Skandal Anggota DPRD Kuningan, Sebuah Tamparan untuk Integritas Pejabat Publik

KUNINGAN | JABARCENNA.COM. - Skandal yang melibatkan anggota DPRD Kuningan baru-baru ini telah mengguncang kepercayaan publik terhadap institusi legislatif. Kasus ini menjadi refleksi betapa rentannya integritas pejabat publik terhadap godaan penyalahgunaan kekuasaan. Skandal semacam ini bukan hanya mencoreng nama baik individu yang terlibat, tetapi juga menciptakan preseden buruk bagi lembaga pemerintahan.

Sebagai wakil rakyat, anggota DPRD memiliki tanggung jawab besar untuk menjadi contoh moral dan etika. Mereka diamanahkan untuk mengutamakan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi atau golongan. Namun, ketika perilaku yang ditunjukkan justru sebaliknya, kepercayaan masyarakat terhadap sistem demokrasi kita pun terancam runtuh.

Kasus ini harus menjadi pengingat bagi semua pihak, terutama mereka yang menduduki posisi strategis, bahwa integritas adalah kunci keberhasilan dalam menjalankan tugas sebagai pejabat publik. Tanpa integritas, jabatan hanya akan menjadi sarana untuk memperkaya diri sendiri dan melupakan tujuan utama, yakni melayani masyarakat.

Selain itu, skandal ini menunjukkan perlunya pengawasan yang lebih ketat terhadap kinerja dan perilaku pejabat publik. Mekanisme pengawasan internal dan eksternal harus diperkuat untuk memastikan bahwa pelanggaran semacam ini tidak lagi terulang. Sanksi tegas juga harus diberlakukan sebagai bentuk efek jera.

Masyarakat juga memiliki peran penting dalam mendorong transparansi dan akuntabilitas. Pendidikan politik yang baik, kesadaran kritis, serta partisipasi aktif dalam mengawasi kebijakan publik akan membantu menciptakan iklim pemerintahan yang lebih bersih dan terpercaya.

Pada akhirnya, skandal ini menjadi tamparan keras yang harus dijadikan pelajaran. Para pejabat publik harus menyadari bahwa mereka bukan hanya mewakili diri mereka sendiri, tetapi juga menjadi wajah dari kepercayaan rakyat. Integritas bukanlah pilihan, melainkan kewajiban. Tanpa itu, demokrasi yang kita perjuangkan hanya akan menjadi ilusi semata.


Oleh : Muhammad Sayffulloh, Mahasiswa KPI Universitas Islam Al-Ihya (UNISA) Kuningan