JABARCENNA.COM | Portal Berita Jabar Katanya

JabarCeNNa.com, Kuningan - Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar Temu Teknis Penyuluh, Petani dan Santri Milenial Kabupaten Kuningan.



Acara dilaksanakan di Lap. Tenis Indor, Horison Tirta Sanita Kuningan. Sabtu, 9 Maret 2019. Temu teknis ini mengangkat tema “Temu Teknis Penyuluh, Petani dan Santri Tani Milenial Untuk Mewujudkan Petani Hebat, Maju dan Makmur Menuju Kuningan Pinunjul Berbasis Desa”

Hadir dalam acara tersebut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Momon Rusmono, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat, Hendi Jatnika, Kepala Dinas Holtikulrura dan Ketahanan Pangan Provinsi Jabar, Bupati Kuningan, Acep Purnama, Kepala Dinas Pertanian Kab. Kuningan, Dodi Nurochmatuddin, dan dihadiri 2500 orang baik dari penyuluh, petani dan santri tani milenial.
Dalam kegiatan ini Kementerian Pertanian memberikan bantuan yang meliputi alat mesin pertanian (hand traktor, cultivator, dan pompa air, power thresser, corn seller, Pemanas ayam broiler (Brooder) ), tanaman Pangan ( dukungan peningkatan produksi pada budidaya padi, kedelai, dan kacang hijau baik tumpang sari maupun monokultur), hortikultura (benih bawang merah uambi, bawang merah biji, bawang putih, dan aneka cabe, serta bibit mangga dan kapulaga), perkebunan ( intensifikasi tanaman tebu, perluasan tanaman pala), peternakan (Domba dan Ayam-KSTM), ketahanan Pangan (KRPL Pengembangan dan KRPL Penumbuhan). 

Bantuan diberikan secara langsung kepada kelompok tani atau kelompok ternak wilayah Kabupaten Kuningan
Dikatakan Kepala BPPSDMP, Momon Rusmono, Modernisasi pertanian membutuhkan dukungan pembangunan sumber daya manusia. dan keberpihakan pemerintah kepada petani salah satunya adalah upaya mendukung penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) mulai dari pengolahan lahan sampai dengan tahap panen dan pasca panen.

Tidak hanya itu bantuan sarana produksi pertanian juga harus di perhatikan, kita harus menyediakan bibit dan benih yang baik, serta pupuk tidak hanya unorganik tetapi juga organik, dan yang ketiga kita paling persiapkan sumber daya manusia petaninya harus di tingkatkan karena dinamika lingkungan stratiegis begitu luar biasa cepatnya, perkembangan teknologi informasi begitu cepat, Iptek begitu cepat SDM petani harus bisa mengantisipasi hal itu, walaupun lingkungan strategisnya berubah. 

Apalagi sekarang ada revolusi industri 4.0 (four point zero) ini kita harus siapkan SDM, kita harus siapkan SDM pertanian yang milenial yang paham dengan dunia digital tetapi juga mengikuti perkembangan iptek,"kata Momon kepada awak media Sabtu,(9/3)

Bupati Kuningan, H. Asep Purnama, sangat mendukung kegiatan kolaborasi antara penyuluh pertanian dengan petani yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian melalui Badan PPSDMP. Kegiatan ini diharapkan mampu menginspirasi penyuluh dan petani untuk terus mengembangkan pertanian secara bersama-sama, dengan menerapkan teknologi dan memanfaatkan bantuan yang diberikan menuju modernisasi pertanian.

.iwn

JabarCeNNa.com, Kuningan - Gerakan Disiplin Daerah terus di galakan oleh Sekertaris Daerah Kabupaten Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si., pihaknya terus monitoring ke tiap SKPD di Kabupaten Kuningan.


Sekda Kuningan berpesan kepada seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kuningan untuk mencintai pekerjaan. Dengan didasari cinta akan tumbuh kedisiplinan dalam melaksanakan pekerjaan.

“Dalam melaksanakan pekerjaan harus didasari rasa cinta, karena dengan cinta akan tumbuh disiplin dalam bekerja,” kata Dian Rachmat Yanuar, saat memimpin Apel Pagi, di Halaman Rumah Sakit Linggajati, Desa Bandorasa Wetan, Kecamatan Cilimus, Jumat (8/3/2019).

Dian hadir di lingkungan RSUD Linggajati didampingi Kepala Bagian Organisasi dan Pemberdayaan Aparatur Drs. Agus Basuki, M.Si., serta Tim Gerakan Disiplin Daerah (GDD) yang terdiri atas unsur satuan polisi pamong praja dan unsur Bagian Humas Setda Kabupaten Kuningan, itu dalam rangka monitoring Gerakan Disiplin Daerah (GDD) di lingkungan rumah sakit tersebut.

Menurut Dian, jika ASN sudah terbiasa disiplin dalam melaksanakan pekerjaannya akan muncul inovasi, kreativitas serta kualitas hasil kerja yang membanggakan. Hal itu akan berdampak terhadap kesejahteraan dan karir yang lebih bagi ASN sendiri.

Ia menambahkan, sebagai ASN harus siap ditempatkan sesuai penugasan. Dengan kesiapan dalam melaksanakan tugas akan muncul rasa senang, cinta serta tanggungjawab dalam melaksanakan pekerjaan di tempat tugas sesuai penugasan.

Dian menggambarkan salah satu ciri ASN disiplin yaitu yang selalu mengikuti apel pagi. Apel pagi penting bagi ASN, karena dengan mengikuti apel banyak manfaat yang dipetik. Selain salah satu bukti menunjukan kesiapan bekerja bagi ASN, juga tidak akan ketinggalan informasi sebagai bekal ASN dalam melaksanakan tugas.

“Bagi saya apel pagi merupakan hal penting untuk mengecek kekuatan sampai sejauh mana personil siap melakukan pelayanan terhadap masyarakat. Untuk itu saya akan terus melakukan koordinasi dengan seluruh jajaran mulai dari pucuk pimpinan sampai yang terendah,’ paparnya.

Dian menyadari dalam menegakan kedisiplinan tidak mudah, membutuhkan proses pendekatan dan pembinaan. Namun, upaya meningkatkan kedisiplinan perlu terus dilakukan agar ASN di lingkungan Pemkab Kuningan memiliki budaya disiplin dalam berbagai hal di lingkungan tempat kerja masing-masing SKPD.
.
“Mudahan-mudahan dengan GDD ini mampu meningkatkan budaya disiplin, budaya bersih, budaya tertib dan budaya kerja guna memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat,”, imbuhnya


.iwn

JabarCeNNa.com, Cianjur - Jalur Kereta Api (KA) Cianjur - Ciranjang, Jawa Barat, kembali akan difungsikan setelah dilakukan reaktivasi, dilanjutkan uji coba dan pada akhirnya peresmian oleh Kementerian Perhubungan.

Demikian disampaikan Kepala Stasiun Cianjur, Narizal di Cianjur Jumat, 8 Maret 2019.

Dia mengatakan reaktivasi jalur kereta api Cianjur-Ciranjang sangat penting untuk menghubungkan transportasi kereta api dari Bogor ke Bandung dan Cianjur.

"Reaktivtasi jalur Cianjur-Ciranjang adalah tahapan pertama, dan akan dilanjutkan jalur Ciranjang-Padalarang," jelas Narizal.

Poses reaktivasi jalur Cianjur - Ciranjang telah dilakukan pihaknya dan sejauh ini semua berjalan cukup baik.

"Tidak ada kendala yang berarti," ucapnya.

Ia melanjutkan, untuk persiapan uji coba pihaknya sudah melakukan penyisiran jalur dan tidak ditemukan masalah serius di jalur tersebut yang membentang mulai dari Stasiun Sinar hingga Pasar Ciranjang.

Hanya saja, di sepanjang jalur KA Cianjur-Ciranjang banyak ditemukan jalan yang aktif tanpa palang pintu kereta, sehingga hal tersebut sangat berbahaya dan harus segera dilakukan penambahan, ungkapnya.

"Uji Coba jalur tersebut segera akan dilakukan dalam waktu dekat," katanya.

Soal kapan peresmianya, dia mengatakan masih menunggu keputusan dari Humas Daop II Bandung, pungkasnya.



.nur/tn

Dok.RC
JabaraceNNa.com, Kuningan - Sampah di Kabupaten Kuningan mencapai 400 ton per hari. Namun belum semua dapat dikelola dengan baik.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kuningan, Amirudin, pada Rakor tentang sampah bersama pihak swasta juga BUMD di ruang rapat Linggarjati, Kuningan, Kamis, 7 Maret 2019.

Namun demikian, dari jumlah tersebut, baru bisa ditangani dan dikelola sebanyak 75 ton per hari. 

“Baru 75 ton yang bisa dikelola. Itu artinta, ada sekitar 325 ton per hari yang belum bisa ditangani. Sehingga tidak mengherankan, jika banyak sampah berceceran di jalan, dibakar, dibuang di sembarang tempat dan lain sebagainya,” kata Amirudin.

Dalam kesempatan yang sama, Sekda Kabupaten Kuningan, Dian Rachmat Yanuar mengajak para pengusaha di Kabupaten Kuningan untuk turut berpartisipasi mewujudkan Kuningan bebas dari sampah. 

"Masalah sampah ini bukan hanya menjadi tanggungjawab pemerintah saja, tetapi menjadi tugas kita semua, terutama kalangan dunia usaha," tegas Dian.

“Dibutuhkan peran pengusaha dalam hal menangani sampah. Sebab pemerintah daerah tidak bisa bekerja sendiri, perlu dukungan dari pihak pengusaha serta peran masyarakat,” tandasnya.

Terlebih ada keterbatasan sumber daya manusia di Pemda Kuningan untuk mengatasi persoalan sampah.

"Kami akui ada keterbatasan SDM di Pemda Kuningan. Tapi terlepas dari soal itu, masaah sampah ada persoalan kita semua, yang hanya mungkin kita atasi dengan cara saling bahu memvahu," pungkasnya.


.iwy
Diberdayakan oleh Blogger.