wiradinata Tasikmalaya dan Unsur Forkopimda serta sejumlah pimpinan OPD ada dalam jajaran panggung. 

Dalam sambutannya Walikota Banjar Hj Ade Uu Sukaesih Msi membacakan amanat Presiden RI Joko Widodo

" Presiden yang baru saja terpilih untuk periode kedua itu menyampaikan beberapa instruksi, di antaranya meminta Polri terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia guna menghadapi berbagai tantangan tugas yang semakin kompleks.Kemudian mendukung terwujudnya Indonesia Emas 2045, mengedepankan strategi pemolisian proaktif dan tindakan humanis dalam mencegah dan menangani berbagai permasalahan sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat" Jelasnya.

Polri juga harus meningkatkan kualitas pelayanan publik yang modern, mudah, murah, cepat, secara konsisten dan berkelanjutan, Meningkatkan profesionalisme dalam penegakan hukum, guna mewujudkan penegakan hukum yang profesional, transparan, dan berkeadilan, serta memperkuat koordinasi dan kerja sama dengan TNI, kementerian/lembaga, pemerintah daerah, serta masyarakat, dalam memelihara keamanan dalam negeri. "Ungkapnya

Selesai pelaksanaan upacara Hari Bhayangkara kemudian dilanjutkan dengan rangkain defile yang dilaksanakan oleh seluruh peserta pasukan upacara.

.Tema

JabarCeNNa.com, Banjar -- Ketua Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Indonesia (HMPI) Bidang Keagamaan, Fadhly Azhar, mengkritik usulan Darmono terhadap Pemerintah Indonesia perihal usulan penghapusan pendidikan agama di sekolah. Fadhly Azhar berharap bahwa Pemerintah tidak perlu menanggapi usulan tersebut. 

Pasalnya, usulan tersebut tidak ramah dalam lingkungan awam yang tidak paham, menurut Fadhly. 

“Sesungguhnya, Pendidikan Agama jangan dijadikan alasan karena terjadinya anti kohesi sosial dalam menguatnya radikalisasi-sektarian di ruang publik virtual maupun kehidupan sehari-hari” Tegas Fadhly Azhar, yang juga Ketua Bidang Kajian Strategis GNKRI (Gerakan Nasionalis Kebangsaan Rakyat Indonesia), dalam acara Workshop Kompetensi Pendidik Pendidikan Kesetaraan pada Pondok Pesantren Salafiyah di MG Setos Semarang, Jumat (5/7/2019).

Sekretaris Yayasan Institut Parahikmah ini juga menambahkan, “Yang perlu diperhatikan dalam fenomena anti kohesi sosial dalam penguatan superioritas golongan adalah perangkat tenaga pendidik, standar isi dan struktur kurikulum yang juga sangat radikalis-sektarian.

Makanya, perlu ada standar kompetensi moderasi agama dalam penentuan perangkat tenaga pendidik, standar isi bahkan struktur kurikulumnya, agar menciptakan instrumentalisasi pendidikan agama yang tobat golongan alias moderat”.

Fadhly kembali mengatakan bahwa Pendidikan Agama merupakan medium terkuat dalam pembentukan Kearifan dan Hikmat Kebijaksanaan dalam proses berbangsa, bernegara dalam kehidupan kewarganegaraan. Bagi yang tidak memahami agama adalah suatu entitas yang tidak kacau dan bahkan solid sebagai medium internalisasi kebijaksanaan dan kearifan, maka dia tidak perlu menghakimi agama sebagai biang terhadap munculya anti kohesi sosial. Di Iran, Wilayatul Faqih menjadi spirit agama dalam pembentukan kebijaksanaan dan kearifan, hingga muncul _Falsafatuna_ dan _Iqtishaduna_

Dengan Penjelasan di atas, Fadhly menutup pendapatnya dengan mengatakan, “Kalau Einstein mengatakan agama tanpa ilmu adalah lumpuh, sedangkan ilmu tanpa agama adalah buta, maka saya perlu menambahkan bahwa ilmu dan agama tanpa hikmah adalah sekedar ornamen. 

Maka, setiap pendidikan agama harus memiliki spirit kebijaksanaan dalam penyusunan pembentukan perangkat dan penyusunan instrumentalisasinya”.

.Tm
Diberdayakan oleh Blogger.