JABARCENNA.COM | Portal Berita Jabar Katanya



JABARCENNA.COM, Kuningan - Dua orang Kepala Desa (Kades) di Kabupaten Kuningan dijebloskan ke penjara karena diduga kuat menggunakan uang ADD (Anggaran Dana Desa) untuk kepentingan pribadi.

Kedua kades tersebut, AD, 49, Kades Kahiyangan, Kecamatan Pancalang dan SM, 59, Kades Padabeunghar, Kecamatan Pasawahan.

Tersangka AD, berdasarkan laporan hasil audit BPKP Provinsi Jabar No: SR/198/PW/10/5/2017 tertanggal 226 April 2017, dinyatakan telah menggunakan dana ADD Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp325.647.284, secara tidak sah.

Sedangkan tersangka SM, berdasarkan temuan Tim Inspektorat Kabupaten Kuningan dinyatakan telah melakukan penyelewengan uang ADD Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp140.357.650.

"Kepada keduanya telah kita lakukan penahanan, karena bukti-bukti cukup," kata Kapolres Kuningan AKBP Iman Setiawan dalam ekspose perkara di kantornya, Selasa, 7 Agustus 2018.

Iman menjelaskan, kedua kades tersebut menggunakan dana ADD tersebut untuk kepentingan pribadi.

"Proyek-proyek yang seharusnya dikerjakan, tidak dikerjakan, karena uangnya dipakai untuk kepentingan pribadi, dan tidak bisa dipertanggungjawabkan," terang Iman.

Iman yang didampingi Kasat Reskrim AKP Syahroni, Kanit Tipikor Ipda Arif Budi Heriyanto dan Kasubag Humas Polres Kuningan, Ipda Adin mengatakan, kedua kades tersebut akan dijerat dengan pasal-pasal korupsi dengan ancaman pidana seumur hidup, atau terendah-rendahnya diancam 4 tahun penjara.

.angga/tn



JABARCENNA.COM, Jakarta - Dukungan untuk Joko Widodo menjadi Presiden dua periode di Pilpres 2019 didelarasikan di empat wilayah paling ujung Indonesia yakni Sabang-Merauke serta di Miangas-Rote, hari ini Rabu, 8 Agustus 2018.



Deklarasi dilakukan secara serentak pada pukul 10.00.waktu setempat.

Ketua umum DPP Arus Bawah Jokowi, Michael Umbas yang menggelar acara deklarasi mengatakan, deklarasi dilakukan untuk menggalang dukungan masyarakat dari empat pulau tersebut kepada Jokowi.

"Deklarasi ini adalah momentum historis dan membanggakan dimana rakyat di ujung perbatasan empat penjuru negeri sepakat mendukung penuh dan mendaulat kembali Presiden Jokowi untuk memimpin Indonesia. Deklarasi simbolik ini juga memiliki landasan kuat bagi rakyat di empat titik tersebut, karena presiden Jokowi telah menginjakkan kaki di Sabang, Merauke, Miangas dan Rote," ujar Michael, dalam keterangan tertulisnya, Rabu, (8/8).

Michael mengatakan, deklarasi akan dikemas dalam bentuk doa, ungkapan dan harapan kepada Jokowi agar dapat memimpin 

"Berbagai kebijakan dan program serta arahan diimplementasikan untuk menjadikan pulau-pulau terluar Indonesia itu menjadi serambi Indonesia yang tertata apik, ditunjang infrastruktur dan aksesibilitas yang baik. Masyarakat juga sudah menikmati dampak dari kebijakan Presiden Jokowi sesuai komitmen Nawacita," ujar Michael. 


.ebiet/tn



JABARCENNA.COM, Bandung - Kota Bandung terancam kekeringan apabila hujan tidak juga turun dalan sebulan ke depan.


Direktur Utama PDAM Tirta Wening, Sonny Salimi mengatakan sumber air PDAM dari Sungai Cipanunjang, Cikalong hanya cukup untuk satu bulan karena tiga bulan terakhir tak ada hujan.

"Tiga bulan terakhir tidak ada hujan menyebabkan sungai Cikalong surut, jika dalam sebulan tidak hujan maka pasokan air ke Kota Bandung otomatis terhenti," kata Sonny di kantornya, Selasa, 7 Agustus 2018.

Untuk itu Sonny meminta agar para pelanggan PDAM menghemat air.

"Kami minta para pelanggan dapat menghemat air," pintanya.

Akibat tidak turun hujan selama tiga bulan lebih, tidak hanya sungai Cipanunjang yang surut, tapi sumur-sumur warga juga mengalami kekeringan.

"Akibat sumur warga kering maka pemakaian air PDAM juga meningkat," jelas Sonny.

Karena itu, lanjut Sonny, pihaknya terpaksa memasok air ke warga dengan menggunakan tangki air.

Sonny mengatakan, 17 unit tangki air setiap harinya harus bolak balik memasok air ke titik titik yang kekurangan air.

"Jadi kalau dirata-ratakan dalam sehari kami mendistribusikan sekitar 80-90 tangki air, berkapasitas 5 ribu liter," ujar Sonny.

Padahal, kata dia, tanpa ada kekeringan saja pihaknya belum bisa memenuhi kebutuhan air bagi 172.000 pelanggan PDAM, 

"Adanya kekeringan ini, kebutuhan warga lebih terganggu, untuk itu harus bijak gunakan air, kalau perlu daur ulang, bekas cuci jangan dibuang," kata Sonny

Lebih lanjut Sonny menjelaskan, air PDAM berasal dari turbin PLN di Cikalong dengan debit 2.400 liter per detik dengan kondisi air normal. Namun jika musim kemarau pasokan air berkurang.

.angga/tn



JABARCENNA.COM, Sumedang - Tim Buser (Buru Sergap) Satreskrim Polres Sumedang berhasil mengungkap kasus pembunuhan sopir taksi online Grab, Suharto alias Alex, yang ditemukan tewas di kawasan hutan Perum Perhutani Blok Cinambo, Desa Gendereh, Buah Dua, Sumedang, Selasa 31 Juli 2018 yang lalu.


Petugas membekuk dua dari tiga tersangka pelaku pembunuhan atas diri Alex. Kedua tersangka, L alias Upin dan R alias Ipin. Sedangkan satu tersangka lsinya, K alias Tono, masih dalam pengejaran petugas.

Tersangka Upin dan Ipin ditangkap di dua tempat terpisah, di wilayah Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu.

Tersangka L alias Upin diringkus di Blok Pilang Desa Sukamelang, Minggu 5 Agustus 2018 pukul 15.45 WIB.

Sedangkan tersangka R alias Ipin ditangkap beberapa jam kemudian di Blok Pejaten RT 04/RW 02, Desa Rancawas.

Kedua pelaku mengaku telah melakukan penganiayaan terhadap Alex hingga tewas, sopir taksi Grab dengan mobil Daihatsu Xenia silver metalik nopol B 2256 TFY.

Motivasi para pelaku adalah ingin menguasai mobil milik korban. Selanjutnya para pelaku membuang mayat Alex ke kawasan hutan Perhutani di Sumedang.

Mereka dijerat dengan pasal berlapis, antara lain pasal 338,365, 170 dan 351 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal hukuman mati.

“Alhamdulillah, kami bisa mengungkap kasus ini dalam waktu lima hari dan menangkap kedua tersangka pelaku. Satu tersangka lagi masih dalam pengejaran," kata Kapolres Sumedang AKBP Hartoyo di kantornya, Selasa 7 Agustus 2018.

Hartoyo didampingi Kasat Serse AKP Dede Iskandar mengungkap kerjasama yang diberikan pihak Polda Jabar, Polda Metro Jaya dan juga pihak Operator Grab, memudahkan pihaknya mengungkap kasus pembunuhan ini.

Hartoyo mengatakan, para tersangka melakukan penganiayaan secara bersama-sama hingga menyebabkan korban tewas.

Adapun modus yang dilakukan para tersangka adalah dengan memesan taksi secara offline atau borongan.

“Oara sopir taksi online sebaiknya tidak melayani orderan offline. Apalagi kepada orang yang tak dikenal. Sebab, bukan mustahil di tengah perjalanan timbul niat jahat para pelaku untuk mencuri mobil dan barang-barang milik korban dengan cara kekerasan," kata Hartoyo.

Selain itu, Hartoyo juga menyarankan agar para sopir taksi online selalu menyimpan nomor-nomor penting kepolisian. Jika ada gelagat yang mencurigakan dari para penumpangnya, segera melapor kepada kepolisian,” tandasnya.


.jamal/tn
Diberdayakan oleh Blogger.