BANJAR | JABARCENNA.COM,- Dalam menyambut Idul Fitri, Karang Taruna Muda Berkarya Banjar bekerjasama dengan Forum Komunikasi Budayawan Kota Banjar dan Gereja Katolik Santo Pilipus menyelenggarakan festival ketupat persaudaraan bertajuk "Dulur Sakupat". Bertempat di Pasar Karang Taruna, Kota Banjar, semua elemen masyarakat hadir dan turut bergembira mengikuti acara.
Festival Dulur Sakupat ini dibuka dengan kirab ketupat yang diikuti oleh seluruh warga Jadimulya. Arak-arakan ratusan sepeda hias bertemakan ketupat, puluhan tumpeng ketupat hias karya dari setiap RT dan kibaran bendera merah putih yang dilambai-lambaikan sepanjang jalan. Selain diwarnai dengan lomba sepeda hias, lomba ketupat hias, festival ini juga diisi dengan kegiatan belajar membuat ketupat. Semua peserta festival diwajibkan untuk bersama-sama membuat ketupat sebagai warisan budaya khas Indonesia yang harus dilestarikan.
Setelah itu, ada tampilan tari tradisional dari anak-anak kampung Bobojong, acara Kaulinan Baheula atau permainan tradisional Sunda hingga Buka Bersama warga Bobojong. Tidak hanya berhenti di sana, Festival Dulur Sakupat ini akan ditutup dengan acara pengkajian budaya bersama dengan para budayawan kota Banjar dengan nara sumber Kang Godi Suwarna.
Kang Asep, Ketua Karang Taruna Muda Berkarya mengatakan bahwa festival ketupat ini mau mengangkat kembali makna filosofi mendalam yang ada di balik kesederhanaan tradisi ketupat menjelang hari raya Idul Fitri. Bagi yang menyiapkannya, membuatnya, mengantarkannya dan yang menyantapnya. "Nilai-nilai persaudaraan yang ada di dalam ketupat ini tidak dibatasi oleh sekat-sekat perbedaan yang ada di dalam masyarakat, semua menyantapnya", tambahnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Deni Weje, salah satu panitia penyelenggara yang menyampaikan bahwa Ketupat mewakili dua simbolisasi makna yakni "ngaku lepat" berarti mengakui kesalahan, dan "laku papat" atau empat laku yang juga tercermin dari wujud empat sisi dari ketupat. Beliau menambahkan bahwa "laku papat" ini yang mau ditawarkan untuk direfleksikan bagi setiap warga yang hadir dalam festival ini agar makna lebaran tidak hilang. Beliau menjelaskan, Lebaran (kata dasar lebar) berarti pintu ampun yang dibuka lebar terhadap kesalahan orang lain., Luberan (kata dasar luber) berarti melimpahi, memberi sedekah pada orang yang membutuhkan., Leburan (kata dasar lebur) berarti melebur dosa yang dilalui selama satu tahun. Laburan (kata lain kapur) yakni menyucikan diri, agar hati bersih putih kembali.
Sangat terasa, Festival ketupat ini juga menjadi ajang silaturahmi antar umat beragama yang ada di Kota Banjar. Tanpa canggung umat Kristiani yang hadir melebur penuh sukacita dan gelak tawa ria membuat ketupat dan bergembira mengikuti kegiatan persaudaraan ini hingga larut malam./Tema