TPS 3R Bagussantri |
JabarCeNNa.com, Banjar - Tim Konsultan Dirjen Ciptakarya Kementrian PUPR mengunjungi TPS 3R Bagussantri di Desa Rejasari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, Jumat, 7 September 2018.
Kunjungan tersebut dalam rangkaian program "Sanitasi Untuk Negeri" di lima provinsi Indonesia.
"Rapatkan Barisan, Satukan Tekad Untuk Indonesia Bebas Sampah 2020", merupakan moto dalam program tersebut.
TPS 3R Bagussantri mewakili Kota Banjar dalam hal pengelolaan pesampahan pada rangkaian kegiatan kementrian tersebut. Di Jawa Barat sendiri ada sekitar 10 lokasi yang dikunjungi, dan setelah Kota Banjar tim akan menuju Sumedang dalam agendan Sanimas.
"Rapatkan Barisan, Satukan Tekad Untuk Indonesia Bebas Sampah 2020", merupakan moto dalam program tersebut.
Kepala Bidang Kebersihan DLH Kota Banjar Eri K Wardana di sela-sela kegiatan mengatakan, pihaknya mengapresiasi kegiatan yang dilakukan Kementerian PUPR, dan tidak dapat menyembunyikan rasa syukurnya atas terpilihnya TPS Bagussantri sebagai salah satu TPS yang dikunjungi.
"Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini, dan Alhamdulillah, kami juga bangga sekali dengan TPS 3R Bangussantri yang menjadi salah satu lokasi yang dikunjungi. Mungkin ini karena kinerja pemilahan sampah di sini dinilai optimal sehingga dinilai sebagai sebuah keberhasilan TPS dalam mengelola sampah," ungkapnya.
Eri menambahkan, dengan momentum ini, mudah-mudahan bisa jadi satu preseden positif bagi masyarakat yang memotivasi masyarakat ntuk mengatasi permasalahan sampah di Kota Banjar.
TPS 3R Bagussantri sejak berdiri selalu konsisten dalam mengelola sampah. KSM Bagussatri yang terdiri dari 8 pemilah ini, melaksanaka proses pemilahan sampah yang ada di TPS untuk mengurangi jumlah sampah yang masuk Ke TPA.
"Pengelolaan sampah di TPS Bagussantri bisa mengurangi sampah sampai 40 persen, dan sisanya dikelola di TPA," imbuhnya
Dari hasil itu, Eri berharap peran masyarakat dalam pengelolaan sampah bisa maksimal, bukan hanya dinas atau para pemilah yang ada di masing-masing TPS yang berjibaku di sana, namun juga warga sekitar, setidaknya bisa merubah perilaku untuk menjaga pola hidup bersih dan sehat.
"artinya, paling sederhana masyarakat jangan buang sampah sembarangan," ucap Eri.
Eri pun menghimbau masyarakat baij di pemukiman, pertokoan, pasar, untuk menyimpan sampah di depan rumah untuk mempermudah pengakutan oleh armada pengangkut, baik yang motor roda atau gerobak dorong.
"Masyarakat kalau membuang sampah, simpan dalam sebuah wadah, lalu simpan di depan rumah, biar lebih mudah mengangkutnya, syukur-syukur sampah sudah dipisah antara organik, anorganik dan juga sampah lainya," harap Eri.
Semenstra itu Ketua KSM Bagussantri Abdul Kholik mengungangkapkan, dari hasil pemilahan sendiri, KSM Bagussantri bisa memeroduksi pupuk kompos yang bisa digunakan untuk bercocok tanam menggati pupuk kimia yang sering digunakan.
"Dari sampah organik yang dipilah, kami bisa memeroduksi kompos yang bisa digunakan untuk bercocok tanam, dan sudah kami kenalkan ke masyarakat sekitar TPS," jelas Kholik.
"Tanaman yang di halaman TPS itu menggunakan Kompos, banyak macamnya, baik sayuran dan buah-buahan," tambah Kholik.
Selain itu, kompos hasil produksi TPS juga sudah diperkenalkan kepada masyarakat luas, salah satunya KWT (Kelompok Wanita Tani).
"KWT sudah menggunakan Kompos hasil olahan sampah organik di TPS tersebut untuk bercocok tanam," terangnya.
Banyak manfaat yang bisa kita temukan dalam sampah, sampah yang dipilah kemudian diproses dan bisa dijadikan nilai ekonomi, kata dia.
"Sampah plastik bisa didaur ulang dan bisa juga menjadi karya seni melalui kerajinan. Hal seperti itu sudah dilaksanakan di TPS Bagussantri, dan hasilnya pun cukup memuaskan, akhir Kholik.
.ao/tn