JabarCeNNa.com, Bandung - Diperkirakan ada 23 ribu lebih Lelaki Penyuka Lelaki (LSL) dan waria di wilayah Jawa Barat (Jabar).
Selain itu terdapat sekitar 1.500 tempat mangkal terbuka bagi para LSL dan waria di Jabar.
Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum di sela-sela acara
pertemuan puncak Ketua Komisi Penanggulangan Aids se-Jawa Barat di Kota Bandung, Selasa, 30 Oktober 2018.
Data ini membuat Wagub Uu merasa prihatin, terlebih para LSL sangat berpotensi terkena penyakit HIV/AIDS.
"Data menyebutkan sekitar 70 persen mengidap HIV/AIDS di Jabar usia 15-25 tahun dan ada juga pelajar yang suka di tempat mangkal terbuka mereka yang menjadi pertemuan para LSL dan waria," kata Wagub Uu seperto dikutip Antara.
Menurut dia, permasalahan ini tidak bisa hanya ditangani Pempro Jabar, sehingga dia meminta masyarakat turut aktif merangkul mereka supaya tidak melakukan berbagai penyimpangan.
Para LSL ini pun menjadi salah satu penyumbang terbesar angka orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) di Jawa Barat.
"Di sinilah peran masyarakat untuk berperan aktif mendeteksi dan merangkul mereka, termasuk kaum LGBT karena sekitar 70 persen orang yang hidup dengan HIV dan AIDS ada di usia produktif," kata dia.
Terlebih, lanjut Wagub Uu, ada 1500 tempat mangkal tersebar di Jawa Barat, dan itu tidak hanya berada di kawasan perkotaan.
Uu meminta, masyarakat tidak bisa hanya menghakimi dan mengacuhkan ODHA atau LSL, tetapi mereka harus dirangkul untuk bisa hidup bermasyarakat secara wajar.
"Ajak mereka bicara layaknya keluarga sehingga mereka tidak terjerumus pemikiran lebih parah seperti radikalisme. Jadi masalah LGBT, adalah masalah sentuhan hati. Kita harus merangkul," tutur Uu.
Menurutnya, cara menangani mereka tidak bisa hanya dengan pasal dan sanksi. Jangan cuma bilang haram atau mengancam pidana, kata dia.
"Ketuk dulu hatinya, baru sejukkan dengan pendidikan dan agama. Mereka kebanyakan pemuda, kalau dipaksa, akan berontak," lanjut Uu.
Uu pun mengatakan, saat ini ancaman negara kini bukan hanya turunya rasa nasionalisme dan kebangsaan, meningkatnya hedonisme dan konsumtivisme, namun juga bahaya seks bebas, narkoba, dan radikalisme serta musuh besar ini harus ditangani bersama.
.asbud/tn