JabarCeNNa.com, Garut - Sebanyak 8.000 guru honorer SD dan SMP di Kabupaten Garut, Jabar, akan melanjutkan aksi mogok mengajar yang puncaknya akan digelar besok, Senin, 17 September 2018.
Aksi besok adalah rangkaian jihad para guru honorer yang tergabung dalam Forum Aliansi Guru dan Karyawan (FAGAR) yang didukung Pesatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Garut. Aksi mogok mengajar telah dilakukan kemarin, Sabtu (15/9).
Ketua Umum FAGAR Cecep Kurniadi mengungkapkan, pihaknya telah memerintahkan para guru honorer untuk lanjut mogok mengajar besok.
"Saya sudah instruksikan. Dan aksi mogok mengajar ini juga mendapat dukungan dari PGRI dan para guru PNS," kata Cecep di Garut, Minggu (16/9).
Aksi "Jihad para Guru Honorer" ini rencananya pun akan berlanjut hingga ke hari Selasa (18/9).
"Aksi Jihad ini akan lanjut ke hari Selasa dan akan ada aksi solidaritas dari rekan-rekan PGRI," imbuh Cecep.
Aksi ini digelar para guru honorer di Kabupaten Garut bertepatan akan diselenggarakanya tes CPNS, dimana Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (Menpan RB) hanya mampu mengakomodir sebanyak 12.883 guru honorer K2. Sementara data menunjukan jumlah tenaga guru honorer mencapai 1.095.000, dengan rincian K1, sebanyak 900 ribu dan K2 sebanyak 195 ribu.
Namun begitu, aksi guru honorer di Garut juga dipicu sikap arogan dari Plt Kadis Pendidikan Kabupaten Garut Djajat Darajat yang mengatakan guru honorer ilegal dan tidak boleh mengisi buku laporan pendidikan.
"Kami ingin menunjukkan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Garut kalau selama ini yang mengisi tugas guru PNS ya kami honorer ini. Sayangnya kami dinilai tenaga ilegal," kesal Cecep.
Cecep pun mendesak Dinas Pendidikan secepatnya melegalkan para guru honorer dengan bentuk SK Penetapan dari bupati.
“Bertahun-tahun kami mengabdi mengajar dan mendidik anak bangsa tapi malah dianggap ilegal, dan tidak sah mengisi nilai. Kami buktikan kalau guru honorer itu perannya sangat penting. Baru sehari kami mogok, kondisi anak-anak sudah seperti itu,” tukasnya.
.ao/tn