JABARCENNA.COM | Portal Berita Jabar Katanya

JabarCeNNa.com, Kuningan - Sekretaris Daerah Kabupaten Kuningan Dr. H. Dian Rachmat Yanuar. M.Si menghadiri HUT KE-7 Rumah Sakit Umum Daerah Linggajati Kabupaten Kuningan Tahun 2019. Sabtu, 27 April 2019

Acara HUT RSUD Linggarjati diisi dengan berbagai kegiatan dengan melaksanakan Khitanan Masal, Operasi Celah Bibir dan langit bekerja sama dengan yayasan YPPCBL Bandung, Senam Germas, Hand Hygiene dan Zumba. Acara tersebut mengangkat Tema Dengan Semangat HUT RSUD Linggajati, Kami Mendukung dan Sukseskan Kuningan MAJU Berbasis Desa Tahun 2023 (Ma’mur, Agamis, Pinunjul Berbasis Desa Tahun 2023). 

Rangkaian kegiatan dalam mengisi HUT ke-7 RSUD Linggajati ini bertujuan memberikan informasi dan pengetahuan mengenai pelayanan kesehatan pada seluruh masayarakat Kabupaten Kuningan.

Menurut Direktur RSUD Linggajati dr. H. Zaenal Arifin, MH.Kes menyampaikan ucapan banyak terima kasih pada Sekretaris Daerah yang berkenan hadir dan seluruh peserta lainnya yang sudah hadir dan mengikuti rangkaian acara HUT RSUD Linggjati ini.

“Saya mengajak pada seluruh jajaran manajemen RSUD Linggajati untuk memperkuat komitmen kita dalam pelayanan terbaik bagi masyarakat. Selain itu RSUD yang juga bagian dari Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan, tentu siap untuk mendukung dan menyukseskan Visi dan Misi Kuningan MAJU. 

Selain itu kami juga mengajak pada seluruh jajaran RSUD Linggajati untuk selalu menjabarkan dan mengimplementasikan program unggulan Kabupaten Kuningan, yaitu peningkatan layanan kesehatan khusus ibu dan anak, usia lanjut, disabilitas dan ambulan gratis. Jadi kami mohon dukungan bagi RSUD Linggajati untuk menjadi rumah sakit kebanggaan masyarakat Kuningan dan mampu melayani masyarakat dengan professional, “ ujar Zaenal.

Ditempat yang sama dikatakan Sekda Kuningan Dian Rahmat Yanuar, Selamat ulang tahun ke-7 bagi RSUD Linggajati, hal ini sebagai repleksi selama 7 tahun ini untuk meningkatkan pelayanan pada pasien menjadi lebih baik dan menjaga kekompakan, serta komunikasi yang baik." ucap Dian

Dirinya berharap kedepan RSUD Linggajati ini bisa sebagai rumah sakit wisata, yang artinya wisata hati, sebagaimana pasien dan masyarakat yang berkunjung ke rumah sakit bisa merasakan kenyamanan dan menyenangkan disertai dengan hati yang tenang . 

"Saya yakin RSUD Linggjati ini dapat lebih maju lagi dari fasilitas bagus, dan Sumber Daya Manusia yang berkualitas untuk selalu menjaga spirit dalam melayani pasien dengan harapan semakin maju dan mendapatkan tempat di hati masyarakat,” pungkas Sekda.

Tidak hanya itu, Dian meyakini bahwa seluruh karyawan RSUD Linggjati memiliki komitmen kuat dalam melayani masayarakat, sehingga seluruh jajaran turut mendukung tercapainnya Visi dan Misi Kuningan MAJU seperti yang disebutkan pada Misi ke 3 yaitu mewujudkan manajemen layanan pendidikan dan kesehatan yang merata, adil, berkualitas dan berkelanjutan dalam menciptakan sumber daya manusia nu sajati. 

Hadir pada acara tersebut Ketua TP. PKK Kabupaten Kuningan Hj. Ika Acep Purnama. SE, Ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Kuningan Ny. Hj. Ela Dian.

.Iwn

JabarCeNNa.com, Sukabumi - Peringatan Hari Otonomi Daerah ke XXIII dan Kesiapsiagaan Bencana tingkat Kabupaten Sukabumi Tahun 2019, Wakil Bupati H. Adjo Sardjono menyerahkan secara simbolis penghargaan Penyelenggaraan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) seKabupaten Sukabumi. Kamis, 24 April 2019.

Hadir pada acara tersebut Sekertaris Daerah Kabupaten Sukabumi Iyos Somantri, para kepala perangkat daerah, Camat seKabupaten Sukabumi dan para tamu undangan yang lainnya.

Panghargaan PATEN di berikan kepada beberapa Kecamatan diantaranya, untuk Juara 1 di dapat oleh Kecamatan Kebonpedes, Juara 2  oleh Kecamatan Kadudampit, Juara 3 oleh Kecamatan Bojonggenteng, Juara 4 oleh Kecamatan Cicurug, Juara 5 Kecamatan Nagrak dan Juara 6 Kecamatan Purabaya. Masing-masing Kecamatan diberikan berupa hadiah piala dan piagam penghargaan.

"Terima kasih kepada segenap pelayan masyarakat yang telah memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat, dengan kerjasama yang solid, semoga penghargaan ini menjadi motivasi untuk berkarya lebih baik lagi" Ucap Camat Kadudampit Jenal Abidin saat di wawancarai jabarcenna.com usai menerima  penghargaan PATEN.


.Erik S.S/Sri Nenkli

JabarCeNNa.com, KBB -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat menaruh atensi kepada tiga kawasan yakni Cianjur, Sukabumi, dan Garut karena memiliki indeks kerawanan bencana tertinggi di Indonesia. Ketiga daerah ini kerap dilanda bencana dengan potensi longsor, banjir, gempa, pergerakan tanah dan tsunami.

Untuk itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menegaskan akan memberi perhatian lebih dalam upaya pencegahan dan penanganan termasuk bantuan keuangan yang akan diberikan. 

"Indeks kerawanan bencana tiga besarnya ada di Jabar yaitu Cianjur, Garut dan Sukabumi ini karena seringnya kejadian dan tentu ini menjadi atensi kami," kata Ridwan Kamil usai memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana 2019 di Sesko AU Lembang, Kabupaten Bandung Barat,"Jumat, 26 April 2019

Emil, sapaannya menuturkan, kesiapsiagaan bencana tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah saja tapi juga harus melibatkan masyarakat. Karenanya, dalam peringatan Hari Kesiapsiagaan ini, Pemprov Jabar bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengukuhkan ratusan relawan forum Pengurangan Risiko Bencana Jawa Barat. Relawan ini akan difokuskan di tiga daerah tersebut. Mereka telah dilatih kebencanaan oleh BNPB.

"Mereka sudah sangat serius berlatih dari hari selasa karena kita melihat bahwa stakeholder kesiapsiagaan bencana ini tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah tapi juga harus melibatkan masyarakat," ujarnya.

Emil berharap, skill dan pengetahuan yang didapat para relawan ini ditularkan kepada masyarakat tempat tinggalnya masing-masing. Sebab, lanjutnya, dari hasil penelitian hanya 30 persen masyarakat yang selamat dari bencana dengan cara menyelamatkan diri sendiri.

"Sisanya tidak ada pengetahuan sehingga harus ditolong oleh orang lain. Maka semakin banyak masyarakat yang punya skill dalam kesiapsiagaan bencana tentu semakin bagus," harapnya.

Di tempat yang sama, Kepala BNPB Doni Monardo mengapresiasi antusiasme relawan yang terlibat mengikuti pelatihan kesiapsiagaan bencana ini. Doni mengatakan, Indonesia termasuk negara yang menduduki peringkat paling tinggi kejadian bencana alam.

"Ada 11 potensi kebencanaan seperti gunung merapi, gempa, likuifaksi, tsunami, banjir, longsor, kebakaran hutan dan masih banyak lagi. Selama 19 tahun terakhir Indonesia di peringkat kedua terbanyak korban, tahun 2018 saja mencapai 4.814 jiwa meninggal," ungkapnya.

Doni mengajak semua pihak untuk memahami betul potensi bencana dengan mengenali ancaman dan menyiapkan strateginya. Menurutnya, setiap daerah memiliki karakter ancaman yang berbeda. "Lembang dengan daerah di Jabar Selatan tentu beda penanganannya," kata Doni.

Dalam menyiapkan strategi, lanjut Doni, ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, peringatan dini dan peningkatan kapasitas baik SDM dan kelembagaan termasuk anggaran.

.Asbud/Iy

JabarCeNNa.com, KBB – Jabar Quick Response (JQR) bersama perwakilan dari situs http://Kitabisa.com menyerahkan bantuan uang kepada Nabila di Kampung Cibodas, Desa Pangauban, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung, Kamis, 25 April 2019

Uang yang didonasikan sebesar Rp378.235.618 hasil penggalangan selama tiga hari sejak tanggal 16-18 April 2019 yang diinisiasi Ahmad Suhendar melalui Kitabisa.com. Selain Ahmad, dana juga digalang akun Faradita Aulia yang berhasil mengumpulkan Rp530.000. Di Instagram, akun @lembangnews mengumpulkan donasi buat bila sebanyak Rp24,3 juta. 

“Sesuai hasil kesepakatan dana akan digunakan dengan porsi 40 persen untuk biaya pendidikan Nabila sampai dengan kuliah dalam bentuk deposito pendidikan,” ujar Hermansyah, Kepala Biro Humas dan Keprotokolan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat 

Sisa uang akan digunakan untuk kebutuhan primer Nabila bersama kakek neneknya, serta sebagian lagi akan dijadikan modal usaha. “Masih dalam pembahasan usaha yang tepatnya itu apa,” kata Hermansyah.

Penggunaan dana, lanjut Hermansyah, akan diatur oleh Dr. Denis, orang yang selama ini mengurus keluarga Nabila. “JQR akan mengontrol secara periodik,” sebutnya.

Penyerahan dana juga disertai MoU yang disiapkan Kitabisa.com yang ditandatangani oleh seluruh pihak terkait yakni Kitabisa.com, JQR, inisiator penggalang dana, perwakilan keluarga, pemerintah setempat, dan DP3AKB Jawa Barat. Bertindak sebagai saksi lurah, ketua RT/RW, dan perwakilan masyarakat.

“DP3AKB akan terus mendampingi Nabila dan untuk saat ini Nabila tidak diizinkan untuk bertemu orang banyak karena itu sangat mengganggu ke psikis anak,” kata Hermansyah.

Nabila adalah gadis cilik mendadak terkenal karena video “marahnya” yang khawatir sepatunya diinjak-injak oleh teman-temannya di sekolah, viral di media sosial.

Sepatu itu Nabila beli dari uang hasil keringatnya sendiri. Nabila yang masih duduk di bangku sekolah dasar sejak lama menjadi tulang punggung kakek dan neneknya. Ibu dan ayah kandung Nabila sudah tidak tinggal bersamanya.

Sehabis pulang sekolah, biasanya Nabila mencari rongsokan seperti kardus, botol plastik, atau besi selama beberapa jam, kemudian pergi mengaji sewaktu memasuki petang hari. Barang rongsokan tersebut dikumpulkan di belakang rumah lalu dijual.

"Saya harus capek-capek dulu buat beli sepatu. Saya ditinggalkan oleh ibu dan bapak saya. Kalian sih tidak," ujar Bila dalam video viral itu dalam Bahasa Sunda


.Asbud/Iy
Diberdayakan oleh Blogger.