JABARCENNA.COM | Portal Berita Jabar Katanya

JabarCeNNa.com, Banjar - Pasca Bencana gempa dan Tsunami yang melanda Kota Palu dian Kabupaten Donggala, puluhan anggota GMNI Kota Banjar gelar aksi sosial turun ke jalan menggalang dana untuk membantu korban bencana itu, Minggu, 7 Oktober 2018.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di beberapa titik ramai dikota banjar, yakni diperempatan lapang bakti dan Alun-alun Kota Banjar.

Koordinator aksi, Peri Heryanto di sela-sela kegiatan mengatakan, Ini adalah bentuk kepedulian GMNI Kota Banjar atas musibah yang terjadi di Palu dan Donggala beberapa waktu lalu.

“ini adalah bentuk kepedulian GMNI Kota banjar, dan juga instruksi dari DPP GMNI, kami lakukan aksi penggalangan dana untuk membantu korban bencana di Kota palu dan Donggala," ungkap Peri yang juga adalah Ketua DKP STISIP GMNI Kota Banjar.

Peri menambahkan, kegiatan penggalangan dana ini akan kami laksanakan dari hari ini hingga hari minggu nanti, untuk donasi yang terkumpul nanti akan dikumpulkan di DPP GMNI.

“Setelah terkumpul semua, nanti akan disalurkan langsung ke pos-pos bencana yang ada di Palu dan Donggala,” imbuh Peri Mahasiswa STISIP BP Banjar Jurusan Ilmu Pemerintahan Semester 3 itu.

Dalam aksi sosial penggalangan dana, GMNI Kota Banjar dibantu oleh HMP IP STISIP Banjar.

“Kami menggalang dana bersama Himpunan Mahasiswa Ilmu Pemerintahan STISIP BP Banjar," jelas Peri.

Peri berharap, melalui aksi ini, dana yang terkumpul bisa digunkan untuk meringkankan beban para korban bencana di Palu dan Donggala.

“Mudah-mudahan, dana yang terkumpul ini dapat sedikit meringankan beban sodara-sodara kita yang terkena musibah di Palu dan Donggala,” pungkasnya.




.ao/tn

JabarCeNNa.com, Banjar - Gempa beserta tsunami yang terjadi di Palu dan Donggala Sulawesi Tengah menyisakan duka mendalam bagi masyarakat Indonesia. 

Inilah yang melatarbelakangi Ormawa STISIP Bina Putera Banjar melakukan aksi solidaritas untuk korban tsunami yang terjadi beberapa waktu lalu dengan melakukan penggalangan dana. Kegiatan tersebut di ikuti oleh seluruh organisasi mahasiswa STISIP Bina Putera Banjar yaitu BEM, HMP-IP, dan HMP-Bisnis. 

"Aksi ini adalah bentuk simpati, dan empati yang kami aktualisasikan secara konkret dalam aksi penggalangan dana untuk para korban yang berada di Palu, dan Donggala dan sekitarnya," ucap Kordinator Aksi Nella Fakhrunnisa di sela-sela aksi pengalangan dana, Minggu, 7 Otober 2018.

Nella menambahkan, duka palu adalah duka kita semua, Siapa yang mau mengalami penderitaan atau kesedihan, kehilangan tempat tinggal, harta benda, dan saudara terkasih.

Semongga bantuan dari penggalangan dana ini bisa meringankan beban mereka yang terkena musibah, imbuh Nella.

Senada dengan itu Ketua BEM STISIP BP BANJAR, Peri mengatakan, kami merasa terpanggil ketika ada saudara kita yang mengalami penderitaan dan membutuhkan bantuan. 

"Kami berharap apa yang kami lakukan ini akan membatu mengurangi kesedihan saudara-saudara kami disana," harap Peri

Berdasar informasi, dana yang terkumpul hingga Minggu (7/10) siang sudah mencapai Rp1,6 Jt, dan nantinya dari hasil penggalangan dana ini akan disalurkan langsung kepada para korban.

"kami bekerja sama dengan DPC GMNI Kota Banjar untuk penyaluran langsung ke tiap-tiap pos yg ada di Palu dan Donggala" pungkas Peri.



.ao/tn

JabarCeNNa.com, Jakarta - Jumlah korban jiwa akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, tercatat sebanyak 1.763 orang hingga hari ini, Minggu, 7 Oktober 2018.

Demikian disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Gedung BNPB Jakarta, dan jumlah tersebut kemungkinan masih dapat bertambah, karena tim evakuasi masih terus bekerja mencari kemungkinan masih ada mayat tertimbun runtuhan bangunan.

Korban meninggal paling banyak ditemukan di Palu yakni sebanyak 1.519, lalu 159 jenazah ditemukan di Donggala, 69 korban tewas di Sigi, 15 jenazah ditemukan di Parigi dan 1 jenazah ditemukan di Pasangkayu.

Dari jumlah itu, sebanyak 1.755 jenazah telah dimakamkan.

Sebanyak 923 jenazah di pemakaman keluarga, sebanyak 753 jenazah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Paboya, Palu. Kemudian, 35 jenazah dimakamkan di TPU Pantoloan, Palu.



.helmi

JabarCeNNa.com, Bogor - Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor, Jawa Barat bersama Satuan Polisi Pamong Praja menyegel empat perusahaan di Kecamatan Gunung Putri, Klapanunggal dan Cileungsi yang kedapatan membuang limbah di Sungai Cileungsi.

Keempat perusahaan tersebut membuang limbah dengan cara memasang pipa yang disematkan pada dasar sungai. Dan limbah dibuang tanpa terlebih dahulu dilakukan penetralan.

Kepala DLH Kabupaten Bogor, Pandji Ksatriadji mengatakan, tidak ada toleransi atas tindakan pencemaran yang dilakukan oleh keempat perusahaan tersebut. 

"Kita segel untuk waktu yang belum dapat ditentukan," kata Pandji di Cibonong, Sabtu, 6 Oktober 2018.

Pandji menyebutkan keempat perusahaan tersebut adalah PT Hengtraco Teknik Indonesia, PT Alfayed Indah Perkasa di Cicadas-Gunungputri, PT Fresh On Time Sea food dan PT Multi Guna Plastik yang keduanya berlokasi di Desa Kembang Kuning, Klapanunggal.

Pembuangan limbah sembarang yang dilakukan keempat perusahaan tersebut telah menyebabkan air sungai tercemar dan mengeluarkan bau yang menyengat, hingga menimbulkan rasa mual dan pusing warga sekitar aliran sungai, jelas Pandji.

Pandji menambahkan, tindakan yang akan diambil pemerintah tidak berhenti pada penyegelan dan penghentian operasi, tetapi akan ada tindakan lainya yang terkait dengan lingkungan hidup.

"Ya, tidak sampai berhenti di sini saja, kemungkinan ada tindakan lainya (termasuk tindakan hukum) dalam hal lingkungan hidup," tegas Pandji.

Pandji juga mengungkapkan, masih ada beberapa perusahaan lainya yang juga berperilaku sama yakni membuang limbah ke sungai secara sembarangan.

"Masih ada lima perusahaan lainya, yang operasinya juga di tiga wilayah kecamatan tersebut," kata Pandji.

Ketua Srikandi Sayang Sungai (S3), Septiana, mengapresiasi tindakan DLH Kabupaten Bogor yang telah menyegel dan m,enghentikan operasi terhadap empat perusahaan tersebut.

"Tetapi setelah ini, harus ada pengawasan berkala baik dari pemerintah kabupaten, provinsi bahkan pemerintah pusat,, guna menekan tindakan-tindakan pencemaran lingkungan," kata Septiana.



.nur/tn

Diberdayakan oleh Blogger.