JabarCeNNa.com, Bandung -- Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) saat ini masih menjadi pilihan favorit bagi siswa-siswi lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
Kementeri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) mencatat bahwa angka partisipasi kerja lulusan SMK terus menunjukan perbaikan dimana jumlah lulusan kerja ditingkat SMK pada Agustus 2018 tercatat sebanyak 13.682 jiwa telah berpartisipasi kerja.
Berdasarkan data satuan kerja nasional (Sakernas) periode 2014 hingga 2018, partisipasi kerja lulusan SMK pada Agustus maupun Februari selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya, jika pada Agustus 2015, tercatat angka partisipasi kerja lulusan SMK berada di angka 10.837 maka pada Agustus 2018 berada di angka 13.682 jiwa.
Kepala Sekolah SMK Nasional , Dedy Hermady menyatakan, sebanyak sebanyak 90 persen lulusan dari SMK Nasional yang terdiri dari 3 jurusan yaiti Multi Media, Teknik Komputer Jaringan dan Administrasi Perkantoran sudah terserap dunia kerja.
"Mereka yang diterima kerja berawal dari Praktek Kerja Lapangan (PKL), karena dinilai siswa mumpuni dan industri membutuhkannya, maka mereka di diangkat menjadi pekerja," ucapnya.
Menurut Dedy, pihaknya akan terus meningkatkan kualitas lulusannya seiring dengan kebutuhan dunia industri dan perkembangan ilmu teknologi termasuk peningkatan Ahlak, kompetensi dan bahasa para siswa-siswi SMK Nasional.
"Kita kerjasama dengan dunia industri sehingga bisa disinergikan dengan kebutuhan industri, harus ada ujian kompetensi bisa dilakukan di perusahaan jadi langsung mendapat pekerjaan atau ujian yang riil serta tingkatkan Ahlak dimana siswa minimal hafal 2 zus," katanya.
Dedy berharap, untuk meningkatkan kemampuan para siswa-siswi menuju Revolusi Industri 4.0, perlunya penambahan waktu PKL siswa-siswi dinpwrusahaan dimana mereka berada dari yang saat ini selama 3 bulan menjadi 6 bulan serta peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga pengajar melalui bernagai kegiatan dan kerjasama.
"Menghadapi Revolusi Industri 4.0, kurikulum harus dibenahi, sistem pembelajarannya SMK seperti kuliah yg cocok, suasana harus seperti suasana kerja, jangan kaku seperti disekolah sehinga ada pembiasaan disiplin kerja," ujar Dedy, diacara "Paturai Tineung SMK Nasional' di Hotel Jayakarta, Rabu (19/06).
Sementara itu, Sekretaris Yayasan Pendidikan Nasional, Sri Wulandari Retno menyatakan, berbagai upaya terus dilakukan yayasan baik melalui berbagai kebijakan maupun pembangunan infrastruktur dan menyediaan pendukung dalam proses belajar mengajar di sekolah.
"Upaya yang dilakukan yayasan untuk mendukung sekolah SMK Nasional, berupa peningkatan dan penambahan sarana pendidikan sesuai kebutuhan siswa sehingga mereka nanti siap bekerja," tuturnya.
.Anwar