JABARCENNA.COM | Portal Berita Jabar Katanya

Nur Jamaludin Subkor Penyehatan Lingkungan DPUTR Kuningan

KUNINGAN | JABARCENNA.COM,- Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Sanitasi 2024 yang bersumber dari anggaran pusat yang digelontorkan kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Kuningan dalam pelaksanaannya berjalan sesuai juklak-juknis.

Program DAK Sanitasi yang diperuntukan untuk pembuatan septitank hal ini dilakukan guna menurunkan angka stunting di kab Kuningan dan menuntaskan praktek BABS (buang air besar sembarangan) yang terjadi di masyarakat. Untuk jumlah pengalokasikannya itu dialokasikan kepada 21 KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat.red) yang tersebar di beberapa wilayah Kuningan.

Dikatakan Nur Jamaludin, "sejauh ini kegiatan berjalan lancar sesuai rencana kegiatan, seperti halnya aturan juklak juknisnya yang ada. Kalau dilihat dari progres pekerjaan yang ada sejauh ini sudah mencapai sekitar 75 persen." Ucapnya, Selasa 19 November 2024.

Dan untuk besaran anggaran yang diterima oleh penerimaan manfaat sebesar Rp.7 juta per unit septitank. Pelaksanaan program tersebut dilakukan menggunakan sistem swakelola tipe IV dan dialokasikan di 21 KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) yang ada di Kabupaten Kuningan, tuturnya

"Sesuai amanat Pimpinan bahwa kita akan terus berusaha maksimal dalam menjalankan program ini mengingat program ini harus berjalan dengan baik sebagaimana apa yang disampaikan pak kadis dan pak Kabid" Kata  Subkor Penyehatan Lingkungan DPUTR Kuningan ini.

Kedepan dengan adanya program Sanitasi ini diharapakan masyarakat bisa melakukan pola hidup bersih dan sehat. Tidak hanya itu kabupaten Kuningan juga sesuai dengan target zero stunting. Pungkasnya (Iwan/Ang)


KUNINGAN | JABARCENNA.COM,- Pendukung pasang calon (Paslon) Nomor 03 Yanuar Prihatin – Udin Kusnaedi, murka menerima broadcast WhatsApp (WA) dari Abah Aom Ketua PBNU juga pendukung 01 Dian Rahmat Yanuar – Tuti Andriani. Pasalnya, isi broadcast tersebut dianggap mengandung unsur suku, agama dan ras (Sara). Padahal semua calon beragama Islam.

Kemarahan ini dikarenakan organisasi massa (Ormas) keagamaan terbesar di Indonesia itu diketaui oleh Abah Aom. Seharusnya sebagai pimpinan organisasi terbesar itu tidak mengeluarkan provokasi atau menilai hal yang tidak patut berdasarkan Sholat dan Ibadah. Sebab hal itu sangat sensitif, apalagi dibawa ke politik praktis.

Haris, SH., salah seorang pengacara juga pendukung 03 menyampaikan bahwa point yang tidak memiliki adab yakni kedua. Penggalan kalimatnya …. Agar pemenangnya tetap kader NU dan asih nampak sevagai tokoh yang suka melakukan solat dan taat beribadah. Penggalan kalimat ini memiliki konotasi lain.

“Pa Yanuar dan Pa Udin oleh Abah Aom dianggap atau dinilai bukan sosok yang tepat sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kuningan karena dituduh bukan kader NU. Juga menuduh tidak melaksanakan solat dan taat beribadah. Itu ucapan sangat kejam terhadap Pa Yanuar dan Pa Udin. Sebab keduanya beragama Islam,” ucap Haris dengan nada tinggi.

Lanjutnya Ia berkata, “ucapan seperti tidak pantas ke luar dari seorang tokoh, panutan dan pemimpin Nahdatul Ulama terbesar di Indonesia. Seharusnya Abah Aom sebagai pemimpin umat, mengajak umat Islam untuk tabayun, dan mengedapan sendi-sendi kesilaman yang rahmatan lil alamin, bukan sebaliknya.”

Pihkanya pun menyayangkan broadcast itu dan tersebar di tengah-tengah masyarakat. Biarkan berkompetisi dalam Pilkada secara baik dan benar sesuai proses demokrasi. Toh pilihan warga masyarakat adalah hak individu untuk memilih atau mendukung calonnya. Bukan urusan lain, masalah menang atau kalah itu urusan nasib mereka.

“Point lain yang saya soroti adalah daripada bertahan di 03 kemudian kalah tidak jadi apa-apa. Poin ini menunjukan bahwa tahta, harta dan wanita (3T) ini jadi rujukan Abah Aom dalam mendukung Dian-Tuti. Bukan berdasarkan hati nurani, bukan berdasarkan kepentingan lebih luas yakni masyarakat Kab. Kuningan yang sejahtera,” pungkasnya. (Dedi J)


KUNINGAN | JABARCENNA.COM,- Himpunan Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Universitas Islam Al Ihya (Unisa) Kuningan sukses menggelar Public Relations Workshop bertema “Speak to Inspire & Influence: Cara Membangun Impact melalui Public Speaking dan Kehumasan”. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Kampus 1 Unisa Kuningan dan dihadiri oleh mahasiswa Unisa serta perwakilan siswa SMA di Kabupaten Kuningan. (16/11/2024)

Workshop ini menghadirkan tiga narasumber berkompeten di bidangnya, yakni Yogi Nur Adha Gemilang, S.Ant., Nana Suhendra, M.Pd., dan Abdul Jalil Hermawan, M.I.Kom. Ketiganya berbagi ilmu dan pengalaman seputar dunia public speaking, kehumasan, dan jurnalistik.

Nana Suhendra, M.Pd dari Diskominfo Kabupaten Kuningan menyampaikan materi Peranan Kehumasan dalam Membangun Kepercayaan Publik.


Ia menjelaskan bahwa kehumasan memiliki peran penting untuk menjaga marwah organisasi dengan membangun citra positif, mengelola Informasi yang efektif dan efisien melalui ruang digital sehingga mudah diakses, menerima layanan aspirasi dan aduan dan penghubung antara individu, lembaga dan masyarakat.

Selain itu, Nana menyebutkan bahwa Kehumasan dalam lembah publik tidak lepas dengan peraturan perundang undangan, meliputi UU Keterbukaan Informasi Publik, UU Pers, UU Penyiaran dan UU Informasi Transaksi Elektronik (ITE).

Sesi kedua dibawakan oleh Yogi Nur Gumilang, S.Ant, dari Bagian Prokompim Setda, yang mengupas teknik-teknik Public Speaking. Ia menekankan pentingnya kemampuan berbicara di depan umum, baik untuk menyampaikan pesan secara efektif maupun membangun rasa percaya diri.


Sementara itu, Abdul Jalil Hermawan, M.I.Kom, memaparkan materi Media Sosial : Cara baru speak up salah satunya melalui Video dan Live Streaming: Konten video, baik dalam bentuk postingan pendek (seperti TikTok atau Instagram Reels) atau siaran langsung (seperti Instagram Live atau YouTube Live).

“Dan termasuk Podcast memberi peluang lebih besar untuk menyampaikan pesan dengan cara yang lebih personal dan mengena. Bisa berbagi pengalaman, wawasan, atau opini secara langsung dengan audiens,” jelasnya.

Ketua Himpunan Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam UNISA, Angga Sulistiono, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan memberikan wawasan kepada mahasiswa dan siswa tentang pentingnya kehumasan dan kemampuan komunikasi publik, serta pemanfaatan Ruang Digital di Media Sosial.


“Kami berharap workshop ini dapat menginspirasi peserta untuk mengembangkan kemampuan komunikasi mereka, sehingga mampu memberikan kemanfaatan sebagai bekal dalam berorganisasi dan kehidupan bermasyarakat,” ungkap Angga.

Angga menambahkan para peserta menunjukkan antusiasmenya sepanjang acara. Mereka tidak hanya menyimak paparan materi, tetapi juga aktif berdiskusi, bertanya langsung kepada para pemateri dan juga praktik dari tiap materi yang telah disampaikan. Semangat ini menunjukkan minat besar terhadap pengembangan kemampuan komunikasi dan kehumasan, yang menjadi kebutuhan penting di era digital.

Dengan terselenggaranya acara ini, Unisa Kuningan menunjukkan komitmennya dalam membentuk mahasiswa yang tidak hanya cakap secara akademik, tetapi juga mampu memberikan kontribusi nyata di masyarakat melalui keterampilan komunikasi. (ANG)


KUNINGAN | JABARCENNA.COM,- Menjelang masa tenang yang beberapa hari di muka, dinamika politik di Kab. Kuningan semakin panas. Pola penggiringan massa pun betul-betul berubah seratus delapan puluh derajat. Semula hanya mengandalkan pertemuan tatap muka, sekarang melakukan penggiringan opini di jejaring watch app (WA) yang tidak sehat.

Pola penggiringan opini yang dilakukan Paslon 01 dan 03 hampir sama menggunakan instrumen survey yang tidak jelas lembaga survey-nya maupun kapan dilaksanakan. Penggiringan opini tersebut dianggap sesat dan cenderng mengadudomba. Hal ini dianggap black campaign yang melanggar etika berdemokrasi.

Pada unggahan WA yang diterima pewarta dari Paslon 01 ditengarai dibroadcast oleh pendukung 01 atas nama Abah Aom yang isinya menyampaikan lima poin dan ditujukan kepada pendukung Paslon 03.

“Perlu saya sampaikan pada teman-teman pendukung 03, ini kenyataannya,” tulis Abah Aom dalam broadcast WA-nya.

Data survey sudah menunjukan 01 unggul jauh. Sehingga mau apapun yang terjadi maka yang akan menang tetap 01. Paslon 03, sulit mengejarkarena masih di posisi 18 persen. Maka dari itu, sebaiknya bersatu agar pemenangan tetap kader NU dan masih nampak sebagai tokoh yang suka melakukan sholat dan taat beribadah.

Paslon 01 akan menyambut baik teman-teman pendukung 03 yang mau bergabung. Daripada bertahan di 03 kemudian kalah tidak jadi apa-apa, lebih baik bergabung untuk kemenangan rakyat Kuningan dengan semangat perubahan warna. Langkah bergabungnya ini merpakan langkah yang baik, bagi teman-teman pendukung 03.

“Ayo demi kemenganan kita, warga nahdiyin kalau terpecah 02 yang akan menang,” tutup broadcastnya.

Sedangkan broadcast WA dari Paslon 03 lebih santun tidak membawa-bawa persoalan solat dan ibadah. Hal ini menunjukan kematangan dalam berpolitik, tidak hantam kromo. Meski tetap menyudutkan Paslon 02.

Isi broadcast-nya yakni, “Setelah berjuang bersama dengan penuh keikhlasan, ketulusan, semangat dan kerja keras semua tim di berbagai lapisan. Akhirnya Paslon 0 3 Yanuar Prihatin - Udin Kusnedi berhasil menjadi Paslon yang paling kuat untuk memenangkan Pilkada Kuningan 2024.

“ Jarak selisih dukungan antara Paslon 0 3 dan Paslon 01 sangat tipis. Dengan Paslon 02 pun terpaut selisihnya tidak sampai dua digit. Dukungan pemilih terhadap Paslon No. 3 Yanuar -Udin naik meroket sejak debat kandidat. Sementara dukungan untuk Paslon 01 dan 02 cenderung stagnan, dan ada kemungkinan menurun,” tulisnya.

Terjadi lonjakan dukungan kepada Paslon No. 3 yang datang dari berbagai kelompok, komunitas, tokoh dan jaringan sebagai akibat menguatnya semangat dan gerakan perubahan di Kuningan yang terus menjalar ke semua lapisan masyarakat. Sebagian besar masyarakat saat ini sungguh-sungguh menghendaki perubahan nyata dalam nasib hidupnya: kesejahteraan dan pendapatannya ingin dan harus naik.

Sedangkan pendukung Paslon No. 3 di semua lini telah teruji untuk bekerja dengan tulus, ikhlas dan kerja keras yang luar biasa, dan mereka tidak mudah terbuai apalagi terpengaruh oleh berbagai berita palsu dan bohong yang dihembuskan pihak lain. Seluruh pendukungnya terbukti berjuang dengan cara yang baik, santun, berakhlak dan sesuai aturan, tidak menggunakan fasilitas pemerintah daerah apalagi memanfaatkan APBD atau keuangan daerah. (Dedi J)
Diberdayakan oleh Blogger.