Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Irman Sugema |
JABARCENNA.COM, Bandung - Ratusan driver ojek online (Ojol) lakukan Aksi Demo di depan Kantor Gojek Bandung, Jalan Kiaracondong No 372A, Binong, Batununggal, Kamis, 30 Agustus 2018.
Aksi demo dilakukan diduga karena belum dipenuhinya sejumlah tuntutan para driver Ojol oleh pihak Go-jek Indonesia.
Puluhan polisi sudah berjaga di depan Kantor Gojek dengan persenjataan lengkap serta kendaraan roda dua maupun roda empat milik kepolisian sudah berjaga di area kantor Gojek untuk mengamankan aksi tersebut.
Kapolrestabes Bandung, Kombes Irman Sugema juga nampak turun langsung meninjau aksi yang dilakukan para driver Ojol tersebut.
"Pada prinsipnya kami mengamankan, ya, agar mereka yang ingin menyalurkan aspirasi dapat meyalurkanya dengan baik, dan juga tidak sampai mengganggu aktivitas masyarakat lainya," kata Irman.
Sementara itu Ketua Organisasi Angkutan Sewa Khusus Indonesia (Oraski) Adrian mengatakan, aksi ini dilakukan komunitasnya, salah satunya disebabkan belum diperhatikanya keselamatan dan kesejahteraan para mitra atau para driver oleh pihak Go-jek Indonesia.
"Ini sebenarnya tuntutan lama. Bukan tuntutan yang baru," tegas Adrain kepada awak media.
Adrian lalu menyebut satu diantara kasus yang ada yakni kasus di daerah Cikoneng beberapa waktu silam, adanya intimidasi, penganiayaan dan pengerusakan kepada driver dan kendaraannya. Namun, pihak Go-jek Indonesia tidak ada memberikan santunan apapun kepada korban yang notabene merupakan mitranya.
"Contoh kasus di Cikoneng tempo hari itu tidak ada santunan dari pihak Gojek sama sekali, lalu diberbagai daerah ada intimidasi dan itu persoalannya di selesaikan oleh komunitas2 driver," ungkapnya.
Selanjutnya, Adrian menambahkan pihaknya sangat kecewa dengan PT Gojek Indonesia dan menegaskan akan melakukan aksi setiap minggunya jika tuntutannya tidak dipenuhi.
"Kami akan melakukan aksi ini tiap Minggu sampai mereka betul-betul memenuhi tuntutan kita, karena ini tuh tuntutan lama dan belum ada respon," pungkasnya.
Adrian pun menyebutkan 11 tuntutan dari driver online :
1. Penyesuaian tarif Rp.3000/km untuk Goride dan Rp.5.500.- /km untuk Gocar nett setelah di lakukan pemotongan.*
2. Kembalikan Fee pemotongan persentase ke angka 10% dari sebelumnya 20%.(beban atas biaya pajak, dsb sudah termasuk komponen yang dihitung ke dalamnya)*
3. Menghentikan penerimaan talent /crew driver perseorangan ataupun melalui badan usaha.
4. Menolak kebijakan menunjuk, mengarahkan, himbauan kepada driver utk bergabung ke dalam koperasi ataupun badan usaha apapun secara langsung ataupun tidak langsung. Juga menolak keberadaan stand, banner promosi di setiap kantor perwakilan aplikasi sebagai wujud dukungan terhadap driver individu yang mandiri.
5. Mengembalikan penghitungan insentif tanpa melihat asal domisili aplikasi driver.*
6. Mengembalikan sistem penjemputan ke jarak terdekat. Menghilangkan sistem random
7. Jaminan Asuransi atas jiwa dan unit kendaraan Serta Santunan Yang Jelas di Setiap Kejadian dan keadaan untuk Driver R2 & R4.
8. Biaya atas Asuransi Jiwa Dan Pertanggungan juga Santunan menjadi komponen wajib Dalam penghitungan Tarif R2 & R4.
9. Kembalikan penghitungan Insentif / bonus ke awal tanpa mempengaruhi standard tarif minimal yang diminta Atau Naikkan Tarif 20% di bawah Tarif Taksi Konvensional Agar Kehidupan Driver Online Dapat Sejahtera Dan Menikmati Hasil Jerih Payah Yang Baik Dari Setiap Usaha
10. Perwakilan Perusahaan Aplikasi Di Daerah Harus menjadi Perusahaan Aplikasi yang mempunyai kewenangan dan cakap juga mampu membuat keputusan sehingga tidak ada lagi bentuk melempar tanggung jawab di setiap persoalan yang terjadi di daerah.. Perusahaan aplikasi di daerah wajib tau dan menampilkan sosok nya sebagai representatif perwakilan pusat. Tidak ada lagi Driver online yang merasa di rugikan secara waktu, materi dan sebagainya.
11. Segala Kebijakan yang di keluarkan harus bersifat Win Win Solution sehingga terjalin sebuah hubungan kerjasama yang baik antara perusahaan transportasi dan driver online.
.asep/tn