JABARCENNA.COM | Portal Berita Jabar Katanya

JabarCeNNa.com, Sukabumi - Peringatan Hari Otonomi Daerah ke XXIII dan Kesiapsiagaan Bencana tingkat Kabupaten Sukabumi Tahun 2019, Wakil Bupati H. Adjo Sardjono menyerahkan secara simbolis penghargaan Penyelenggaraan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) seKabupaten Sukabumi. Kamis, 24 April 2019.

Hadir pada acara tersebut Sekertaris Daerah Kabupaten Sukabumi Iyos Somantri, para kepala perangkat daerah, Camat seKabupaten Sukabumi dan para tamu undangan yang lainnya.

Panghargaan PATEN di berikan kepada beberapa Kecamatan diantaranya, untuk Juara 1 di dapat oleh Kecamatan Kebonpedes, Juara 2  oleh Kecamatan Kadudampit, Juara 3 oleh Kecamatan Bojonggenteng, Juara 4 oleh Kecamatan Cicurug, Juara 5 Kecamatan Nagrak dan Juara 6 Kecamatan Purabaya. Masing-masing Kecamatan diberikan berupa hadiah piala dan piagam penghargaan.

"Terima kasih kepada segenap pelayan masyarakat yang telah memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat, dengan kerjasama yang solid, semoga penghargaan ini menjadi motivasi untuk berkarya lebih baik lagi" Ucap Camat Kadudampit Jenal Abidin saat di wawancarai jabarcenna.com usai menerima  penghargaan PATEN.


.Erik S.S/Sri Nenkli

JabarCeNNa.com, KBB -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat menaruh atensi kepada tiga kawasan yakni Cianjur, Sukabumi, dan Garut karena memiliki indeks kerawanan bencana tertinggi di Indonesia. Ketiga daerah ini kerap dilanda bencana dengan potensi longsor, banjir, gempa, pergerakan tanah dan tsunami.

Untuk itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menegaskan akan memberi perhatian lebih dalam upaya pencegahan dan penanganan termasuk bantuan keuangan yang akan diberikan. 

"Indeks kerawanan bencana tiga besarnya ada di Jabar yaitu Cianjur, Garut dan Sukabumi ini karena seringnya kejadian dan tentu ini menjadi atensi kami," kata Ridwan Kamil usai memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana 2019 di Sesko AU Lembang, Kabupaten Bandung Barat,"Jumat, 26 April 2019

Emil, sapaannya menuturkan, kesiapsiagaan bencana tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah saja tapi juga harus melibatkan masyarakat. Karenanya, dalam peringatan Hari Kesiapsiagaan ini, Pemprov Jabar bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengukuhkan ratusan relawan forum Pengurangan Risiko Bencana Jawa Barat. Relawan ini akan difokuskan di tiga daerah tersebut. Mereka telah dilatih kebencanaan oleh BNPB.

"Mereka sudah sangat serius berlatih dari hari selasa karena kita melihat bahwa stakeholder kesiapsiagaan bencana ini tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah tapi juga harus melibatkan masyarakat," ujarnya.

Emil berharap, skill dan pengetahuan yang didapat para relawan ini ditularkan kepada masyarakat tempat tinggalnya masing-masing. Sebab, lanjutnya, dari hasil penelitian hanya 30 persen masyarakat yang selamat dari bencana dengan cara menyelamatkan diri sendiri.

"Sisanya tidak ada pengetahuan sehingga harus ditolong oleh orang lain. Maka semakin banyak masyarakat yang punya skill dalam kesiapsiagaan bencana tentu semakin bagus," harapnya.

Di tempat yang sama, Kepala BNPB Doni Monardo mengapresiasi antusiasme relawan yang terlibat mengikuti pelatihan kesiapsiagaan bencana ini. Doni mengatakan, Indonesia termasuk negara yang menduduki peringkat paling tinggi kejadian bencana alam.

"Ada 11 potensi kebencanaan seperti gunung merapi, gempa, likuifaksi, tsunami, banjir, longsor, kebakaran hutan dan masih banyak lagi. Selama 19 tahun terakhir Indonesia di peringkat kedua terbanyak korban, tahun 2018 saja mencapai 4.814 jiwa meninggal," ungkapnya.

Doni mengajak semua pihak untuk memahami betul potensi bencana dengan mengenali ancaman dan menyiapkan strateginya. Menurutnya, setiap daerah memiliki karakter ancaman yang berbeda. "Lembang dengan daerah di Jabar Selatan tentu beda penanganannya," kata Doni.

Dalam menyiapkan strategi, lanjut Doni, ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, peringatan dini dan peningkatan kapasitas baik SDM dan kelembagaan termasuk anggaran.

.Asbud/Iy

JabarCeNNa.com, KBB – Jabar Quick Response (JQR) bersama perwakilan dari situs http://Kitabisa.com menyerahkan bantuan uang kepada Nabila di Kampung Cibodas, Desa Pangauban, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung, Kamis, 25 April 2019

Uang yang didonasikan sebesar Rp378.235.618 hasil penggalangan selama tiga hari sejak tanggal 16-18 April 2019 yang diinisiasi Ahmad Suhendar melalui Kitabisa.com. Selain Ahmad, dana juga digalang akun Faradita Aulia yang berhasil mengumpulkan Rp530.000. Di Instagram, akun @lembangnews mengumpulkan donasi buat bila sebanyak Rp24,3 juta. 

“Sesuai hasil kesepakatan dana akan digunakan dengan porsi 40 persen untuk biaya pendidikan Nabila sampai dengan kuliah dalam bentuk deposito pendidikan,” ujar Hermansyah, Kepala Biro Humas dan Keprotokolan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat 

Sisa uang akan digunakan untuk kebutuhan primer Nabila bersama kakek neneknya, serta sebagian lagi akan dijadikan modal usaha. “Masih dalam pembahasan usaha yang tepatnya itu apa,” kata Hermansyah.

Penggunaan dana, lanjut Hermansyah, akan diatur oleh Dr. Denis, orang yang selama ini mengurus keluarga Nabila. “JQR akan mengontrol secara periodik,” sebutnya.

Penyerahan dana juga disertai MoU yang disiapkan Kitabisa.com yang ditandatangani oleh seluruh pihak terkait yakni Kitabisa.com, JQR, inisiator penggalang dana, perwakilan keluarga, pemerintah setempat, dan DP3AKB Jawa Barat. Bertindak sebagai saksi lurah, ketua RT/RW, dan perwakilan masyarakat.

“DP3AKB akan terus mendampingi Nabila dan untuk saat ini Nabila tidak diizinkan untuk bertemu orang banyak karena itu sangat mengganggu ke psikis anak,” kata Hermansyah.

Nabila adalah gadis cilik mendadak terkenal karena video “marahnya” yang khawatir sepatunya diinjak-injak oleh teman-temannya di sekolah, viral di media sosial.

Sepatu itu Nabila beli dari uang hasil keringatnya sendiri. Nabila yang masih duduk di bangku sekolah dasar sejak lama menjadi tulang punggung kakek dan neneknya. Ibu dan ayah kandung Nabila sudah tidak tinggal bersamanya.

Sehabis pulang sekolah, biasanya Nabila mencari rongsokan seperti kardus, botol plastik, atau besi selama beberapa jam, kemudian pergi mengaji sewaktu memasuki petang hari. Barang rongsokan tersebut dikumpulkan di belakang rumah lalu dijual.

"Saya harus capek-capek dulu buat beli sepatu. Saya ditinggalkan oleh ibu dan bapak saya. Kalian sih tidak," ujar Bila dalam video viral itu dalam Bahasa Sunda


.Asbud/Iy

JabarCeNNa.com, Kuningan -- Kegiatan RAT (Rapat Anggota Tahunan.red) merupakan hal wajib yang harus dilakukan oleh koperasi. Dengan dilakukannya RAT maka akan terlihat koperasi tersebut berjalan dengan baik atau tidaknya.


Dikatakan Ketua Dekopinda Kabupaten Kuningan, H Fachrudin melalui Sekertaris Dekopinda Kuningan Drs. H. Endang Komarudin, bahwa sarat mutlak yang harus dilakukan koperasi itu adalah salah satunya melaksanakan RAT tahunan. RAT tersebut bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap kepengurusan serta perkembangan koperasi selama 1 (satu) tahun terakhir. 

“Setiap koperasi diminta untuk menyampaikan laporan atau hasil dari RAT yang telah dilakukan. Sebab, salah satu bentuk koperasi sehat adalah dikelola dengan baik dan benar serta dituangkan dalam laporan RAT,” kata Endang kepada jabarcenna.com, Jumat, 26 April 2019.


Lanjut Endang, Dekopinda Kuningan sendiri telah melaksanakan program pembinaan terhadap koperasi yang masuk anggota dekopinda kuningan. Pihaknya selalu memberikan arahan kepada pengurus koperasi yang masuk daptar dekopinda agar menjalankan seluruh kewajiban."ucapnya

Untuk diketahui, RAT dilakukan setiap awal tahun, dengan rentang waktu dari bulan Januari hingga bulan Maret itu untuk koperasi Primer. Dan koperasi Skunder pelaksanaan RAT diberikan dispensasi hingga bulan Juni setiap tahun.

Dari hasil pendataan daptar koperasi yang masuk Anggota Dekopinda Kuningan itu sebanyak 122 koperasi resmi atau berbadan hukum, dan belum lama ini kita melaksanakan pembinaan di tiap wilayah kewadanan masing-masing di lima kewadanan dan mengundang 100 anggota dan yang hadir hanya 80 anggota koperasi. Namun ada yang masuk menjadi anggota baru kurang lebih sebanyak 19 jadi untuk anggota yang tercatat di dekopinda sekarang itu sebanyak 140 anggota koperasi.

Sesuai catatan dekopinda hanya ada 60 koperasi yang di kategorikan sehat itu pun catatannya sesuai anggota yang mengundang RAT,"pungkasnya

Pihaknya berharap, untuk para koperasi yang ada khususnya yang sudah berbadan hukum diharapkan para pengurus koperasi bisa memahami hak-hak dan kewajiban yang mesti dilakukan."demikian dikatakan Sekertaris Dekopinda Kuningan tersebut.


.Iwan
Diberdayakan oleh Blogger.