Sesar Lembang Pendam Potensi Gempa 6,4 SR dan Likuifaksi

JabarCeNNa.com, Bandung - Sesar Lembang sepanjang 29 Km menyimpan potensi gempa berkekuatan 6,4 SR dan terjadinya likuifaksi atau pencairan tanah menjadi lumpur. 

Sesar Lembang terhampar dari Padalarang di Kabupaten Bandung Barat (KBB) hingga Gunung Manglayang di Kabupaten Bandung, dengan pergerakan antara 3 milimeter hingga 5,5 milimeter pertahun.

Sedangkan ancaman likuifaksi mengancam sedikitnya 10 wilayah kecamatan di Kota Bandung.

Ke-10 kecamatan tersebut adalah Bandung Kulon, Babakan Ciparay, Bojongloa Kaler, Bojongloa Kidul, Astanaanyar, Regol, Lengkong, Bandung Kidul, Kiaracondong, dan Antapani.

Demikian publikasi yang dilakukan Pemkot Bandung, di Balaikota Bandung, Kamis, 11 Oktober 2018, atas informasi tentang Sesar Lembang yang sudah 18 tahun terpendam.

Kepala Sub-Bidang Perencanaan Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan (Bappelitbang) Kota Bandung, Andry Heru Santoso, mengatakan Informasi tersebut adalah hasil penelitian yang dilakukan Pemkot Bandung bekerja sama dengan ITB dan United Nation tahun pada 1990-2000.

"Ini kita sampaikan bukan tujuan menakut-nakuti warga. Tetapi, ini adalah bagian dari antisipasi,  agar warga selalu siap menghadapi bencana, karena kapan bencana datang tidak bisa diorediksi," terang Andry di Balaikota, Kamis (11/10).

Andry berharap publikasi hasil penelitian tersebut dapat membuat warga semakin waspada. 

"Dengan demikian, jumlah korban bisa diminimalisasi," katanya.

Seperti diketahui, gempa Palu dan Donggala, berkekuatan 7,4 SR, tidak saja menimbulkan tsunami tetapi juga likuifaksi yakni mencairnya tanah menjadi lumpur, yang mengakibatkan ribuan rumah dan penghuninya di kawasan Petobo, Palu, terkubur lumpur

Andry menambahkan, selain potensi likuifaksi, hampir semua kawasan di Kota Bandung adalah kawasan rawan bencana gempa yang mungkin terjadi akibat pergerakan Sesar Lembang.

Sesar ini diprediksi akan menghasilkan gempa berkekuatan 6,8 skala Richter jika bergerak dalam waktu yang tiba-tiba.

Ancaman ini makin nyata karena berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sesar ini dalam keadaan aktif. 

Dari data diperoleh informasi bahwa sepanjang 2016 sampai Maret 2017 setidaknya terdapat 31 gempa yang terjadi di Jabar dan sebagian di antaranya dapat dirasakan di Lembang. Dua dari ke-31 gempa itu bahkan berpusat di barat daya Lembang dan Kota Bandung.

Andry mengatakan, meski semua kawasan di Kota Bandung merupakan kawasan yang rawan bencana, tetapi tingkat kerawanannya bervariasi.

"Tingkat kerawanan dan kerusakannya sangat bergantung wilayah," terangnya.


.tn