JabarCeNNa.com, Boyolali - Kecelakaan maut antara bus pariwisata dan minibus Isuzu Panther di jalan raya Solo-Semarang, tepatnya di pertigaan Wika, Dukuh Pomah, Mojosongo, Boyolali, mengakibatkan tujuh orang tewas, Sabtu,13 Oktober 2018 sore kemarin.
Kecelakaan ini berujung maut karena bus Pariwisata Mata Trans Nopol AD 1417 DH yang melaju dari arah Semarang menuju Solo, tiba-tiba saja masuk ke jalur kanan melompati meredian jalan. Dan pada saat bersamaan dari arah Solo meluncur minibus Isuzu Panther AD 8447 KS, dan tabrakan pun tidak terhindarkan.
Tujuh penumpang minibus, termasuk sopir tewas, dan dua penumpang lainya mengalami luka-luka. Semua korban adalah penumpang minibus.
"Tujuh penumpang meninggal dunia dan dua lainya luka-luka. Para korban sudah kita evakuasi ke rumah sakit," kata Wakapolres Boyolali Kompol Zulfikar Arisandi kepada wartawan di lokasi kejadian Sabtu (13/10).
Para korban meninggal, menurut Radito Risangadi, Kepala Perwakilan Jasa Raharja Surakarta, adalah satu keluarga.
"Informasi yang kami dapat, para korban merupakan satu keluarga," ungkap Radito di sela-sela pendataan para korban di RSUD Pandan Arang, Boyolali, Sabtu (13/10).
Para korban meninggal adalah sopir Isuzu Panther, Dwi Bagus Windarto, 26, kemudian para penumpang, Yasinta Ayundari, 25, Arini, 51, Slameto, 50, Nia, 20, Sikam, 70, dan Atmorejo, 75.
Sedangkan korban selamat adalah sepasang remaja kembar bernama Trio Margo Sudarsono dan Trio Cahyo Sudarsono.
Para korban diketahui adalah warga Dukuh Jetaksari, Desa Urutsewu, Kecamatan Ampel, Boyolali.
Rem Tak Berfungsi, Stir Terkunci
Hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang dilakukan pihak kepolisian, untuk sementara menyimpulkan, kecelakaan terjadi karena kondisi bus.
"Dugaan sementara, rem dan stir bus tidak berfungsi (pada saat kejadian). Jadi, kondisi bus perlu dicek lagi," kata Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Jateng, AKBP Catur Gatot Efendi, di sela-sela memimpin olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi kejadian, Minggu (14/10).
Namun dugaan itu masih harus diperdalam lagi, karena menurut Catur, hal itu baru berdasar keterangan sopir bus.
Keterangan diperoleh menyebutkan, kecelakaan tersebut terjadi sekitar pukul 17.00 WIB. Ketika itu, bus parawisata Mata Trans yang dikemudikan Arif Hartanto, 47, mencoba menghindari sebuah sepeda motor yang menyeberang di pertigaan Wika di lokasi kejadian.
Saat menghindar itu, bus menjadi oleng, dan rem tidak berfungsi, begitu pula stir tiba-tiba saja terkunci, sehingga Arif membanting stir ke kanan, hingga akhirnya bus tersebut menyeberang ke lajur kanan, dan menabrak minibus Isuzu Panther.
"Stir bus mengalami stag, terkunci, sehingga sopir banting stir ke kanan, melompati median jalan, masuk ke lajur arah yang berlawanan dan terjadilah tabrak dengan mobil Isuzu Panther," terang Kasat Lantas Polres Boyolali AKP Febriyani Aer.
Menurut Febriyani, ketika itu bus yang dikemudikan warga Belang Kulon, Jonggrangan, Klaten Utara, Klaten itu, melaju dengan kecepatan antara 50-60 Km/ per jam.
Kasus Laka maut ini masih dalam penanganan Satlantas Polres Boyolali, yang diback up Polda Jateng.
.tn