Intensitas Blusukan Ridho Tinggi, untuk Diterima di Universitas Pemkab. Kuningan


KUNINGAN | JABARCENNA.COM,- M. RIdho Suganda, calon Bupati Kuningan dari partai PDIP melaksanakan serius pencalonannya dijawab dengan blusukan sehari 12 titik. Kegiatan blusukan sama dengan yang pernah dilakukan Bupati Acep Purnama, sehari bisa mencapai 15 titik kunjungan dalam sehari. Bisa dari pagi sampai jam 00.00 WIB atau tengah malam baru pulang.

Tidak jarang pula pulang jam 3 pagi jika jarak tempuhnya jauh seperti Subang, Cilebak, Cibingbin dan seterusnya. Kadang pula satu desa dikunjungi berkali-kali. Misalnya tiga dusun maka ketigadusun di desa tersebut dikunjungi dengan baik. Tidak heran jika H. Acep Purnama bisa meraih kesuksesan dalam Pilkada.

Hal ini sepertinya menular ke M. RIdho Suganda, dengan tanpa letih berkunjung ke setiap pelosok desa. “Sehari ini saja, hampir dua belas titik, masih ada dua titik lagi belum dikunjungi. Berarti sehari bisa sampai 14 titik” terang Yanto Sugyanto Tim Pemenangan pasangan Ridho - Kamdan dengan visi, misinya “Jembar” di Desa Tinggar Kecamatan Kadugede.

Udin, salah seorang tokoh masyarakat di Desa Tinggar mengungkapkan, dalam waktu sebulan ini ke tempatnya sudah didatangi Bu Yoan RIdho Suganda pada pertemuan awal. Sekarang datang pula Pa Ridhonya. Ini semata-mata permintaan warga masyarakat Tinggar yang menghendaki kedatangan Pa Ridho.

“Di Desa Tinggar, selain ada Relawan Ema-ema, ada pula Relawan Bapak-bapaknya, para pemuda juga tokoh masyarakat lainnya. Sebab pada pertemuan pertama tidak semuanya bisa hadir. Namun sekarang meski tidak hadir semua, namun perwakilan setiap dusun ada. Baik bapak-bapaknya, ema-emanya maupun pemudanya,” papar Udin.

Selain itu, sambung Udin, kami juga memperkenalkan kepada Pa Ridho Suganda, koordinator desa (Kordes), koordinator wilayah (Korwil) dan koordinator kecamatan (Korcam) yang sudah terbentuk sebagai pemenangan pasangan Ridho – Kamdan.

M. Ridho Suganda pada kesempatan itu mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada warga masyarakat Tinggar yang sudah setia menunggu kehadran dirinya. “Saya tidak mengabaikan aspirasi bapak dan ibu yang hadir. Namun acaranya padat dari pagi hingga sore. Baru bisa hadir menjelang magrib,” ucapnya.

Sambungnya, “untungnya saya pernah kuliah di Universitas Pemerintah Kabupaten Kuningan hampir selama lima tahun untuk mencapai gelar sarajananya. Alahmadulillah sekarang sudah tamat, dan ingin mengulang kembali sekolah di tempat yang sama. Untuk menimba ilmu yang bermanfaat bagi masyarakat Kabupaten Kuningan,” ujarnya setengah berkelakar.

Ridho mengakui, bahwa bersekolah di Pemkab Kuningan itu godaannya besar. Lahan-lahan yang bisa dikorupsi ada di depan mata. Namun dirinya tidak tergiur untuk melakukan hal itu. Sehingga ijasah pun dapat diraih. “Begitu pun kedepannya, Insya Allah saya akan melaksanakan amanah bapak dan ibu semua. Bahwa jadi pemimpin itu harus dirasakan manfaatnya oleh semua lapisan masyarakat tanpa kecuali,” pungkasnya. (Dedi J)