JabarCeNNa.com Jakarta - Pemulangan Jemaah haji asal Jawa Barat sudah memasuki tahap gelombang 2, sampai saat ini sudah ada 63 kloter dengan jumlah Jemaah 25.304 yang kembali ke tempat asalnya.
Walaupun Jemaah haji sudah berada di tempat asalnya, tetapi kesehatan para hujaj dan hujajjah tersebut masih dipantau oleh Kementerian Kesehatan.
Hal ini terlihat pada saat Jemaah Haji memasuki ruang imigrasi di Bandara Internasional Soekarno Hatta, mereka diberikan kartu berwarna kuning yang merupakan Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji (K3JH).
Selain itu juga Kementerian Kesehatan melalui KKP menyediakan Thermal Scanner untuk mengukur suhu Jemaah haji yang baru datang.
Arab Saudi merupakan Negara yang memiliki penyakit edemis atau menular terutama MERS dan Meningitis.
“Maka sangat diharapkan kepada bapak dan ibu tetap menjaga kesehatan selama berada di kampung halaman karena masa inkubasi penyakit ini adalah 3 minggu. Apabila dalam 3 minggu bapak dan ibu tidak merasakan gejala seperti yang tertera pada kartu ini, maka kartu kuning ini diharapkan untuk dikembalikan pada Puskesmas setempat,” ucap Amanda salah satu pegawai KKP Kelas II Kota Bandung saat memberikan sosialisasi kepada Jemaah Haji di Aula Arafah Debarkasi Jabarta Bekasi, Sabtu 15 September 2018
Ditambahkan Suprihati selaku pegawai KKP Bandara Soekarno Hatta mengatakan Selain kartu K3JH, Kementerian Kesehatan juga sudah menyediakan alat pendeteksi suhu tubuh tanpa harus bersentuhan yaitu Thermal Scanner. Alat yang menggunakan kecanggihan infrared ini ditempatkan pada lorong kedatangan Jemaah haji pada saat menuju imigrasi.
“Ada 2 alat thermal scanner yang diletakkan pada ruangan ini, dipintu masuk awal masuk imigrasi dan didepan masuk imigrasi,” ujar Suprihati
Alat thermal scanner ini akan mendeteksi suhu tubuh Jemaah yang tinggi yang pengukurannya dari kepala, leher, tangan, dan kaki. “Apabila salah satu bagian tubuh tersebut berwarna merah, maka Jemaah tersebut berkemungkinan sedang tinggi suhunya dan langsung kita pisahkan dari yang lain untuk pengecekan suhu tubuh kembali,” terangnya.
Ia pun mengungkapkan bahwa suhu tubuh yang dicurigai adalah diatas 38⁰C. “Jadi alat ini merupakan salah satu bentuk pencegah awal masuknya virus yang dibawa daerah edemis seperti Ebola, MERS, Meningitis.
Apabila ada Jemaah yang memiliki gejala yang dimaksud maka Jemaah tersebut akan langsung ditindaklanjuti dan diisolasi dari yang lainnya agar tidak menular,” tuturnya
.iy