JABARCENNA.COM | Portal Berita Jabar Katanya

JabarCeNNa.com, Ngamprah - Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Bandung Barat (KBB), memperkirakan jumlah pecandu narkoba di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) sedikitnya mencapai 30 ribu orang.

Perkiraan tersebut, merujuk pada pravalensi penelitian Universitas Indonesia yang menyebutkan porsentase pecandu tingkat nasional adalah 1,7 persen. Sedangkan di Jabar angkanya sedikit lebih tinggi yakni 1,8 persen.

"Jadi, jika di Jabar 1,8 persen, Jika penduduk KBB itu 1,6 juta jiwa, maka kurang lebih ada 30 ribuan pecandu," jelas Kepala BNN KBB, Sam Norati Martiana saat acara Pengembangan Kapasitas Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) di lingkungan Instansi Pemerintah dan Komponen Masyarakat di Kabupaten Bandung Barat di Situ Cileunca, Kamis, 4 Oktober 2018.

Dari angka tersebut, lanjut Sam, jumlah pemakai, pengedar dan Bandar memiliki presentase 50 persen pekerja, 27 persen pelajar/mahasiswa dan 23 lain-lain.

Dari sisi gender, para pemakai tidak terbatas kaum laki-laki, tetapi juga kaum perempuan.

"Dari 14 orang yang kami tangkap dari 5 kasus di Lembang, 5 orang adalah perempuan. Dari sini kita ketahui, narkoba juga sudah jadi tren pada kaum hawa," jelasnya. 

Dalam kesempatan itu, Sam juga mengungkap zona-zona merah oeredaran narkoba di wilayah KBB.

Wilayah Lembang, Padalarang, Ngamprah dan Cililin, diidentifikasi sebagai zona merah peredaran narkoba. 

"Tetapi kalau peredaran Pil, hampir menyeluruh di seluruh wilayah," tegas Sam.

Untuk itu, BNN berharap, melalui kegiatan P4GN ini, pencegahan peredaran narkoba dapat dilakukan seluruh elemen masyarakat termasuk insan media.

"Kami ingin semua elemen masyarakat memiliki tanggung jawab moral dan memberi kontribusi untuk pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika" pungkasnya.


.asbud/tn

JabarCeNNa.com, Jakarta- Aktivis perempuan Ratna 'Teatrikal' Sarumpaet seharian mengunci dan mengurung diri di rumahnya di Jalan Kampung Melayu Kecil V No 24, Jakarta Selatan, Kamis, 4 Oktober 2018.

Rumahnya tampak sepi. dan pintu pagar rumahnya yang berwarna merah tampak dalam keadaan tergembok. 

Sahar yang mengaku sebagai stafnya mengatakan Ratna sedang istirahat dan tidak ingin diganggu.

"Beliau tidak mau diganggu. Hari ini mau istirahat dulu," ujar Sahar di kediaman Ratna, Kamis (4/10).

Sahar menjelaskan, kondisi kesehatan Ratna Sarumpaet belum pulih untuk beraktivitas.

Sahar mengatakan kondisi kesehatan Ratna masih belum fit, sehingga membutuhkan istirahat.

Kebohongan Teaterikal

Kalangan media masih penasaran atas pengakuan Ratna soal penganiayaan atas dirinya yang sempat ramai diberitakan, yang ternyata adalah BOHONG, sebagaimana pengakuan yang dilakukanya di kediamanya, kemarin, Rabu (3/10).

Dengan isakan tangisnya, Ratna 'Teatrikal' Sarumpaet meminta maaf kepada Calon Presiden  Prabowo Subianto, yang dikatakanya telah melakukan pembelaan yang tulus atas kebohongan yang diciptakanya.

"Saya memohon maaf terutama pada Pak Prabowo Subianto yang kemarin secara tulus membela saya, membela kebohongan yang saya buat," kata Ratna.

Seperti diketahui, setelah kabar penganiayaan atas Ratna ramai diberitakan media, Calon Presiden Prabowo Subianto, bersama Amien Rais, juga Ketua Badan Kampanye Nasional Koalusi Adil Makmur, Djoko Santoso, melakukan jumpa pers di kediaman Prabowo.

"Kami sangat kaget, prihatin, sangat kecewa bahwa telah terjadi suatu aksi kekerasan, penganiayaan, suatu pukulan yang kejam terhadap salah satu pimpinan dari pada badan pemenangan kampanye kami yaitu Ibu Ratna Sarumpaet," ujar Prabowo dalam keterangan pers di kediaman pribadinya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (2/10) malam.

Prabowo, bahkan mengatakan Ratna masih mengalami trauma akibat penganiayaan yang dialaminya. Ia menilai, apa yang dialami Ratna sebagai tindakan yang represif dan melanggar hak asasi manusia (HAM).

Selain itu, ia juga berpendapat bahwa penganiayaan Ratna merupakan bentuk ancaman terhadap demokrasi.

Pernyataan Prabowo tersebut merespon pemberitaan media yang menyebutkan bahwa, Ratna dianiaya tiga orang tak dikenal di kawasan Bandara Hussein Sastranegara, Kota Bandung, Jumat, 21 September 2018.

Penganiayaan dilakukan, demikian pemberitaan media, terjadi ketika Ratna baru saja mengikuti suatu forum internasional, dan mengantar dua koleganya dari Srilanka dan Malaysia dengan taksi ke bandara Hussein Sastranegara.

Namun tidak lama kemudian, ibu dari aktris Atiqah Hasiholan itu didatangi tiga orang tak dikenal dan kemudian dipukuli. Selanjutnya dia dimasukan ke mobil dan dibuang di daerah Cimahi, Jawa Barat.

Masih kata media, Ratna sempat ke sebuah rumah sakit di Cimahi, dan selanjutnya langsung pulang menggunakan taksi ke rumahnya di kawasan Kampung Melayu.

Belakangan Ratna mengaku, cerita penganiayaan itu dikarang Ratna semata-mata untuk kalangan internal keluarganya, untuk menjawab pertanyaan anak-anaknya, yang melihat wajahnya lebam-lebam sehabis melakukan operasi plastik di RS Bedah Bina Estetika di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Sambil menetaskan air mata dan terisak Ratna bertutur bahwa dirinya mendatangi Rumah Sakit itu pada tanggal 21 September 2018, tempus delicti yang diklaim Ratna sebagai waktu terjadinya penganiayaan terhadap dirinya di Bandung.

“Waktu itu saya mendatangi rumah sakit khusus bedah dan mendatangi dokter khusus bedah bernama Sidik Setya Miharja untuk melakukan operasi sedot lemak di pipi kiri saya. Tetapi ketika saya bangun, muka saya lebam-lebam," terangnya.

Korbanya Para Elit Koalisi Adil Makmur

Ratna 'Teatrikal' Sarumpaet selanjutnya mengatakan 'kebohongan' yang dikarangnya itu hanya untuk kepentingan internal keluarganya.
Namun demikian, akhirnya cerita fiksi yang dibuat pengarang Naskah Monolog "Marsinah Menggugat" itu sampai juga ke telinga para elit di kubu Koalisi Adil Makmur, tidak terkecuali ke telinga Prabowo Subianto.

Hanya sangat disayangkan, Ratna tetap mempertahankan kebohongan tersebut ketika hal itu ditanyakan oleh para elit Koalisi Adil Makmur.

Dan pengakuan jujur baru disampaikan Ratna, ketika sejumlah elit Koalisi Makmur memberikan pernyataan kecaman melalui media, mulai dari Rachel Maryma,  Fadli Zon, Fahri Hamzah, Ferdinand Hutahaean, Ferry Yuliantono, juga Ihsanuddin Noorsyid, dan masih banyak lagi, dan yang terutama setelah Calon Presiden Prabowo Subianto, juga ikut menjadi korban.



.tn


JabarCeNNa.com, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberangkatkan 70 tenaga profesional dan relawan ke lokasi bencana Palu dan Donggala melalui bandara Hussein Sastranegara, Kamis, 4 Oktober 2018.

Tim relawan dengan berbagai kualifikasi dan keahlian ini berasal dari BPBD Pusdalops PB (16 orang), PMI Jabar (11 orang), Baznas Jabar (2 orang), Humas  (1 orang) dan relawan (40 orang). 

Selain itu, Gubernur juga menitipkan uang sebesar Rp416.400.000 bantuan dari Pemerintah Daerah Provinsi Jabar untuk diserahkan kepada Baznas Tanggap Bencana Palu.

"Kita mengirim 70 orang relawan profesional. Kita kirim yang terbaik. Kita mendengar di lapangan kekurangan orang-orang profesional. Logistik pun masih menumpuk belum tersalurkan," kata Emil, panggilan akrab sang gubernur, di lokasi pemberangkatan, Kamis (4/10).

Ke-70 relawan ini begitu tiba di Palu segera bergabung dengan Posko Relawan Jabar. Mereka akan bekerja selama dua pekan di sana.

Selain mendapat tugas membantu para korban bencana sesuai kualifikasi keahlianya, Posko Jabar di wilayah bencana juga mempunyai tugas Khusus untuk memastikan warga Jabar yang berada di sana dapat diselamatkan.

Emil mendapat informasi ada ratusan warga Jabar yang merantau ke Palu dan Donggala. Kemarin, sekitar 200 warga Garut dipulangkan dari Kota Palu.

"Jadi selain menolong warga setempat, tim juga memastikan warga Jabar yang ada di sana dapat diselamatkan," terang Emil.

Ke-70 relawan diberangjatkan dengan pesawat khusus yang dicarter Pemprov Jabar. Setelah mengantar para relawan, pesawat tersebut kabarnya akan membawa pulang sekitar 40 orang warga Jabar.

.asbud/tn

JabarCeNNa.com, Kuningan - Inspektorat Kabupaten Kuningan meminta warga Desa Sagaranten, Kecamatan Ciwaru, untuk bersabar, terkait penanganan dugaan korupsi yang dilakukan sang kepala desa, pihak Inspektorat menggaransi akan melakukanya secara profesional.

"Kita minta warga bersabar. Kita masih lakukan cek pisik. Memang secara pisik ada (korupsi), secara kasat mata kita juga tahu, tetapi kita itu memeriksa dua tahun anggaran, gak gampang, dan gak bisa sebentar," kata Lucky, Auditor Senior pada Inspektorat Kabupaten Kuningan kepada JabarCeNNa.com, ketika ditemui di kantornya, Rabu, 3 Oktober 2018.

Lucky, salah seorang dari Tim Adhoc yang dibentuk Kepala Inspektorat Kabupaten Kuningan untuk Investigasi dugaan korupsi yang dilakukan Kepala Desa Sagaranten Rastim Yudiana mengatakan, jika pihaknya bekerja terburu-terburu, hasilnya tidak akan maksimal. 

"Kalau terburu-buru, nanti hasilnya tidak maksimal," kata Lucky.

Merasa pernyataan Lucky kurang jelas dan tegas, maka JabarCeNNa.com coba kejar, dan apakah yang dimaksud dia adalah, agar tim mendapatkan angka (kerugian keuangan negara) yang akurat, dan angka-angka itu dapat dikonfirm secara faktual dan administratif, yang mana data-data tersebut nantinya dapat dipergunakan penyidik dan terutama penuntut umum sebagai bukti dan alat bukti dalam proses pembuktian di pengadilan"

"Ya. begitu. Kita ingin bekerja secara profesional," tegasnya.

Pada kesempatan itu Lucky sempat menyesalkan, mengapa warga Deda Sagaranten ketika melaporkan kasus dugaan korupsi di desanya ke Unit Tipikor Polres Kuningan, tidak bertembusan ke Inspektorat.

"Itu kan dilaporkan warga per Januari 2018. Sementara kita mendapat permintaan "Untuk Melakukan Investigasi" dari Polres baru pada bulan Agustus. Sayang warga tidak menembuskan laporan nya ke Inspektorat. Kalau ditembuskan, kan kita juga sudah bergerak pada bulan Januari," tutur Lucky.

Namun Lucky berjanji akan memberikan atensi atas kasus dugaan korupsi yang dilaporkan warga Desa Sagaranten.

"Ya, tentu kita perhatikan hanya saja warga juga harus maklum, kita disini menangani puluhan SKPD, dan 276 desa dan kelurahan. Sementara tenaga ahli di sini, sangat terbatas jumlahnya," pungkasnya


.tn
Diberdayakan oleh Blogger.