Berkah Ramadhan, Pengrajin Kolang-Kaling di Ciamis Bisa Capai 1 Ton Per Pekan

Pengrajin Kolang-Kaling yang tengah mengupas bahan yang sudah matang. Ist
JabarCeNNa.com, Ciamis -- Bulan suci Ramadan menjadi berkah tersendiri bagi sebagian besar warga satu Kampung di Blok Siluk, Dusun Sambungjaya, RT 19, RW 08, Desa Sukahurip, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Wilayah itu bahkan lebih dikenal sebagai Kampung Curuluk alias Kampung Kolang-kaling. 
 
Setiap Ramadan, kegiatan di kampung yang terletak di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, bergeliat. Pasalnya, setiap bulan puasa, pesanan kolang-kaling meningkat tajam. Satu orang pengrajin kolang-kaling di kampung itu dapat memenuhi pesanan hingga satu ton setiap pekan untuk pasar lokal dan luar seperti Sidareja, Gandrung, Cilacap, Majenang, Wanareja, dan daerah lainnya.  
 
"Mungkin sudah menjadi tradisi tahunan setiap masuk bulan puasa tiba, hampir setiap orang, menjadi pengrajin kolang-kaling musiman, untuk memenuhi pesanan dari berbagai pasar diwilayah Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, dan pasar-pasar diwilayah Propinsi Jawa Tengah," Ujar Warsito, saat ditemui ditempat pengolahan kolang-kaling, Rabu, 08 Mei 2019.
 
Untuk memenuhi pesanan kolang-kaling tersebut, biasanya para pengrajin melibatkan anggota keluarganya atau warga lainnya dalam memproduksi bahan makanan yang terbuat dari buah aren tersebut.  
 
"Bahkan tidak hanya orang tua, anak usia sekolah pun di kampung ini, setiap harinya turut membantu orang tuanya dalam pengolahan kolang-kaling, agar mendapat tambahan uang jajan selama bulan Ramadhan,"jelasnya  
 
Proses pengolahan kolang-kaling sendiri masih mempergunakan alat sederhana, buah aren yang sudah dipetik dari pohon selanjutnya direbus hingga matang, setelah matang dikupas dan ditumbuk terlebih dahulu agar terlihat pipih dan teksturnya kenyal.  
 
"Paling sedikit dalam seminggu kami bisa memproduksi dua hingga tiga kwintal kolang-kaling. Kalau lagi ramai bisa mencapai 1 ton, harga kolang kaling sendiri saat ini Rp. 10.000,- per kilogram," katanya.  
 
Hal senada juga diungkapkan pengrajin kolang-kaling lainnya, Usup, mengatakan bahwa datangnya bulan suci Ramadhan ini, bagi kami adalah berkah, dan bisa mendatangkan rejeki, untuk mendapatkan tambahan penghasilan dari menjual hasil olahan kolang-kaling.  
 
"Semuanya bekerja mengolah kolang-kaling, mulai dari mencari bahan, menumbuk sampai proses penjualan. Bulan puasa menjadi berkah tersendiri bagi warga masyarakat disini, ketika warga lain sibuk bekerja keluar kota, warga kami sebaliknya, sibuk dihalaman rumah dan di kebun-kebun, mengambil, mencari dan mengolah buah Aren untuk dijadikan kolang-kaling,"ujarnya



.BK/Tm