JabarCeNNa.com, Jakarta- Aktivis perempuan Ratna 'Teatrikal' Sarumpaet seharian mengunci dan mengurung diri di rumahnya di Jalan Kampung Melayu Kecil V No 24, Jakarta Selatan, Kamis, 4 Oktober 2018.
Rumahnya tampak sepi. dan pintu pagar rumahnya yang berwarna merah tampak dalam keadaan tergembok.
Sahar yang mengaku sebagai stafnya mengatakan Ratna sedang istirahat dan tidak ingin diganggu.
"Beliau tidak mau diganggu. Hari ini mau istirahat dulu," ujar Sahar di kediaman Ratna, Kamis (4/10).
Sahar menjelaskan, kondisi kesehatan Ratna Sarumpaet belum pulih untuk beraktivitas.
Sahar mengatakan kondisi kesehatan Ratna masih belum fit, sehingga membutuhkan istirahat.
Kebohongan Teaterikal
Kalangan media masih penasaran atas pengakuan Ratna soal penganiayaan atas dirinya yang sempat ramai diberitakan, yang ternyata adalah BOHONG, sebagaimana pengakuan yang dilakukanya di kediamanya, kemarin, Rabu (3/10).
Dengan isakan tangisnya, Ratna 'Teatrikal' Sarumpaet meminta maaf kepada Calon Presiden Prabowo Subianto, yang dikatakanya telah melakukan pembelaan yang tulus atas kebohongan yang diciptakanya.
"Saya memohon maaf terutama pada Pak Prabowo Subianto yang kemarin secara tulus membela saya, membela kebohongan yang saya buat," kata Ratna.
Seperti diketahui, setelah kabar penganiayaan atas Ratna ramai diberitakan media, Calon Presiden Prabowo Subianto, bersama Amien Rais, juga Ketua Badan Kampanye Nasional Koalusi Adil Makmur, Djoko Santoso, melakukan jumpa pers di kediaman Prabowo.
"Kami sangat kaget, prihatin, sangat kecewa bahwa telah terjadi suatu aksi kekerasan, penganiayaan, suatu pukulan yang kejam terhadap salah satu pimpinan dari pada badan pemenangan kampanye kami yaitu Ibu Ratna Sarumpaet," ujar Prabowo dalam keterangan pers di kediaman pribadinya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (2/10) malam.
Prabowo, bahkan mengatakan Ratna masih mengalami trauma akibat penganiayaan yang dialaminya. Ia menilai, apa yang dialami Ratna sebagai tindakan yang represif dan melanggar hak asasi manusia (HAM).
Selain itu, ia juga berpendapat bahwa penganiayaan Ratna merupakan bentuk ancaman terhadap demokrasi.
Pernyataan Prabowo tersebut merespon pemberitaan media yang menyebutkan bahwa, Ratna dianiaya tiga orang tak dikenal di kawasan Bandara Hussein Sastranegara, Kota Bandung, Jumat, 21 September 2018.
Penganiayaan dilakukan, demikian pemberitaan media, terjadi ketika Ratna baru saja mengikuti suatu forum internasional, dan mengantar dua koleganya dari Srilanka dan Malaysia dengan taksi ke bandara Hussein Sastranegara.
Namun tidak lama kemudian, ibu dari aktris Atiqah Hasiholan itu didatangi tiga orang tak dikenal dan kemudian dipukuli. Selanjutnya dia dimasukan ke mobil dan dibuang di daerah Cimahi, Jawa Barat.
Masih kata media, Ratna sempat ke sebuah rumah sakit di Cimahi, dan selanjutnya langsung pulang menggunakan taksi ke rumahnya di kawasan Kampung Melayu.
Belakangan Ratna mengaku, cerita penganiayaan itu dikarang Ratna semata-mata untuk kalangan internal keluarganya, untuk menjawab pertanyaan anak-anaknya, yang melihat wajahnya lebam-lebam sehabis melakukan operasi plastik di RS Bedah Bina Estetika di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Sambil menetaskan air mata dan terisak Ratna bertutur bahwa dirinya mendatangi Rumah Sakit itu pada tanggal 21 September 2018, tempus delicti yang diklaim Ratna sebagai waktu terjadinya penganiayaan terhadap dirinya di Bandung.
“Waktu itu saya mendatangi rumah sakit khusus bedah dan mendatangi dokter khusus bedah bernama Sidik Setya Miharja untuk melakukan operasi sedot lemak di pipi kiri saya. Tetapi ketika saya bangun, muka saya lebam-lebam," terangnya.
Korbanya Para Elit Koalisi Adil Makmur
Ratna 'Teatrikal' Sarumpaet selanjutnya mengatakan 'kebohongan' yang dikarangnya itu hanya untuk kepentingan internal keluarganya.
Namun demikian, akhirnya cerita fiksi yang dibuat pengarang Naskah Monolog "Marsinah Menggugat" itu sampai juga ke telinga para elit di kubu Koalisi Adil Makmur, tidak terkecuali ke telinga Prabowo Subianto.
Hanya sangat disayangkan, Ratna tetap mempertahankan kebohongan tersebut ketika hal itu ditanyakan oleh para elit Koalisi Adil Makmur.
Dan pengakuan jujur baru disampaikan Ratna, ketika sejumlah elit Koalisi Makmur memberikan pernyataan kecaman melalui media, mulai dari Rachel Maryma, Fadli Zon, Fahri Hamzah, Ferdinand Hutahaean, Ferry Yuliantono, juga Ihsanuddin Noorsyid, dan masih banyak lagi, dan yang terutama setelah Calon Presiden Prabowo Subianto, juga ikut menjadi korban.
.tn