JABARCENNA.COM | Portal Berita Jabar Katanya

JabarCeNNa.com, Banjar -- Sebanyak 1500 orang lebih ikuti Pawai Tarhib yang dilaksanakan di depan Alun-alun Kota Banjar. Selasa, 30 April 2019. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menyambut bulan suci ramadhan.

Para peserta yang ikut dalam pawai tarhib tersebut diantaranya dari kalangan OPD sekota Banjar, Polres kota Banjar, Batalyon 323/BP, Ormas Islam sekota Banjar, Pesantren sekota Banjar, Sekolah tingkat SMP dan SLTA, Kelurahan/Desa sekota Banjar, Bank Bjb, DKM sekota Banjar, 

Kegiatan tersebut dihadiri Wakil Walikota Banjar Nana Suryana, Ketua DPRD kota Banjar Dadang Kalyubi, Kapolres kota Banjar AKBP Yulian Perdana, Waka Polres Kompol Ade Najmuloh, Sekda kota Banjar Ade Setiana, Ketua MUI kota Banjar KH.Muhtar Gozali. Kepala Kemendag kota Banjar H.Badru zaman S.Ag MPD.

Peserta yang mengikuti Pawai Tarhib sebayak kurang lebih1500 orang tersebut dikawal oleh kendaraan Patwal Polres kota Banjar.
Para peserta yang ikut konvoi di kawal dengan pengawalan Kepolisian. ist
Wakil Walikota Banjar Nana Suryana dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini memuat tema "Menata diri menyambut bulan penuh berkah" dalam beberapa hari ini kita sebagai umat islam akan menyambut bulan suci Ramadhan 1440 H dengan melaksanakan Pawai Tahrib yang sekarang dilaksanakan di depan Alun-alun kota Banjar."ucapnya

Dirinya menyarankan kepada masyarakat agar bisa membaca alquran satu hari satu juz.

"Kalau gak sanggup satu juz per hari, bisa satu hari satu halaman, kalau masih belum sanggup minimal sehari itu satu ayat," tutur Nana. 

Menurut Nana, di tengah situasi Pemilu yang kondusif di Banjar, menjadikan bulan Ramadan ini penuh rahmat. Sehingga seluruh warga bisa melaksanakan ibadah dengan tenang. 

"Mari sambut dengan kegembiraan dan keikhlasan, jangan berlebihan dalam segala hal. Kami pastikan kebutuhan masyarakat di bulan puasa terpenuhi, terutama kebutuhan pokok," katanya.

Sementara itu, Kapolres Banjar AKBP Yulian Perdana mengatakan pengamanan di bulan Ramadan dilakukan dengan pengamanan terintegrasi dengan Pemkot Banjar. Sasarannya menjaga tempat ibadah dan tempat beraktifitas ekonomi masyarakat. 

"Lebih kepada deteksi dini dan pencegahan. Tentunya kalau polisi sendiri punya keterbatasan, jadi dilaksanakan pengamanan terintegrasi. Masing-masing masjid akan ada pengamanan dengan Satpol PP dan TNI, di DKM ada pemuda masjid," katanya. 

Kapolres meminta kepada warga memaknai bulan Ramadan ini dengan menahan diri dan jangan sampai ramadan tidak toleran. Polisi juga melarang adanya tindakan sweeping. 

"Warga Banjar harus tunjukan sebagai umat yang toleran dan memiliki cinta kasih dan kedamaian," ucapnya. 

Kapolres juga melarang adanya peredaran petasan di Kota Banjar. Pihaknya juga akan melakukan razia dan menertibkan bagi siapa saja yang menjual petasan. 

"Petasan itu mengganggu kekhusyuan ibadah dan kerawanan, akan kita tertibkan. Kepada orang tua juga diharapkan mengontrol anak-anaknya jangan sampai main petasan," pungkasnya.


.Tema

JabarCeNNa.com, Kota Bandung - Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggelar Seleksi Tilawatil Quran (STQ) XVl tingkat Provinsi Jawa Barat 28 April hingga 3 Mei 2019 untuk seluruh kabupaten/kota.

Seleksi dibuka di tiga tempat di Kota Bandung, yakni Pusdai Jalan Diponegoro No 63, Masjid Al-Mutaqin Gedung Sate, dan Masjid Agung Kota Bandung. 

STQ XVI merupakan kerja sama Pemprov Jabar, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, serta Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Provinsi Jawa Barat.

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum yang membuka acara berharap kualitas para kontingen meningkat dari tahun lalu. Sebab pemenang STQ tingkat provinsi akan mewakili Jwa Barat di tingkat nasional yang akan diselenggarakan 27 Juni- 6 Juli 2019 di Pontianak, Kalimantan Barat.

"Memang diakui waktu Musabaqah Tilawatil Quran Nasional ke XXVII tahun 2018 di Medan, hasilnya belum sesuai yang diharapkan. Maka kami berharap pada tahun ini kompetensi peserta akan lebih baik dari pada tahun sebelumnya," kata Wagub Uu dalam arahannya pada pembukaan STQ XVI Tingkat Provinsi Jawa Barat, di Plaza Pusdai Bandung, Minggu (28/4/19).

Sementara itu, pada STQ XVI tingkat Provinsi Jawa Barat pada tahun ini, ada kategori baru yakni Musabaqah Hadist Nabi, yang mencangkup di antaranya hafalan 100 hadist dengan sanad dan Musabaqah Hadist Nabi cabang hafalan 500 hadist tanpa sanad.

Cabang baru ini, kata Uu, penting bagi santri dan umat Islam pada umumnya dalam menguatkan pemahaman hadist sebagai sumber hukum dan ibadah di kehidupan sehari- hari.

"Jadi gak cukup hanya mempelajari Al- Quran tapi hadist juga sebagai sumber hukum dan ibadah sehari- hari harus diketahui," katanya.

Sementara itu, lanjut Uu, membaca Alquran dan mengetahui tentang cara membacanya dengan baik dan indah, menjadikan suatu keutamaan bagi setiap muslim. Serta, Alquran sendiri, menjadi salah satu rukun iman. Tak sampai disitu, Alquran tutur Uu, merupakan kalam Allah SWT yang menjadi pedoman hidup manusia. 

"Kepada para peserta, selamat mengikuti STQ semoga membawa maslahat, mengaktualisasikan ajaran Islam secara damai," ujar Uu. 

"Jadikan STQ kali ini mempersiapkan diri untuk STQ Nasional. Jadikan event ini cambuk dan pelajaran untuk lebih giat berlatih menghadapi masa yang akan datang," tambahnya.

Sementara Ketua Umum LPTQ Jawa Barat sekaligus Ketua Panitia Daud Achmad menyebut enam kategori yang dilombakan pada Seleksi Tilawatil Qur'an XVl tahun 2019 Tingkat Provinsi Jawa Barat.

Kategori tersebut meliputi, Musahabaqah Tilawatil Alquran anak- anak dan dewasa, Musabaqah Hifzil Qur'an ( MHQ) 1 Juz dan 5 Juz, Musabaqah Hifzil Quran ( MHQ) 10 Juz dan 20 Juz, Musabaqah Hifzil Quran ( MHQ) 30 Juz dan Tafsir Bahasa Arab.

"Serta kategori baru, yakni Musabaqah Hadist Nabi (MHN), yang mencangkup di antaranya, hafalan 100 Hadist dengan sanad dan Musabaqah Hadist Nabi cabang hafalan 500 hadist tanpa sanad," tambah Daud.

Adapun jumlah peserta mencapai 456 orang dengan rincian 230 peserta putra, dan 226 orang peserta putri. "STQ jadi daya dorong percepatan pembangunan dari segi agama atau kecerahan rohani," katanya.

Inovasi juga hadir pada penyelenggaraan STQ di Jawa Barat tahun ini, bahwa para peserta harus melakukan fingger print agar menghindari ada joki. Pihak panitia penyelenggara, telah bekerja sama sengan Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Provinsi Jawa Barat untuk menghindari ada joki atau peserta pesanan 

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat A. Buchori berharap kegiatan ini dapat dikuti dengan sebaik-baiknya oleh seluruh kafilah STQ. Sehingga nanti saat mengikuti STQ Tingkat Nasional dapat meraih hasil yang maksimal.

Menurut Kakanwil, kegiatan ini dapat terus menumbuhkan rasa cinta terhadap Alquran. Lebih luas, kegiatan ini juga bisa menjadi ajang dalam mewujudkan masyarakat yang Qurani. Maka STQ menjadi implementasi kepedulian pemerintah terhadap pembinaan umat.

"Diharapkan dapat memantapkan komitmen bahwa pelaksanaannya lebih baik dan harus berubah ke arah yang lebih baik," Katanya.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa yang juga hadir pada pembukaan STQ X berharap para peserta dapat mengikuti kegiatan ini seoptimal mungkin sehingga terjadi suatu peningkatan prestasi.

"Karena ini langkah awal. Langkah berikutnya di tingkat nasional kita berharap menjadi Juara Umum," harap Iwa.

Sementara itu, acara Pembukaan STQ XVI Tingkat Provinsi Jawa Barat berlangsung sukses. Acara dimeriahkan dengan tarian Kolosal yang banyak orang penari, dan menampilkan bintang tamu Wali Band.

.Asbud/Iy

JabarCeNNa.com, Tasikmalaya -- Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum membuka kegiatan Wisuda Akbar Penghafal Alquran se-Priangan Timur Forum Huffazhil Quran (FHQ), di Gedung Islamic Center Kabupaten Tasikmalaya, Minggu (28/4/19). 

Sebanyak 3.000 santri penghafal Alquran, resmi menjadi wisudawan setelah melalui tahapan tes seperti Munaqosah Tahfizul Quran, Simaan, serta tahapan tes lainnya. Adapun santri yang lulus dan diwisuda ini hafal minimal satu juz sampai hafal 30 juz Alquran. 

Wakil Gubernur menyatakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendukung penuh kegiatan ini karena sejalan dengan salah satu program Jawa Barat Juara Lahir Batin, yakni One Village One Hafidz atau satu desa satu penghafal Alquran. Uu menganggap semua satri yang diwisuda merupakan kebanggaan Jawa Barat. 

Kepada para santri salafiyah, Uu mengaskan komitmen Pemprov Jabar untuk segera menerbitkan perda pesantren untuk menjamin operasional pesantren dan kesejahteraan para pengajarnya dalam sebuah payung hukum. 

Dengan perda pesantren pertama di Indonesia, para santri dapat menikmati dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), serta beasiswa dari pemerintah atau jenis bantuan lainnya. 

"Saya mendukung kegiatan ini karena bersama Pak Gubernur dengan Jabar Juara Lahir Batin, kami punya program Satu Desa Satu Hafidz," kata Uu. 

Pada tahap awal program Satu Desa Satu Hafidz, Pemprov menargetkan mencetak 5.000 penghafal Alquran. Dengan semakin banyak anak muda yang hafal Alquran, Uu berharap Jawa Barat semakin diberkahi, subur, makmur, adil dan aman. 

Menyongsong revolusi industri 4.0, Uu juga berharap pesantren bisa menjadi sarana pengembangan sumber daya manusia terutama generasi muda yang berdaya saing. Pesantren tak lagi sekadar tempat memperdalam ilmu agama, namun lembaga pendidikan yang memberdayakan umat. 

"Santri-santri semua jangan sampai ketinggalan jangan gaptek. Mudah - mudahan santri bisa hadir menjadi orang hebat berguna bagi nusa bangsa dan agama. Khoirunnas anfa'uhum linnas," tuturnya. 

Kepala Seksi Pendidikan Alquran Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat Nur Mauludin mengatakan, kelulusan 3.000 penghafal Alquran menjadi suatu kebahagiaan tersendiri bagi Kementerian Agama. 

Dia mengapresiasi keuletan para santri menghafal kalam Allah SWT di tengah berbagai pengaruh negatif internet dan gawai. Menurut Nur, para santri ini merupakan generasi rabbani, generasi penjaga Alquran di era milenial. 

Menurut Ketua Forum Huffazhil Quran (FHQ) Tasikmalaya Agus Yosef Abdullah, wisudawan yang hafal sampai 30 juz akan mendapatkan hadiah umrah ke Tanah Suci. Wisuda tahun ini merupakan yang kedua. Tahun lalu pesantren hanya diikuti 1.200 peserta tingkat sekolah dasar dari 18 kecamatan Kabupaten/Kota Tasikmalaya.

"Pemprov Jabar selalu merangkul dan membina kami. Kami mengambil bagian menyukseskan program Pemprov, Satu Desa Satu Hafidz. Kami sukseskan, kami bersemangat memperjuangkan para penghafal Alquran," kata dia.

.Tm

JabarCeNNa.com, Ciamis -- Setiap menjelang bulan suci Ramadhan, berbagai event tradisi dilaksanakan di Ciamis, Jawa Barat. Salah satunya yakni Upacara Adat Ngikis yang selalu ramai dan ditunggu-tunggu masyarakat dilaksanakan di Objek Wisata Situs Budaya Ciung Wanara, Karangkamulyan, Cijeungjing, Ciamis Jawa Barat. Senin, 29 April 2019

Ngikis yang berarti memagari tersebut, dimaknai sebagai upaya memagari diri dari pengaruh jahat atau jelek menjelang bulan Ramadhan. Kegiatan puncak tradisi Ngikis pada mulanya diwujudkan dengan mengganti pagar bambu yang mengelilingi batu pangcalikan, yang diyakini sebagai patilasan tempat duduk raja Galuh kuno. Raja Galuh saat itu yakni Prabu Adimulya Sanghyang Cipta Permana Di Kusumah.

Prosesi Upacara Adat Ngikis diawali dengan menyambut para tokoh yang hadir, Wakil Bupati Ciamis, Yana D Putra bersama rombongan para pejabat. Penyambutan dilakukan oleh Kepala Desa Karangkamulyan, M. Abdul Haris dengan diiringi tarian-tarian yang kemudian rombongan menuju situs Pangcalikan, peninggalan Kerajaan Galuh.
Setibanya di lokasi situs Pangcalikan, dilakukan prosesi menaruh air dari tujuh sumber mata air yang berada di sebuah petilasan. Prosesi tersebut dilakukan oleh unsur Pemerintahan, Budayawan dan para keturunan galuh. Kemudian dilanjutkan dengan makan bersama, warga saling berbagi makanan yang dibawa dari rumah masing-masing. 

Setelah itu, warga kembali ke panggung utama untuk menyaksikan penampilan berbagai kesenian khas Ciamis. Terakhir ditutup dengan berebut buah-buahan dan hasil bumi yang disimpan pada gugunungan. Sebagai simbol saling berbagi. 

Berebut gugunungan ini merupakan agenda yang paling ditunggu-tunggu masyarakat. Ketika panitia memberi aba-aba, warga langsung menyerobot dan mengambil buah-buahan di gugunungan yang tingginya sekitar 3 meter itu.

Kepala Desa Karangkamulyan, M. Abdul Haris mengatakan, kegiatan utama fisik Ngikis yakni memagari pancalikan dengan pagar bambu, yang dulunya merupakan singgasana raja galuh. Bambu yang dijadikan pagar, didatangkan dari berbagai wilayah sekitar Karangkamulyan. Sedangkan secara tersirat adalah memagari diri dari perbuatan atau pengaruh tercela, jahat menjelang ibadah Puasa.

"Dengan demikian ketika puasa, sudah dalam keadaan bersih. Sebenarnya pemasangan pagar tersebut hanya simbolisasi. Apabila dikaji lebih mendalam, justeru banyak sekali makna tersirat dari kegiatan Ngikis," kata Haris.

Dikatakan Haris, Ngikis tetap dilaksanakan setiap tahun untuk melestarikan adat dan budaya daerah. Ngikis sebagai media promosi kebudayaan dan pariwisata, sehingga menjadi daya tarik agar para wisatawan dari luar daerah dan mancanegara datang ke Desa Karangkamulyan.

"Kedepan akan lebih meriah lagi, banyak wisatawan yang datang dan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah dan kesejahteraan masyarakat. Banyak potensi di Karangkamulyan ini menjadi salah satu desa wisata di Ciamis, situsnya ada, kuliner ada, kerajinan untuk cinderamata ada," ungkap Haris.

Wakil Bupati Ciamis, Yana D Putra mengapresiasi kepada warga Karangkamulyan terus melaksanakan dan menjaga tradisi Ngikis tersebut. Ngikis telah dilaksanakan secara turun temurun sejak jaman dulu.

"Ini sebagai Budaya toleransi yang perlu di jaga. Kami komitmen siap menjaga budaya dan kesenian di Ciamis. Dengan hadirnya pemerintah siap memajukannya sebagai salah satu potensi destinasi wisata di Ciamis," pungkasnya.

.Tm
Diberdayakan oleh Blogger.