JABARCENNA.COM | Portal Berita Jabar Katanya


JABARCENNA.COM, Tasikmalaya - Sekitar 20 kios di blok PKL Pasar Indihiang, Kota Tasikmalaya habis diamuk api, Kamis, 2 Agustus 2018.

Para saksi mata di lokasi kejadian mengatakan, api mulai terlihat menyala sekitar pukul 20.30 WIB.

"Asal api sepertinya dari belakang kios, tapi apa penyebabnya tidak tahu. Dan api mulai melalap kios sekitar pukul 20.30," kata Dadang, salah seorang pedagang sayur di lokasi kejadian.

Kebakaran diduga karena terjadinya hubungan arus pendek atau korsleting. Namun demikian, Kabag Ops Polres Tasikmalaya Kota Kompol Gandi Jukardi belum berani memastikan penyebab kebakaran.

"Kita belum bisa pastikan penyebab kebakaran. Kami masih melakukan pendataan, nanti menunggu identifikasi, sementara memasang police line di sekitar lokasi," katanya.

Api dapat dipadamkan pada pukul 22.00 WIB setelah enam unit mobil damkar diturunkan.

Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman yang terlihat memantau kebakaran di pasar yang bersebelahan dengan terminal Indihiang tersebut mengatakan berkat kesigapan petugas pemadam kebakaran, aparat Polri dan TNI, kebakaran bisa dicegah sehingga tidak merembet ke pasar induk.

"Yang penting aset pedagang bisa diselamatkan dahulu, diselamatkan," kata Walikota.

Selanjutnya, mengenai relokasi, kata Walikota, nanti pihak PD pasar, Dinas Perindustruan dan Perdagangan dan juga perwakilan pedagang, akan bertemu dan mencari solusi agar pedagang bisa kembali berjualan.

"Pemindahan sementara nanti kami bahas segera," ujarnya.

Budi memerkirakan kerugian akibat kebakaran mencapai ratusan juta rupiah. Namun demikian, tidak ada korban jiwa.



.ao/tn


 
JABARCENNA.COM, Kuningan- Sebanyak 807 calon haji kloter 55 dan 45 asal Kabupaten Kuningan diberangkatkan dari Area Terminal Kertawangunan menuju Embarkasi Jakarta, Kamis 2 Agustus 2018.

Bupati serta unsur muspida turut melepas jamaah calon haji.

Bupati Kuningan H. Acep Purnama mengatakan, calon haji Kabupaten Kuningan yang akan diberangkatkan ke tanah suci tahun ini terdiri atas empat kloter yakni kloter 50 sebanyak 190 orang, kloter 55 sebanyak 404 orang dan kloter 56 sebanyak 404 orang Jemaah namun ketika pelepasan tercatat hanya 403 jemaah pada kloter 56 karena seorang Jemaah dinyatakan meninggal dunia. Kemudian jumlah petugas medis di masing-masing kloter sebanyak 6 orang."ucapnya

Acep berpesan, kepada seluruh Jemaah agar terus memelihara kesehatan untuk kelancaran ibadah haji dan menjaga kesucian nilai ibadah. Lalu, patuhillah segala nasehat pembimbing haji dalam menjalankan rukun dan wajib haji, serta sunahnya sebagaimana tuntunan rinci yang telah diperoleh selama persiapan keberangakatan.

”Saya mengharapkan seluruh calon jemaah haji Kabupaten Kuningan melaksanakan ibadah haji disertai dengan niat yang ikhlas beribadah kepada Allah SWT. Disamping mempersiapkan fisik yang prima, mental, fisik, materil dengan mengharap ridho Allah SWT sehingga dapat menyandang predikat haji yang mabrur dan mabruroh,” kata Acep Purnama.


.iwn



JABARCENNA.COM, BOGOR- Adanya kejadian tawuran antar pelajar yang menelan korban jiwa nyatanya bikin Sekretaris Daerah Kota Bogor Ade Sarip Hidayat merasa prihatin. Ade menyebut bahwa proses belajar mengajar perlu dievaluasi, termasuk soal kewenangan pengelolaan sekolah tingkat SMA/SMK oleh Pemerintah Provinsi.

“Saya sebagai orang tua dan juga aparatur pemerintah sangat prihatin atas kejadian tersebut. Terlebih sampai menimbulkan korban jiwa. Kejadian ini harus jadi perhatian semua, baik itu orang tua, aparat, pihak sekolah maupun warga sekitar. Meskipun kejadiannya di luar jam pelajaran namun mereka menggunakan seragam sekolah yang konteksnya sebagai pelajar,” ujar Ade di ruang kerjanya, Rabu (1/8/2018).

Ade berharap, tujuan dari proses belajar mengajar adalah untuk membentuk manusia agar lebih baik. “Tidak hanya sekedar pintar tetapi juga mempunyai sikap dan perilaku yang lebih baik, bersahabat dengan sesama. Itu bagian dari hasil pendidikan. Jadi, perlu dievaluasi prosesnya,” jelasnya.

Selain proses belajar mengajar yang harus dievaluasi, Ade menambahkan, kewenangan pengelolaan sekolah tingkat SMA/SMK oleh pemerintah provinsi harus menjadi perhatian.

“Kemudian kaitan dengan kewenangan SMA dan SMK di bawah Provinsi hal ini juga perlu dievaluasi. Kami menilai saat ini jauh sekali sentuhan dari pemerintah Provinsi terhadap SMA dan SMK. Kejadian tawuran seperti ini selalu berulang. Hal ini tentunya harus dipertimbangkan kembali oleh pemerintah,” jelasnya.

Sebelumnya, pada Selasa (31/7/2018) malam, seorang pelajar SMP Negeri 2 Cibungbulang, Kabupaten Bogor tewas seketika di kawasan Bubulak, Bogor Barat, Kota Bogor. Pelajar yang diketahui IG (13) meregang nyawa usai mendapatkan sejumlah luka akibat sabetan benda tajam di sekujur tubuhnya. Polisi juga mengamankan dua orang saksi dari pelajar yang diduga terlibat dalam aksi tawuran tersebut. 
.nur/iy


JABARCENNA.COM, Jakarta- Pengurus Pusat Majelis Ulama Indonesia mendukung imbauan MUI Jawa Barat (Jabar) agar deklarasi tagar #2019GantiPresiden tidak digelar di Jabar. Pasalnya dikhawatirkan gerakan tersebut menimbulkan konflik di tengah panasnya suhu politik saat ini. Bahkan MUI Pusat juga berharap hal tersebut tidak dilakukan di seluruh wilayah Indonesia.

"Kami mendukung imbauan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar agar deklarasi tagar #2019GantiPresiden tidak digelar di Jabar. Karena khawatir gerakan tersebut menimbulkan konflik di tengah panasnya suhu politik saat ini," kata Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Sa'adi, Kamis (2/7/2018).

"Ini perlu dilakukan sebagaimana kaidah fiqih: dar'ul mafasid muqaddamun 'ala jalbil mashalih, yakni menghindarkan kerusakan harus lebih didahulukan dibandingkan mendatangkan kebaikan," kata Zainut

Zainut menilai sikap MUI Jabar merupakan bentuk kehati-hatian agar tak terjadi gesekan antar kelompok masyarakat. Menurut dia, hal itu sesuai dengan pemahaman agama yang menyebutkan bahwa mencegah terjadinya kerusakan harus lebih diutamakan ketimbang membangun kemaslahatan.

Zaniut mengakui bahwa semua orang bisa menyalurkan aspirasinya termasuk gerakan #2019GantiPresiden. Namun gerakan tersebut, kata Zainut, seharusnya dilakukan saat memasuki masa kampanye Pemilu 2019. Sehingga masyarakat dapat memahami bahwa hal tersebut merupakan bagian dari proses demokrasi yang sehat, beradab dan mencerdaskan, bukan bentuk demokrasi yang didasarkan pada syahwat politik untuk berkuasa semata," imbuhnya.

Lebih jauh, Zainut mengimbau kepada setiap elite politik untuk lebih menahan diri. Persatuan bangsa, menurut dia, harus selalu dijaga.

"MUI mengimbau kepada elite politik hendaknya bisa menahan diri dan tidak terjebak pada kegiatan politik praktis yang dapat memicu konflik dan gesekan di masyarakat yang ujungnya dapat mengoyak persatuan dan kesatuan bangsa. Semuanya harus patuh dan tunduk dengan peraturan perundangan yang ada," tuturnya. 
.ebiet/iy


Diberdayakan oleh Blogger.