JABARCENNA.COM | Portal Berita Jabar Katanya

JabarCeNNa.com, Kuningan - Inspektorat Kabupaten Kuningan meminta warga Desa Sagaranten, Kecamatan Ciwaru, untuk bersabar, terkait penanganan dugaan korupsi yang dilakukan sang kepala desa, pihak Inspektorat menggaransi akan melakukanya secara profesional.

"Kita minta warga bersabar. Kita masih lakukan cek pisik. Memang secara pisik ada (korupsi), secara kasat mata kita juga tahu, tetapi kita itu memeriksa dua tahun anggaran, gak gampang, dan gak bisa sebentar," kata Lucky, Auditor Senior pada Inspektorat Kabupaten Kuningan kepada JabarCeNNa.com, ketika ditemui di kantornya, Rabu, 3 Oktober 2018.

Lucky, salah seorang dari Tim Adhoc yang dibentuk Kepala Inspektorat Kabupaten Kuningan untuk Investigasi dugaan korupsi yang dilakukan Kepala Desa Sagaranten Rastim Yudiana mengatakan, jika pihaknya bekerja terburu-terburu, hasilnya tidak akan maksimal. 

"Kalau terburu-buru, nanti hasilnya tidak maksimal," kata Lucky.

Merasa pernyataan Lucky kurang jelas dan tegas, maka JabarCeNNa.com coba kejar, dan apakah yang dimaksud dia adalah, agar tim mendapatkan angka (kerugian keuangan negara) yang akurat, dan angka-angka itu dapat dikonfirm secara faktual dan administratif, yang mana data-data tersebut nantinya dapat dipergunakan penyidik dan terutama penuntut umum sebagai bukti dan alat bukti dalam proses pembuktian di pengadilan"

"Ya. begitu. Kita ingin bekerja secara profesional," tegasnya.

Pada kesempatan itu Lucky sempat menyesalkan, mengapa warga Deda Sagaranten ketika melaporkan kasus dugaan korupsi di desanya ke Unit Tipikor Polres Kuningan, tidak bertembusan ke Inspektorat.

"Itu kan dilaporkan warga per Januari 2018. Sementara kita mendapat permintaan "Untuk Melakukan Investigasi" dari Polres baru pada bulan Agustus. Sayang warga tidak menembuskan laporan nya ke Inspektorat. Kalau ditembuskan, kan kita juga sudah bergerak pada bulan Januari," tutur Lucky.

Namun Lucky berjanji akan memberikan atensi atas kasus dugaan korupsi yang dilaporkan warga Desa Sagaranten.

"Ya, tentu kita perhatikan hanya saja warga juga harus maklum, kita disini menangani puluhan SKPD, dan 276 desa dan kelurahan. Sementara tenaga ahli di sini, sangat terbatas jumlahnya," pungkasnya


.tn

JabarCeNNa.com, Kuningan - Revitalisasi lima pasar rakyat di Kabupaten Kuningan menelan anggaran Rp6 miliar. 

Kelima pasar tersebut adalah Pasar Maleber, Pasar Cihirup, Pasar Salejambe, Pasar Kutawaringin dan Pasar Garawangi.

"Anggaranya sekitar Rp6 miliar lebih, angka persisnya saya kurang ingat. Iya, anggaranya dari pusat, dari DAK (Dana Alokasi Khusus)," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.  Kuningan, Agus Sadeli, ketika ditemui di ruang kerjanya, Rabu, 3 Oktober 2018.

Agus menjelaskan, pembangunan kelima pasar itu akan rampung pada akhir tahun ini, dan selanjutnya akan diserahkan kepada pemerintahan desa setempat.

"Nanti yang mengelola pasar rakyat itu pemerintah desa setempat," jelas Agus.

Selanjutnya dia berharap, transaksi di pasar rakyat semakin meningkat, karena suasana berjualan dan berbelanja juga semakin nyaman.

"Ya, dengan revitalisasi tersebut, pasar jadi tidak becek, suasananya jauh lebih nyaman, dan harapan kita transaksi di pasar rakyat semakin tinggi," harap Agus

Ketika kepadanya ditanyakan keberadaan toko modern di Kabupaten Kuningan yang kehadiranya semakin agresif, Sadeli mengatakan kedua entitas pasar tersebut tidak perlu dipertentangkan, karena keduanya memiliki karakter tersendiri dan juga punya segmen pasar yang berbeda.

"Kalau di toko modern kan gak ada jual (ikan) asin," celetuk Agus Sadeli. 

Agus pun menuturkan bahwa pihaknya tidak mengistimewakan yang satu dari yang lain nya, pasar rakyat dan toko modern didorong untuk tumbuh bersama-sama secara sehat. 

"Toko modern itu mendatangkan investor, silahkan saja, dan kita membutuhkan investor untuk meningkatkan PAD," hujah Agus. 

Agus menegaskan, keberadaan pasar rakyat dan toko modern tidak perlu saling dipertentangkan.


.iwn

JabarCeNNa.com, Jakarta - Setelah terungkapnya penyelidikan pihak kepolisian atas kejanggalan foto Aktivis Ratna Sarumpeat yang beredar dengan kondisi wajah bengap yang dikaitkan dengan penganiayaan, kini dalam jumpa pers di kediamannya Ratna Sarumpaet membantah dirinya dianiaya.

Ratna mengatakan, dirinya tidak dianiaya, tapi melakukan bedah plastik di bagian pipi. Bedah itu dilakukan untuk menyedot lemak di pipi.

"Tanggal 21 (9/2018-red) saya mendatangi RS bedah menemui dr Sidiq, ahli bedah plastik. Kedatangan saya karena kami sepakat beliau akan menyedot lemak di pipi," kata Ratna dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu 3 Oktober 2018.

Pernyataan itu membantah dirinya telah menjadi korban penganiayaan, setelah foto dirinya mengalami bengap di bagian muka. "Jadi, tidak ada penganiayaan," tandasnya.

Ratna melakukan konferensi pers untuk mengklarifikasi kabar bohong yang beredar di masyarakat. Dia juga meminta maaf atas beredarnya kabar tersebut.


.ebiet/tn

JabarCeNNa.com, Jakarta - Gunung Soputan yang terletak di Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara meletus pagi ini pukul 08.47 Wita.


Letusan Gunung Soputan mengakibatkan timbulnya abu vulkanis dengan ketinggian mencapai 4.000 meter di atas puncak.

"Kolom abu dengan tekanan kuat teramati berwarna kelabu hingga coklat dengan intensitas tebal condong ke arah barat dan barat laut. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 39 mm dan durasi sekitar 6 menit," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya, Rabu 3 Oktober2018.

Sutopo mengatakan, hujan abu vulkanik diperkirakan jatuh di daerah di barat-barat laut Gunung Soputan. Saat ini Gunung Soputan berada pada Status Level III (Siaga) 

Sutopo rekomendasikan, masyarakat agar tidak beraktivitas di seluruh area di dalam radius 4 km dari puncak Gunung Soputan dan di dalam area perluasan sektoral ke arah Barat-Baratdaya sejauh 6,5 km dari puncak yang merupakan daerah bukaan kawah untuk menghindari potensi ancaman guguran lava maupun awan panas, dan masyarakat harus mewaspadai potensi ancaman aliran lahar yang dapat terjadi setelah terjadinya erupsi. terutama pada sungai-sungai yang berhulu di sekitar lereng Gunung Soputan, seperti Sungai Ranowangko, Sungai Lawian, Sungai Popang dan Londola Kelewahu."paparnya



.red
Diberdayakan oleh Blogger.