JABARCENNA.COM | Portal Berita Jabar Katanya

JabarCeNNa.com, Banjar - Nasib naas menimpa Nur (40), warga asal Desa Cibuluh, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis yang meninggal dunia akibat tersengat listrik, Senin 4 Februari 2019, saat dirinya dimintai tolong oleh tetangga dagangnya untuk memperbaiki antena TV.

Kronologis kejadian tragis tersebut sebelumnya berawal dari permintaan bantuan Karto, pedagang bakso yang berdagang tepat disamping tukang las tempat Maman dan Nur bekerja dirinya meminta bantuan kepada mereka untuk memasang antena televisi.

Tak diduga, tiang antena yang berbahan besi itu, menyentuh kabel listrik bertegangan tinggi.

“Aliran listrik pun menyengat kami bertiga dan saya langsung tak sadarkan diri,” jelas Maman Jaelani (36), warga Dusun Warungbuah, RT 28 RW 14, Desa Neglasari, Kecamatan/Kota Banjar teman bekerja Nur (korban meninggal dunia).

Maman mengaku tak ingat apa pun, Kemudian Ia tersadarkan diri setelah ada di rumah sakit.

Maman sendiri mengalami luka bakar di kaki dan luka mengelupas di bagian tangannya dan dirawat di RSUD Banjar.

Dua dari Tiga orang korban diketahui terluka namun selamat dari maut sengatan aliran listrik bertengangan tinggi tersebut.

Korban selamat lainya yaitu, Karto (50), warga Dusun Karangpucung, RT 30 RW 10, Desa Balokang, Kecamatan Banjar, Kota Banjar dirawat di RS Mitra Idaman sang pemilik televisi.

Peristiwa tersebut, terjadi di Jalan Husein Kartasasmita, Lingkungan Pintusinga, RT 03 RW 17, Kelurahan Banjar, Kecamatan Banjar, Kota Banjar,

Sementara itu, Kapolsek Banjar, Kompol Dadi Suhendar, mengatakan, Nur korban tersengat listrik, meninggal dunia di Tempat Kejadi Perkara (TKP).

“Korban sudah dimakamkan di Pamarican,” ungkap Kompol Dadi usai tragedi terjadi, Selasa (5/2/2019) 

Lebih lanjut dia mengimbau kepada masyarakat supaya meningkatkan kewaspadaan, jangan terulang lagi kasus tersengat listrik sampai meninggal dunia itu.


.Ao

JabarCeNNa.com, Banjar - Yayasan Ruang Baca Komunitas (YRBK) mengagas seminar pendidikan yang bertajuk "kiat Khusus menembus perguruan tinggi idaman" yang diikuti Puluhan pelajar SMA dan SMK dari kota Banjar dan sekitarnya.


Kegiatan tersebut dilaksanakan di Balrom lantai 3 Toserba Padjajaran Kota Banjar, Selasa 5 Februari 2019.

Pemateri dalam kegiatan tersebut yakni, Latifah Nurrahmah Juhara, ST (Planologi ITB), Septian M Sofiawan (FH-UMY & Filsafat UGM), Yunike Puspita, MBA (Fakultas Ekonomi UNPAD) sedangkan Moderator Dicky Noer Taufik dari Padjajaran Grup.

Moderator Dicky Noer Taufik dari Padjajaran Grup (kemeja merah) mengenalkan pemateri yang akan memberikan paparan dalam seminar
Ketua YRBK Siti Maroah usai kegiatan mengatakan tujuan kegiatan tersebut yakni untuk mendorong para peserta agar bisa masuk ke perguruan tinggi idaman. 

"Kita memberikan kiat-kiat bagaimana bisa memotivasi pelajar untuk masuk ke perguruan tinggi yang di idamkan, karena rata-rata perguruan tinggi idaman negeri", Ungkapnya

Menurut Siti, Ide dari kegiatan ini yakni karena memang sekarang sudah waktunya pelajar terutama kelas 12 masuk ke perguruan tinggi yang di idamkan. 

"Para pelajar bisa masuk perguruan tinggi yang di idamkan dari semua jalur yang di tempuh", Imbuhnya

Siti menambahkan, Kelebihan dari seminar tersebut adalah para peserta dapat termotivasi dari narasumber yang sudah berhasil masuk keperguruan tinggi idaman. 

"peserta yang hadir dari pelajar terutama kelas 12 tapi ada juga kelas 10-11 yang ikut, itu bagus, Untuk melangkah saja ke perguruan tinggi sudah berat, maka dari itu kami sengaja mengadakan seminar ini", Terangnya

Siti berharap, setelah diadakannya seminar ini mudah-mudah para peserta dapat gambaran yang lebih nyata lagi untuk memasuki ke perguruan tinggi idamannya. 

"mudah-mudahan para peserta bisa lebih mudah untuk masuk di perguruan tinggi negeri melalui semua jalur yang ada",pungkasnya



.Ao

JabarCeNNa.com, Bandung- Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Provinsi Jawa Barat, Atalia Praratya Kamil, mengukuhkan 27 Bunda PAUD Kabupaten/Kota se-Jawa Barat tahun 2019 di Aula Barat Gedung Sate, Bandung, Senin 4  Februari 2019.

Menurut Atalia, Pembangunan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dapat mengantarkan anak-anak Jawa Barat menjadi cerdas dan sehat. Upaya mencapai tujuan tersebut membutuhkan dukungan banyak pihak. Maka itu, Bunda PAUD juga hadir untuk memastikan bahwa kebijakan-kebijakan yang dibuat turut menyertakan dukungan untuk pembangunan pendidikan anak usia dini.

"Oleh karena itu, peran dari Bunda PAUD ini sesuai dengan bagaimana seorang ibu. Mereka harus mampu mendorong, mengayomi, melindungi termasuk juga memperjuangkan terutama untuk peningkatan dari guru-guru PAUD itu sendiri," ujar Atalia.

Atalia menambahkan, dari sekitar 9 juta balita di seluruh Jawa Barat, baru 11% atau sekitar 900.000 diantaranya yang terlayani oleh Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Hal ini berarti masih banyak yang harus dilakukan pihaknya, terutama bersama-sama mendorong dalam rangka meningkatkan akses dan kualitas layanan pendidikan usia dini agar setiap anak-anak Indonesia khusunya di Jawa Barat mendapatkan pengajaran pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan usianya.

"Dari data tersebut, sekitar 35 ribu-an lembaga PAUD yang ada memang kita harus memeratakan, dalam arti masih banyak desa dan kelurahan yang belum punya lembaga PAUD," tambahnya.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang turut hadir menuturkan, peran dan fungsi strategis Bunda PAUD memang telah menjadi perhatian dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam mewujudkan ketersediaan layanan PAUD yang berkualitas.

Ridwan Kamil berpesan kepada Bunda PAUD yang sudah dikukuhkan agar menanamkan pendidikan sesuai dengan perkembangan zaman di bidang teknologi digital dan informasi. Salah satu yang harus diwaspadai adalah derasnya informasi melalui internet. 

"Anak-anak ini adalah pemilik masa depan. Kita harus terus berinovasi karena masa depan mempunyai cara logika dinamika baru," katanya.

"Revolusi digital dan teknologi ini ada dua sisi, baik dan buruk. Jangan sampai anak-anak kita waktunya habis melihat handphone milik ibu/bapaknya atau kakaknya, sehingga dia lupa harus berinteraksi secara seimbang dengan alam, lingkungan dan terhadap hal-hal yang sifatnya edukatif," sambung Emil.

Sebagai arahan dari Kemendikbud, saat ini Provinsi Jawa Barat sudah mencanangkan Gerakan Nasional PAUD Berkualitas. Karena menurutnya, anak usia dini sedang tinggi perkembangan otaknya, sehingga bisa dimaksimalkan sebagai generasi yang lebih cerdas.

Selain itu, Emil juga meminta bantuan dan kerjasama Bunda PAUD untuk bisa memantau tumbuh kembang anak, terutama hal-hal terkait stunting (gagal tumbuh). 

"Menurut hasil penelitian, anak-anak yang terkena stunting biasanya umur ya lebih pendek. Karena pertumbuhan fisik dan otak terhambat, menjadikan anak memiliki daya saing lemah, tidak bisa berkompetisi dengan anak yang tidak stunting," kata Emil.

Terakhir Emil berpesan agar Bunda PAUD Kabupaten/Kota ini menjadi pemimpin yang turun tangan bukan tunjuk-tunjuk tangan. "Bunda-Bunda rajinlah turun melihat langsung, jangan tunggu laporan dari bawahan. Kadang-kadang dari bawah yang bagus-bagus dilaporkan, padahal sebenarnya tidak seperti itu," tutupnya.

Berikut adalah Bunda PAUD Kabupaten/Kota yang resmi dikukuhkan :

1. Hj. Yane Ardian, S.E. (Bunda PAUD Kota Bogor)

2. Ade Yasin (Bunda PAUD Kab. Bogor)

3. Dra. Hj. Yani Jatnika Marwan, M.Pd. (Bunda PAUD Kab. Sukabumi)

4. Hj. Fitri Hayati Fahmi, S.Ag. M.M.Pd. (Bunda PAUD Kota Sukabumi)

5. Hj. Anita Sincayani Herman (Bunda PAUD Kab. Cianjur) 

6. Dra. Hj. Elly Farida (Bunda PAUD Kota Depok) 

7. Hj. Holilah Eka Supria Atmaja (Bunda PAUD Kab. Bekasi)

8. Hj. Gunarti Rahmat Effendi (Bunda PAUD Kota Bekasi)

9. dr. Hj. Cellica Nurrachadiana (Bunda PAUD Kab. Karawang)

10. Hj. Entin Suhartini Aming (Bunda PAUD Kab. Purwakarta) 

11. Hj. Yoyoh Sopiah Ruhimat (Bunda PAUD Kab. Subang)

12. Ginawati Limansyah (Bunda PAUD Kota Cirebon)

13. Hj. Ir. Diah Utami, M.T. (Bunda PAUD Kab. Cirebon)

14. Hj. Nani Indriyani Supendi (Bunda PAUD Kab Indramayu)

15. Hj. Ika Siti Rahmatika Acep Purnama, S.E. (Bunda PAUD Kab. Kuningan)

16. Dra. Hj. Dedeh Karna Sobahi, M.Pd. (Bunda PAUD Kab. Majalengka)

17. Hj. Siti Muntamah, S.AP (Bunda PAUD Kota Bandung)

18. Hj. Rd. Roro Lucyani (Bunda PAUD Kota Cimahi)

19. Hj. Kurnia Dadang M. Naser (Bunda PAUD Kab. Bandung)

20. Hj. Susi Gantini, S.Si. (Bunda PAUD Kab. Sumedang)

21. Hj. Diah Kurniasari (Bunda PAUD Kab. Garut)

22. Dra. Hj. Eti Atiah (Bunda PAUD Kota Tasikmalaya)

23. Hj. Ai Diantani Sugianto, S.H., M.Kn (Bunda PAUD Kab. Tasikmalaya) 

24. Hj. Ai Elah Rohila (Bunda PAUD Kab. Ciamis)

25. Dr. Hj. Ade UU Sukaesih, M.Si. (Bunda PAUD Kota Banjar)

26. Hj. Yuyun Yuningsih Aa Umbara (Bunda PAUD Kab. Bandung Barat)

27. Hj. Ida Nurlaela Wiradinata (Bunda PAUD Kab. Pangadaran)


.Asbud

Puluhan Frestyler sedang menunjukan aksi di depan mako Polres Banjar
JabarCeNNa.com, Banjar- Dalam rangkaian kegiatan Millennial Road Safety Festival, Polres Banjar gelar Freestyle Competition yang di gelar di halaman Mako Polres Banjar, Sabtu 2 februari 2019.

Peserta yang mengikuti freestyle rata-rata berusia belasan tahun yang datang dari berbagai kota di Jawa Barat, seperti Ciamis,Tasikmalaya, Garut, dan kota Banjat sebagai tuan rumah.

Sebelum Kompetisi dimulai, Wakapolres Banjar Kompol Ade Najmuloh di dampingi oleh Kasat Lantas Dadang menyampaikan, ini adalah program terpusat dalam rangka Millennial Road Festival tahun 2019 dan salah satunya adalah freestyle.

"freestyile itu adalah aksi yang ekstrim, bagaimana pengendara bisa melihat situasi jalan ataupun medan, kalau anak-anak feeeatyle bisa menyelamatkan dalam situasi darurat sehingga bisa di contoh oleh Millennial lain", terangnya.

Menurut Kompol Ade, kegiatan Freestyle ini bukan, aksi-aksi di jalan raya yang bisa mengakibatkan kecelakaan lalulintas baik dirinya maupun orang lain, tetapi ini justru bisa menyelamatkan dirinya dan menyelamatkan orang lain.

"mereka bisa menyalurkan hobi bakat anak-anak generasi muda yang tidak bisa di bendung ke arah yang positif", Jelasnya

.Ao
Diberdayakan oleh Blogger.